8 || Jadi Salah Siapa?

45 15 6
                                    

Happy reading and anjoy💛

_______

Di rumah. Winda, ibu Xiyora. Tidak tenang menunggu anaknya yang tak kunjung pulang. Winda menghubungi Xiyora berdering tapi tidak ada respon sama sekali. Dan membuat Winda lebih kalut dan panik. Winda melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul delapan malam. Memang wajar anak sekolah pulang malam, tapi tidak untuk Xiyora saat ini.

"Xiyora ini sudah jam berapa nak, maafin bunda." Winda mulai menangis sambil menggenggam handphone ditangannya.

Winda menunggu kabar dari pihak sekolah. Pasalnya Winda tidak tau dimana tempat yang sering di kunjungi anak wanitanya itu. Winda semakin merasa buruk menjadi orang tua. Winda juga menelfon suaminya yang dinas diluar negri tapi tidak ada jawaban sama sekali juga.

_________

Pihak sekolah dan pengurus sekolah mencari Xiyora dengan mengelilingi sekolah. Memanggil manggil nama Xiyora yang tidak ada jawaban. Pengurus OSIS langsung mengabari kepala sekolah setelah mendapat pesan dari wali kelas sepuluh. Mereka langsung menuju ke tempat yang dimaksud, yaitu perpustakaan.

Sekilas mereka melihat cahaya galaxy di dalam perpustakaan lewat jendela. Mereka langsung membuka ruang perpustakaan yang terkunci itu. Dan melihat Xiyora yang tertidur miring sambil menghadap lampu galaxy mininya.

Kepala sekolah pun langsung menggoncang tubuh Xiyora pelan. "Nak... Xiyora." kepala sekolah menepuk-nepuk pelan pipi Xiyora. "Kabari keluarga Xiyora, dia sudah ketemu," pak kepala berteriak pada siapapun yang berada di perpustakaan.

"Baik pak," ucap ketua OSIS.

Xiyora merasa ada yang membangunkannya pun bergerak dan membuka matanya perlahan. Lalu mengambil posisi duduk.

"Kamu tidak apa-apa?" Pak kepala bertanya dengan panik. Xiyora hanya menganggukkan kepalanya tanda ia tidak apa-apa. "Bisa berdiri?"

Xiyora berdiri di bantu oleh pak kepala dan juga siswa wanita. Yang ia yakin adalah kakak kelasnya.

Ibu Xiyora langsung bergegas menuju ke sekolah ketika mendengar anaknya sudah ditemukan. Sedikit lega di hati Winda.
Winda berjalan tergesa-gesa di koridor menuju ruang UKS. "Hah, akhirnya. Kamu tidak apa-apa sayang? ada yang sakit? di mana? tunjukan sama bunda sayang," Winda mencerca bermacam pertanyaan pada Xiyora.

Xiyora memeluk bundanya dengan erat.
"Aku tidak apa apa bunda. Lihat sekarang aku bisa meluk bunda," Xiyora berkata untuk menenangkan bundanya.

Winda tersenyum dan mencium kening Xiyora sayang. "Maafkan bunda ya nak," Winda tersenyum dan memeluk Xiyora kembali.

Xiyora menunggu bundanya di dalam mobil sambil memeluk erat tasnya yang sudah di ambil oleh salah satu siswa tadi. Winda sedang berterimakasih pada pengurus sekolah dan siswa yang sudah membantunya mencarinya tadi.

Aku membuat masalah lagi. Dan merepotkan semua orang. Dan lagi lagi bundanya dibuat repot karenanya. Xiyora ingin menangis tetapi tertahan. Ia terlalu lelah untuk menangis lagi. Xiyora hanya memejamkan kepalanya dan menyenderkan kepalanya. Dan tapa Xiyora sadari bunda Xiyora sudah didalam mobil.

"Kata Pak Wira kepala sekolah. Waktu cek cctv, ada anak lelaki Bunda lupa tadi siapa namanya. Dia tahu kamu di dalam perpustakaan dan sempat berhadapan juga dengan kamu nak. Tapi dia tidak bantu kamu." Winda menoleh pada anaknya yang menunduk. Winda menghela nafas berat.

"Kalau kamu ada masalah cerita sama bunda. Kamu bertengkar sama anak lelaki itu? atau kamu kena bully?"

"Maaf bunda," Xiyora berkata lirih sambil air matanya menggenang.

Winda tersenyum lembut dan mengelus rambut Xiyora pelan. "Jadi kamu ada masalah dengan lelaki itu?"

Xiyora menoleh pada bundanya. Ia mengambil nafas perlahan lalu menceritakan semua awal kejadian pada bundanya. Winda pun mendengarkan dengan baik setiap ceritanya.

"Jadi begitu. Baiklah, nanti bunda akan telfon pihak sekolah. Untuk tidak mempermasalahkan ini besok."

Xiyora tersenyum tipis setelah mendengar perkataan bundanya tadi. Setidaknya itu membuat Xiyora tenang. Sampai rumah, Xiyora langsung membersihkan dirinya. Setelah kegiatan bersih bersihnya selesai, ia berbaring di sofa sambil menggenggam handphonenya. Sedari tadi telfon selalu bergetar, tapi tidak ia buka sama sekali.

"Banyak sekali pesan dan telfon."

Bunda panggilan tak terjawab 20
Sanu panggilan tak terjawab 6

"Sisanya nomer tak dikenal. Siapa ya? atau salah satu OSIS?"

Xiyora menghiraukan itu dan mengirim pesan pada Sanu. Agar wanita itu tidak menteleponya terus menerus. Setelah semuanya selesai, Xiyora menaruh Smartphonenya di atas meja belajar. Ia lelah dan ingin langsung tidur. Xiyora memejamkan matanya berusaha untuk melupakan kejadian tadi, ia merasa tidak enak dan takut untuk sekolah besok.

_______

Ekhm maaf sempet nge-ghosting sampe berbulan-bulan:). Kalau nggak di ingetin beberapa orang untuk up lagi mungkin bakal lupa kalau punya cerita xixixixi.

Ig:Roswpad

Im Not Cry (HIATUS)Where stories live. Discover now