17. Laman

876 60 1
                                    

__________

Jangan lupa vote, komen, follow dan share. Hal itu membuat aku semangat dan cepat update cerita.

__________

Nama Vetunus kembali menjadi perbincangan di kalangan dunia malam. Hal yang mereka bicarakan adalah tentang pemimpin mereka yang sudah membantai satu keluarga hingga mereka meninggal.

Salah satu laman internet mengunggah kasus pembunuhan itu dan menyangkut pautkan pemimpin Vetunus.

"Ini yang bikin gue nggak yakin buat ninggalin dunia gue!" Axel menggebrak meja yang ada di depannya.

"Ini hanya kebocoran tentang anak-anak yang kita suruh, Xel," ujar Rey.

"Ya." Axel menganggukkan kepalanya. "Gue tahu itu, Rey! Bodoh! Mereka bodoh! Kita harus apa sekarang?"

Rey, David, Marvel dan Vero diam. Tidak mengerti harus menjawab apa. Sama halnya dengan Axel, mereka juga tidak tahu haru bertindak apa.

Emosi Axel semakin naik ketika membaca artikel itu. Dia harus menghapus artikel itu sebelum polisi ataupun aparat lainnya melihat.

"Vid, lo retas artikel ini!" Kata Axel sambil melemparkan handphonenya ke arah David.

Dengan tangkas, David menangkap benda pipih yang menyala itu. "Yoi!"

"Siapa yang kalian suruh buat bunuh anggota keluarga itu?" Tanya Axel, nadanya naik satu oktaf.

"Henry, Jeno dan Betrand," jawab Rey cepat.

Axel membawa pistol kecilnya, menyembunyikannya di balik bajunya, kemudian cowok itu pergi dengan amarah yang masih belum redam.

"Gawat! Axel itu masih marah, anjir!" Kata David heboh.

"Kejar bego!" Panik Rey.

"Nggak bisa, gue harus retas laman ini dan hapus," kata David ikut panik.

"Bego! Vel, Ver, kejar cepet! Kalau dia marah satu dunia bisa mati!" Ujar Rey sambil berlari mengejar Axel.

🌙

Axel turun dari motor besarnya. Menatap bangunan tua yang menujulang tinggi. Cowok itu hendak berjalan masuk ke dalamnya.

"Axel!"

Axel menolehkan kepalanya dan mendapati Vira yang sedang berlari ke arahnya. Hal itu membuat Axel menaikkan kedua alisnya.

"Ngapain lo disini?" Tanya Axel.

"Banyak omong lo! Vetunus masuk di laman internet, bego!"

"Ya, gue tahu! Gue udah suruh David retas laman itu," jawab Axel.

Vira menatap Axel. "Xel, ini masalah pokokny ada di Jeno, Betrand dan Henry."

"Ya gue tahu."

Axel kemudian berjalan masuk ke dalam gedung itu. Diikuti dengan Vira di belakangnya yang ikut panik. Jika Vetunus di tangkap, itu artinya dia ikut di tangkap.

Axel dan Vira sampai di tepat di sebuah pintu. Axel menghela nafas kasar, rahangnya mengeras dan tangan cowok itu terkepal kuat. Pintu itu hancur dengan sekali tendangan.

Terlihat, Betrand, Jeno dan Henry sedang bermain kartu. Ketiganya langsung terkejut ketika melihat Axel.

"Bodoh!" Desis Axel, menatap tajam bak elang ke arah mereka bertiga.

Tepat saat itu juga Rey, Marvel dan Vero datang. Axel berjalan ke arah ketiga yang menjadi pusat amarahnya. "Bodoh! Kalian bodoh! Gue udah bayar lo mahal tapi lo bertiga masih bisa ninggalin jejak."

"Sorry, bos. Kita bertiga nggak sengaja, kita kurang teliti," kata Betrand.

"Mereka harus di beri hukuman agar mereka kapok, Xel," kata Vira yang ikut geram.

Axel tertawa ringan sambil berjalan memutari Betrand, Jeno dan Henry. "Gara-gara lo bertiga, Vetunus akan di buru oleh polisi dan gue nggak mau masuk penjara yang masalahnya ataupun kesalahannya bukan gue yang melakukan."

Badan Henry merinding mendengar penuturan Axel. "Biar kami bertiga yang menyerahkan ke polisi."

"Ti--" Axel yang hendak bicara jadi urung karena ucapannya di potong.

"Tidak bisa seperti itu!" Sahut Vira, cewek itu berjalan mendekati ketiganya. "Tiga algojo sudah menunggu kalian di maskar besar. Jika David tidak bisa meretas lama itu, besok pagi sekali kalian akan menyerahkan diri ke kantor polisi."

Axel mengangguk dengan senyum jahatnya. Tak sia-sia dia memiliki asisten seperti cewek yang ada di sebelahnya itu. Sayangnya dia sudah pindah sekolah.

"Bawa dia ke markas besar," kata Axel sambil menepuk bahu Rey.

Vira mematikan tablet yang di pegangnya kemudian berjalan di belakang Axel. Cewek itu berharap agar laman tentang Vetunus bisa di retas oleh David.

Axel menaiki motornya dan menyalakannya. Sebelum menjalankan motornya, dia menatap Vira yang juga menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Axel.

"Enggak." Vira nenggelengkan kepalanya singkat.

"Kenapa?" Tanya Axel lagi.

Vira menghela nafas. "Sudah waktunya kita meninggalkan ini semua. Kita terlalu dini untuk membentuk hal seperti ini, Xel."

Yang di katakan oleh cewek itu ada benarnya juga. Axel harus meninggalkan ini semua dan mulai fokus ke sekolah. Dia ingin semua ini berhenti.

"Lo masih boleh pimpin Vetunus, kita nggak bisa ninggalin Vetunus. Kita cuma ninggalin bisnis gelap ini, Xel."

"Lo bener," kata Axel kemudian cowok itu pergi.

Axel sudah membuat keputusan. Dia akan meninggalkan bisnisnya ini dan fokus sekolah serta fokus kepada geng motornya.

🌙

Zevanya sekarang berada di rumah Axel. Sehabis pulang sekolah, dia langsung ke rumah Axel untuk mengajari Axel.

Zevanya menatap Axel yang sedang mencoba mengerjakan soal yang di berinya. Raut wajah Axel terlihat serius karena mengerjakan soal itu.

"Selesai," kata Axel sambil menyerahkan bukunya ke arah Zevanya.

Zevanya mengambil buku milik Axel, membacanya dengan teliti, mengoreksi jawaban milik Axel. "Sudah benar, kak."

"Yes!" Axel tampak senang karena perkejaan yang di kerjakannya benar.

Zevanya tersenyum melihat Axel. Dia menutup buku milik Axel kemudian memberikannya kepada Axel. Cewek itu juga membereskan buku-buku, memasukkan ke dalam tas. Bersiap untuk pulang.

"Lo mau kemana?" Tanya Axel.

"Pulang, kak," jawab Zevanya.

"Jangan," cegah Axel. Zevanya menoleh ke arah Axel. "Jangan pulang dulu."

"Kenapa, Kak?"

"Lo...mau ke kafe sama gue?"

***

FOLLOW CPT!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

FOLLOW CPT!

Axel [My Love Badboy]Where stories live. Discover now