"Halo.." suara di sebrang sana

Mata Laura mendadak berkaca-kaca. Itu suara Lisa, ibunya. Suara yg orang yg sangat ia rindu kan keberadaanya. Bibir Laura mendadak kelu.

"Halo? Siapa di sana?" Tanyanya lagi

Bram mengusap bahu Laura lembut membuat Laura tersadar. Ia mengerjap dan mengusap ujung matanya yg berair..

"I-ibu.." suara serak Laura membuat Bram geram. Entah apa yg dipikirkan ibu mertuanya saat mendengar suara parau gadisnya..

"L-laura! Itu kau nak? Ini Laura?" Tanyanya cepat

"Iya. Ini aku Bu.. aku Laura.."

Hening sejenak.. Laura mengernyit bingung

"Kemana saja kau! Aku mencarimu.. apa kau lupa kalau kau memiliki orang tua yg menunggu kabarmu? Apa kau sudah tidak sayang ibumu ini?! Kau melupakan kami?" Tanyanya dengan suara serak. Laura yakin kalau saat ini ibunya sedang menangis

"Ibu.."

"Pulang sekarang! Ibu akan memesankan tiket untukmu pulang!" Ucap ibunya tegas

Rahang Bram mengeras. Ini yg ia takuti.. dan tentu dia tidak akan membiarkan Laura pergi. Dengan sedikit kuat Bram menekan tubuh Laura ke dadanya. Ia memeluk tubuh gadis itu seakan ia tidak membiarkan Laura pulang..

"Ibu.."

"Tidak! Pulang sekarang nak! Kami merindukan mu.. kau tidak perlu menjelaskan apapun.." ucapan Laura terpotong lagi

"Ibu dengar aku.."

"Laura-"

"Ibu! Dengar aku!" Laura menjauhkan telpon nya sebentar dan menarik nafas perlahan

"Ponsel ku rusak. Aku kehilangan apapun yg ada di dalam nya. Disini aku baik-baik saja Bu. Aku sedang bekerja, dan tidak bisa di tinggal. Maafkan aku karna tidak sempat mengirim kabar.. aku merindukanmu. Aku mengingatmu dan tidak akan mungkin aku lupa pada keluarga ku"

Laura tentu sudah menduga ibunya akan bertanya seperti itu jadi ia sudah menyiapkan jawaban yg tepat walau berbohong. Mati matian Laura menahan tangisnya yg berada di ujung mata..

Bram menarik Laura lebih dalam mengecup pelipis gadisnya. Ia menarik dagu Laura dan menatap mata itu dalam penuh tekanan. Seolah Bram sedang berkata kalau Laura tidak boleh menangis.

"Laura.. kami merindukan mu. Kami khawatir disini.. pulang lah nak" ucap ibunya lirih

"Laura akan pulang Bu. Pasti pulang. Tapi tidak di waktu dekat ini.. maafkan aku" balas Laura lirih juga

"Kau baik-baik saja?" Suara bariton itu menyambut pendengaran Laura

Itu John, ayah nya. Rasanya Laura semakin ingin menangis karna merindukan pria tua itu. Laura sudah berjanji kalau ia akan pulang setelah tamat kuliah, tapi hingga saat ini Laura belum pulang.

"Aku baik, ayah"

"Dimana kau?" Tanya ayah nya

"Aku di rumah teman.."

"Ayah menghubungi David tapi ia bilang kau sudah lama tidak di apartemen. Kau berusaha berbohong padaku?" Tanya John dengan nada datar. Laura tau kalau ayahnya sedang menahan marah

David memang sudah mengenal keluarga setelah lima bulan mereka menjalin kasih. Sementara di sebelah Laura, Bram sudah mengepal tangannya karna mendengar nama David dari bibir ayah mertuanya.

Ia tidak rela saat mereka tau David tapi tidak mengenal Bram. Seperti nya Bram harus naik ke permukaan dan memperkenalkan dirinya sebagai calon suami Laura..

K I D N A P P E D ✓Where stories live. Discover now