Bagian 33

22 6 0
                                    


Dari semua buku yang pernah Sera baca, salah satu favoritnya adalah buku Kalau Bulan Berwarna Biru milik Enid Bylthon. Mengisahkan dua kakak beradik yang terbangun di tengah malam dimana saat itu bulan menampakkan dirinya dengan warna biru yang indah. Saat itu siapapun mengatakan bahwa bulan berwarna biru hanya sebuah makna kiasan semata, tapi siapa sangka kedua bersaudara itu benar-benar menyaksikannya. Keajaiban pun mulai terjadi, mulai dari patung kelinci mereka yang tiba-tiba hidup dan membawa mereka ke sebuah negeri dongeng dimana mereka harus menyelamatkan seorang putri dan membuat mereka tenggelam dalam petualangan seru. 

Sera sangat suka dengan petualangan, membuatnya merasa lebih dewasa dan membuatnya lebih mandiri. Satu-satunya hal yang tidak Sera suka di dalam buku itu adalah semuanya berlangsung sementara. Begitu warna bulan berubah kembali menjadi kuning keemasan, keajaiban itu menghilang. Sera membenci kebahagiaan semu, membuatnya kesakitan apabila harus merasakan kehilangan yang terjadi dengan tiba-tiba. 

Tadi malam sebelum tidur, Sera berdoa supaya kesenangan yang ia rasakan sekarang bukanlah kesenangan semu melainkan rasa bahagia yang terjadi selamanya. Villa ini mempunyai tiga kamar dengan luas yang berbeda. Ada satu kamar paling kecil dengan satu bed berukuran queen size, satu kamar berukuran sedang dengan dua bed besar, dan satu lagi kamar yang paling besar dengan tiga bed sedang.

Sempat ada drama kecil dimana para cowok-cowok saling berebutan kamar mana yang ingin mereka tempati sedangkan Sera dan Kalila hanya memandangi mereka dengan lelah. Akhirnya supaya bisa membagi dengan adil, Kalila pun mengusulkan sebuah game dimana siapapun yang berhasil menandatangani kertas paling banyak akan menjadi pemenang. Tentu ini adalah akal-akalan kesempatan dalam kesempitan Kalila yang sudah membawa satu rim kertas demi mendapatkan tanda tangan milik XHINE. Hasilnya Ken yang juara satu, Aksa juara dua, Andhra juara tiga, Hezra juara empat dengan selisih satu poin dari Andhra, sedangkan Damian, Seth, Gavin mendapat posisi seri diperingkat ke lima. 

Akhirnya, Sera dan Kalila mengambil kamar yang paling kecil namun dengan pemandangan yang paling bagus. Ken, Aksa, dan Andhra mengambil kamar sedang karena terletak persis di depan kamar cewek-cewek (alasannya sih biar cewek-cewek ada yang menjaga, kata Aksa) dan sisanya dapat kamar yang paling besar namun tidak mendapat pemandangan, dan begitulah akhirnya waktu istirahat mereka dimulai. 

Sera terbangun saat sinar matahari lembut mulai membelai kulit wajahnya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh tetapi rasanya ada lem kuat yang membuat Sera kesulitan untuk membuka netranya. Sekitar sepuluh menit kemudian, Sera baru berhasil mengumpulkan nyawanya dan mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur. 

Sera tersenyum saat ia melihat Kalila yang masih terlelap dengan tumpukan kertas dan album yang sudah bertanda-tangan lengkap di atas nakas–Sera lega kalau ternyata semua ini bukan mimpi. 

Tak mau membuang kesempatan, Sera segera bangkit dan keluar kamar agar dia bisa menikmati pemandangan pagi yang jarang ia saksikan. 

Begitu ia keluar kamar, indera penciuman Sera menangkap aroma kopi yang bersautan dengan aroma manis layaknya vanila. 

"Ken?" panggil Sera saat dia menemukan sosok pria yang berdiri membelakanginya. Pria itu berdiri menghadap island kitchen dan terlihat sedang sibuk mengerjakan sesuatu.

"Eh hai? Happy birthday?" jawab Ken sambil menoleh ke arah Sera. Dari penampilan Ken, Sera tahu kalau Ken pasti juga baru bangun seperti dirinya. 


Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.
Sapphire [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora