4. Depan kelas

1.6K 141 9
                                    

Zevanya melangkahkan kakinya dengan ragu menuju kelas Axel. Dia takut, kenapa juga dia harus yang menjadi guru les Axel?

"Permisi kak, saya mau cari Kak Axel." Kata Zevanya kepada salah satu cewek yang sedang berbicara.

Cewek itu menatap Zevanya dari atas hingga bawah. Zevanya melirik name tag cewek itu. Bunga Serena P.

"Lo yakin mau cari Axel?" Tanya Bunga.

Zevanya mengangguk. "Iya, Kak."

Bunga mengangguk kemudian berjalan ke dalam kelas. Memanggil Axel setelah itu keluar kembali.

Axel keluar dari kelas, tatapan dingin dan menusuk menyambut Zevanya yang berdiri di depan kelas. Axel menoleh ke sekitarnya, mengusir siapapun yang di sana dengan satu tatapan tajamnya.

"Ka..Ka..Kata bu Ya..Yan..ti bimbingan pel..ajaran di ganti besok, bukan minggu depan," jelas Zevanya cepat.

Axel mengangguk tidak peduli. Cowok itu menatap Zevanya dengan intens, dia benar-benar tahu siapa cewek yang ada di hadapannya itu.

Gue akan buat lo sengsara!

🌙

Zevanya masuk ke dalam rumah. Dia begitu lelah karena ada ekskul hari ini. Ekskul yang di ikutinya adalah ekskul fotografer, sebenarnya, dia tidak meminati ekskul itu. Tapi, karena ekskul itu adalah ekskul yang mencolok di SMA Darmandes, akhirnya pun dia ikut.

"Dari mana kamu?"

Zevanya menoleh lalu meneguk salivanya. Sarah dengan angkuh berjalan ke arahnya dengan pandangan tidak suka.

"Baru pulang sekolah, Mi. Tadi ada ekskul." Kata Zevanya jujur.

"Alasan!" Bentak Sarah. "Sekarang, kamu cuci piring dan baju yang kotor! Jangan lupa, sampai bersih! Jangan lupa nyapu juga!"

Zevanya mengangguk kemudian berjalan ke arah kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu, kembali turun ke bawah.

"ZEVANYA!"

Zevanya lari tergopoh-gopoh menghampiri ibu tirinya yang ada di taman.

"Kenapa, Mi?"

"SUDAH DI BILANG, SAYA BUKAN MAMI KAMU!" Bentak Sarah. Sarah menarik rambut Zevanya, mendorongnya ke taman hingga jatuh tersungkur. "KAMU LIHAT? BUNGA ANGGREK SAYA LAYU GARA-GARA KAMU TIDAK MENYIRAMNYA!" Sarah menyemprot tubuh Zevanya dengan air yang mengalir melalui slang.

"Ampun, Mi."

"BODOH! BUNGA ANGGREK ITU MAHAL HARGANYA, ZEVANYA! APA KAMU KUAT UNTUK GANTI?" Kemarahan Sarah semakin menjadi-jadi.

Zevanya kedinginan karena semprotan air masih mengenainya. Zevanya ingin menangis, memeluk papanya yang selalu baik kepadanya itu. Sekaligus, Zevanya ingin mengadu kepada Tuhan atas penderitaanya selama ini.

"Sudah, Nyonya. Kasihan Non Zeva." Bi Jumi tiba-tiba datang. ART yang sudah berumur kepala lima itu mencoba mengambil alih slang yang ada di tangan Sarah.

"JUMI! KAMU JANGAN IKUT CAMPUR! APA KAMU MAU GAJI KAMU SAYA POTONG, HAH?"

Bi Jumi hanya pasrah sambil menatap Zevanya dengan iba. Sejujurnya, wanita tua itu tidak kuat lagi melihat penderitaan Zevanya.

Axel [My Love Badboy]Where stories live. Discover now