Bagian 20.1

40 13 53
                                    

"Suddenly, your gaze I met."-- Not Alone, NCT 127

***

"Bentar..bentar lo pada disini dulu, gue ke lobby," ucap Randu sambil melangkahkan kakinya secara perlahan ke arah lobby.

Kira-kira dua jam lagi konser XHINE akan dimulai. Ketiga anak itu—Sera, Kalila, dan Randu, sudah siap menjalankan misi mereka untuk diam-diam pergi ke venue.

Saat ini Kalila dan Sera sedang jongkok di balik vas bunga besar untuk bersembunyi. Tudung jaket mereka sengaja di naikkan ke kepala sebagai bentuk penyamaran. Sedangkan Randu sudah lebih dahulu melangkah ke lobby hotel untuk melihat situasi.

"Eh ini bapak gocarnya udah di depan." Kalila masih sibuk menatap ponselnya. Jarinya sibuk mengetik pesan balasan kepada driver gocar yang ia pesan.

Kalila menggendong tas hitam yang lumayan besar. Randu tadi sempat mengoloknya persis seperti penjahat yang beneran kabur dari penjara.

"Lo bales minta tolong standby aja si bapaknya, biar ntar begitu sampe mobil langsung cabut."

Kalila menyatukan jari telunjuk dan jari jempolnya—membuat simbol "OK"

Dari depan hotel, Randu kembali dengan muka sumringah dan berjalan mendekati Sera dan Kalila.

"WEYY AMANN PAK SURYA MALAH MOLORR!!!"

Sera dan Kalila langsung panik. Suara Randu terlalu besar dan bisa saja malah menarik perhatian dari orang- orang di sekitar lobby. Mereka kompak menaruh jari di depan mulut—mengkode Randu untuk tidak berisik.

"Eh sorry..sorry kebiasaan teriak kalo sama Sera," ucap Randu kali ini lebih pelan.

"Ha?"

"Iya, kan Sera budeg."

"Hina terus aja gue, hinaaa."

"Udah ayo kita let's go? Drivernya udah siapkan?"

"Bentar-bentar, ini langsung lari ke depan aja gitu?" Kalila terlihat ragu.

Ya gimana ya, masalahnya ini sudah antara hidup dan mati bagi Kalila.

"Tenang-tenang, urutan majunya Randu dulu, lo, terus gue paling belakang."

"Anjayy kek mau fashion show."

"Lo mending diem aja deh! Buruan cek lagi!"

Randu mendecak, tapi kakinya tetap maju ke depan untuk mengecek situasi satu kali lagi. Randu kemudian melambai-lambaikan tangannya, tanda Kalila dan Sera sudah aman untuk masuk ke medan perang—lobby

"Mana sih pak Surya?" tanya Kalila sambil berbisik. Randu yang ada di depannya menunjuk kesatu arah dimana Pak Surya guru mereka sedang tertidur.

"Ssst udah buruan jalan." Sera mendorong Kalila maju. Posisi mereka kini udah setengah jalan menuju ke mobil yang sudah Kalila pesan.

Sebentar lagi untuk lepas dari misi rahasia ini.

"Aduh Kal jangan kenceng-kenceng dong." Randu mengaduh.

"Hah apanya??!"

"Jangan pegang tangan gue kenceng- kenceng gobs!!"

"DIEMM..." Sera lelah melihat Kalila dan Randu yang masih sempat-sempatnya berantem.

Sekarang Sera tahu rasanya jadi Kalila kalau ia dan Randu sedang beradu opini—bahasa halusnya.

Misi rahasia mereka pada malam itu sukses besar. Mereka sudah terbebas dari penjagaan Pak Surya.

Sapphire [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon