Bagian 27

24 7 7
                                    


"Aksa..."

Sore itu Aksa akhirnya kembali datang ke rumah Sera. Nenek Sera sangat bersemangat saat mengetahui Aksa datang kembali untuk mengunjungi cucunya walaupun tidak lama karena mereka harus pergi karena akan menghabiskan waktu berdua. Saat itu Aksa sedang menunggu Sera yang sedang berganti baju agar lebih nyaman untuk pergi dengannya. Mendengarkan namanya dipanggil, Aksa langsung menoleh ke arah Sera.

Cewek itu sudah mengganti seragamnya menjadi baju yang lebih sporty. Senyumnya terlihat jelas sambil berjalan menghampiri Aksa yang masih saja melihat ke arah dirinya. 

"Yuk berangkat!" ajakan Sera langsung menyadarkan Aksa yang sempat termenung.  

"Ah iya... saya mau pamit sekalian ijin ke nenek kamu dulu."

"Oke bentar ya, gue panggilin dulu." Sera langsung berjalan melewati Aksa dan menuju dapur. Tak menunggu berapa lama,nenek Sera langsung datang dengan tergopoh-gopoh dari dapur.

"Beneran mau langsung pergi ya, Aksanya?"

"Iya nek, Aksa ijin pergi sama Sera ya." Aksa langsung menghampiri nenek Sera dan merundukan tubuhnya untuk mempertemukan dahinya dengan punggung tangan sang nenek. 

"Iya... hati-hati." Nenek Sera terkekeh karena melihat Aksa yang kelewat sopan. "Jangan pulang terlalu malam, biar kamu juga bisa istirahat ya, Aksa." 

"Iya nek..."

"Aksa doang yang disuruh istirahat nih, nek?" Sera melempar candaannya sambil mengikuti Aksa yang sudah selesai berpamitan dengan neneknya. 

Nenek Sera tertawa sambil mencium kening cucunya, "kamu kalau dibilangin suka ngeyel sih. Apalagi kalau udah main PS sama Randu. Gak bakal mau tidur pasti."

Sera sedikit terkejut karena neneknya tiba-tiba membahas Randu. Randu memang sudah tidak bisa dipisahkan dari hidupnya, hal ini membuat ruang kosong itu hadir kembali saat Sera sadar bahwa sahabat terbaiknya itu tidak ada disini.

Sera sempat melihat raut wajah Aksa saat nama Randu disebut. Cowok itu langsung terlihat bergerak gusar. "Jalan dulu ya, nek..." ucap Aksa pada akhirnya.

"Iya... hati-hati ya!"

Aksa dan Sera langsung bergegas masuk ke dalam mobil manajer Aksa yang sudah menunggu pengendaranya. Sera sedikit terkejut saat Aksa terlihat berjalan mendahuluinya untuk membukakan Sera pintu. Seumur-umur, Sera tidak pernah mendapatkan perlakuan semanis ini. "T-thanks." Sera berucap sedikit terbata.

Aksa hanya menjawab Sera dengan senyuman, tangannya terangka di sela-sela atap mobil dan kepala Sera agar kepala cewek itu tidak terantuk. Sera masih mencoba menyembunyikan warna kemerahan di pipinya saat Aksa berjalan mengelilingi mobil dan masuk melalui pintu di seberang Sera. Dari tempatnya duduk, Sera bisa melihat batu berlian Aksa yang menunjukkan warna-warna campuran dengan dominan abu. Sera jadi terkekeh sendiri, rasanya tetap tidak sopan saat ia bisa mengerti perasaan cowok itu, tapi hal ini tetap saja lucu saat mengetahui bahwa Aksa sedikit cemburu saat ia dan neneknya membahas tentang Randu.

"Aksa..."panggil Sera pelan, dengan senyum cerah.

"Hmm?" sahut Aksa dingin.

Sera jadi gemas sendiri melihat wajah Aksa yang setengah sok cuek tapi yang setengahnya lagi tetap penasaran mengapa Sera memanggilnya. 

"Nih," ujar Sera sambil memberikan paper bag kecil yang dari tadi ia bawa. "Topi lo," jelas Sera saat melihat wajah Aksa yang kebingungan.

Tangan Aksa terulur untuk mengambil paper bag itu dan mengeluarkan isinya. Aksa tidak langsung memakainya, ia malah mencondongkan tubuhnya ke arah Sera dan memakaikan topi itu dengan pelan dan lembut layaknya mahkota.

Sapphire [END]Where stories live. Discover now