12 || Ayah Untuk Kali Ini Saja

27 2 0
                                    

Happy Reading 💕

Notif vote dan komen kalian aku tunggu ^^

_______

Xiyora memegang erat tangan bundanya dengan tatapan kosong, seharusnya dirinya mencegah bundanya seperti biasa. Tetapi kenapa hari itu ia membiarkan bundanya begitu saja untuk pergi.

"Maafkan aku bunda, ini salahku." Xiyora meneteskan air matanya kembali. Penampilannya yang berantakan dan juga mata sembap.

Xiyora menoleh ke arah pintu keluar, orang suruhan ayahnya berdiri dengan tegap dari tadi malam. Dirinya tidak di bolehkan keluar karena ada wartawan yang masih berkeliaran di rumah sakit, tanpa ayahnya larang pun dirinya juga enggan menampakkan mukanya pada awak media. Namanya juga terlanjur jelek di media, Hartono tidak mengucapkan apa apa tentang Xiyora pada media.

Xiyora menguap dengan lebarnya, ia tidak tidur sama sekali sejak kemarin. Matanya terasa berat sekarang, menoleh pada jam dinding menunjukkan pukul sepuluh siang. Perlahan Xiyora merebahkan kepalanya di pinggir ranjang pasien bundanya, memejamkan matanya hingga kegelapan menyerangnya.

_______

"Xiyora ke mana? tumben jam segini belum dateng." Sanu membuka ponselnya dan mentelfonnya beberapa kali. "tidak aktif?" Sanu memandang ponselnya heran.

Sanu menyimpan ponselnya ketika wali kelasnya memasuki kelas.

"Selamat pagi anak anak," ucap wali kelas dan di jawab serentak oleh para murid.

"Ibu cuman ingin menyampaikan bahwa Xiyora izin cuti selama seminggu karena ada urusan mendesak pada keluarganya. Ibu sudah memberi tau para guru yang mengisi kelas ini, tapi ibu harap kalian mengingatkan guru jika mereka lupa. Hanya itu saja yang ibu ingin sampaikan, selamat belajar."

Kelas kembali ramai saat wali kelas keluar, mereka bertanya tanya tentang Xiyora yang izin dengan keterangan tidak jelas.

"Hah? kepentingan keluarga katanya. Emang boleh ya izin sampe seminggu gitu," ujar salah satu murid wanita.

"Iya ya, minimal izin kan 3 hari," timpal murid lain.

"Wali kelas juga sampai turun tangan gini, emang orang kaya bebas ya."

"Bukan urusan kalian juga, kalau memang mau izin sampe seminggu lebih ya sana ngehadep ke wali kelas," timpal Sanu. Murid murid yang tadi membicarakan Xiyora menatap Sanu tidak senang.

"Ck, lu temen deketnya aja nggak tau dia izin apaan. Yakin temen?"

Sanu berdiri geram berjalan menghampiri murid wanita itu, mencengkram kerah bajunya ke atas. "Ulangin ucapan lu tadi," gertak Sanu. "CEPET!" sentaknya.

"Hei kalian pagi pagi seperti ini sudah bertengkar, KEMBALI KE TEMPAT MASING MASING," Sanu melepas cekalannya ketika mendengar teriakan guru. Dengan berat hati Sanu melepasnya dan berjalan ke tempat duduknya dengan mata yang tetap tertuju pada gadis itu.

Murid itu mengomel tanpa suara pada Sanu dan melototinya, kegiatannya terhenti di saat guru itu menegur Sanu dan murid itu.

"Kalian masih murid baru di sini, Bapak harap kejadian tadi tidak terulang lagi. Terutama untuk kalian berdua, ingat ucapan bapak."

Waktu istirahat Sanu habiskan di kamar mandi sambil mengirim pesan pada Xiyora. "Ke mana lo Ra, kenapa nggak aktif sama sekali gini," ujar Sanu khawatir. "gue udah ngerasa cocok banget sama lo ra, gue nggak mau kehilangan temen lagi," ucap Sanu gelisah. Sanu dengan lemas keluar dari kamar mandi, hari ini tidak semangat sama sekali. Ditambah seminggu ke depan tidak ada Xiyora teman dekatnya.

Niko melihat sepupunya dengan raut aneh yang tidak biasanya mengerutkan dahi. "Woy San." Niko menepuk bahu Sanu pelan.

Sanu menoleh enggan pada Niko, dirinya terlalu malas untuk berbicara. "Hmm."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Im Not Cry (HIATUS)Where stories live. Discover now