30. [되든 안되든] - Hit Or Miss

351 33 21
                                    

Di dalam mobil, Jaejoong membubuhkan beberapa catatan kecil di buku saku kecilnya sambil menunggu Hyungwon yang membeli persediaan air minum dan beberapa roti di minimarket. Setelah menambahkan catatan terakhir dia mengetuk-ketukkan ujung pulpen yang telah ditutup ke permukaan halaman buku.

Dengan adanya dukungan dari divisi khusus dan surat perintah dan perjanjian resmi dari badan federal maka bukan hal yang tidak mungkin jika dia ingin menyeret Im Younghan dan Han Sangjin ke ranah pengadilan. Tetapi yang masih menjadi pertanyaan terbesarnya saat ini di mana sang eksekutor saat ini. Tetapi meski mereka sudah memiliki saksi tetapi mereka belum memiliki bukti kejahatan yang dilakukan oleh Im Younghan dan Han Sangjin. Mayat kelompok orang yang pernah mereka temukanpun tidak dapat menjadi bukti. Di TKP penyerangan juga mereka tidak menemukan apa pun. Jika dia ingin mengupas tuntas kasus ini, dia memerlukan bukti yang kuat, yaitu data-data yang disimpan oleh Kijong.

Jaejoong menoleh ketika pintu mobil terbuka dan Hyungwon kembali ke kursinya di balik kemudi setelah memberikan kantong plastik pada Jaejoong.

"Jadi?"

Hyungwon menoleh ke arah Jaejoong sambil memasang sabuk pengaman, menunggu polisi itu melanjutkan kalimatnya.

"Apakah kau tidak ingin memberitahuku detail rencana yang dia siapkan?"

"Ah." Hyungwon menyalakan mesin mobil. "Aku juga tidak tahu."

"Mwo?!" Suara Jaejoong meninggi, matanya lebar menatap namja anggota divisi khusus itu.

"Yang tahu detail dari rencananya hanya dia dan Tuan Lee." Mata Hyungwon fokus ke jalanan. "Menurutnya senakin sedikit orang yang tahu apa yang dia rencanakan maka kemungkinan untuk rencana gagal hanya sedikit atau hampir tidak mungkin."

"Dan kau sama sekali tidak meminta penjelasan dari atasanmu?"

Hyungwon menggeleng. "Tuan Lee memintaku untuk mengikuti perintah dan aku melakukannya."

"Tanpa ada rasa penasaran atau ragu?" Tanya Jaejoong dengan mata menyipit, penasaran.

"Hm. Yes." Hyungwon memutar kemudi mobil untuk berbelok. "Aku bekerja pada Tuan Lee dan dibayar untuk mematuhinya. Jadi tidak ada alasan bagiku untuk mengetahui detailnya."

Hyungwon berhenti sejenak lalu melanjutkan. "Kecuali jika perintah yang diberikan menyangkut orang-orang sekitarku."

"Seperti Kihyun?" Jaejoong menebak.

Jaejoong dapat melihat Hyungwon terkejut namun hanya sekilas dan itu segera berlalu. Dan mengetahui Hyungwon diam dia kembali menyuarakan pendapatnya.

"Mungkin kau berpikir aku hanya asal bicara atau ngelantur tapi aku tidak asal menebak karena aku melihatnya."

"Melihat?" Tanya Hyungwon tanpa menoleh pada Jaejoong.

"Saat kita bertemu pertama kali di sport center." Jaejoong membuka salah satu roti yang dia ambil dari kantung plastik lalu menggigitnya besar-besar. "Untuk orang yang baru pertama kali bertemu kau terlihat terlalu memfokuskan pandanganmu dan reaksimu jika menyangkut Kihyun."

"Oh. Kurasa aku harus semakin berhati-hati."

"Sebagai seorang detektif kriminal aku juga belajar tentang arti gerak tubuh dan mikro ekspresi." Jaejoong masih berbicara sambil memakan rotinya. "Awalnya itu hanya dugaan tapi aku mengkonfirmasinya barusan."

"Pantas Tuan Lee, meminta semua anggota divisi khusus untuk berhati-hati padamu. Sekarang aku semakin yakin jika kemampuanmu seharusnya tidak hanya berhenti sebagai seorang detektif kepolisian."

"Hahaha." Jaejoong tertawa ringan. "Kau dan Tuan Lee-mu itu terlalu memandang tinggi diriku."

"Not just me. But they too."

A MAN BEHIND THE MIRROR Where stories live. Discover now