10. [REBORN]

753 109 86
                                    

"Kau tidak menganggap akan menang mudah kan? Karena aku belum mulai

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.


"Kau tidak menganggap akan menang mudah kan? Karena aku belum mulai."

Baekho mengambil satu langkah mundur, memasang kakinya dalam posisi kuda-kuda yang lebih kuat ketika lawannya bergerak maju dengan sangat santai disertai sebuah seringai percaya diri dan juga berbahaya. Ia tidak tahu apa yang membuat lawannya itu bisa seketika memiliki tenaga yang besar, dua kali lipat daripada sebelumnya. Dan dari mana rasa percaya diri itu berasal, pikirnya.

Ia akui lawannya itu kuat, meski postur tubuh mereka jelas berbeda tetapi lawannya bisa mengimbangi kekuatannya dengan kecepatan dan kecermatan memanfaatkan sekitarnya entah untuk menghindar atau menyerang. Tapi sekarang ia merasa namja itu seperti orang lain.

"Hibur aku." Kata Haneul.

Baekho memasang kuda-kuda bertahan yang ia pelajari di beladiri judo, berdiri tegak dengan menekuk lutut dan merendahkan panggul lalu menumpukan berat badannyadi tengah. Ketika Haneul bergerak dengan zedikit serampangan menurutnya, ia memajukan kaki kanan, disertai gerakan tangan kanan mengikuti arah tubuh ke depan, jari-jarinya menekuk siap untuk mencengkram Haneul yang akan berbenturan dengannya.

Melihat posisi tubuh Baekho, Haneul menyunggingkan sudut bibirnya. Tepat beberapa centi di depan Baekho, memperkirakan posisi jarak tangan Baekho, ia merunduk dengan cepat bergerak masuk ke pertahanan Baekho. Ia merunduk serendah mungkin, tangannya menempel di lantai dan melontarkan tengangan ke atas, mengarah ke kepala Baekho.

Karena perkiraannya meleset, Baekho mengelinding ke belakang, membentur dinding menimbulkan bunyi yang teramat keras. Ketika membungkuk untuk berdiri, Baekho menerima hantaman keras di punggungnya dari kaki Haneul yang terbalut sepatu bot bersol, sampai-sampai Baekho tidak bisa berdiri tegak ataupun duduk.

"Never show your back to a tiger, dude." Ucap Haneul pongah.

Baekho mengerang kesakitan ketika punggungnya dihajar lagi oleh sepatu bot Haneul yang kini tertawa keras. Tawanya bagai tawa setan yang menggema di dalam kepala Baekho. Darah segar mengalir dari mulutnya.

DUAK!!!

Haneul menendang sisi kepala Baekho, membuat namja besar itu berguling lagi. Baekho mendengar dengingan di telinga kanannya, merasakan sesuatu yang hangat mengalir di sana.

"Inikah akhir hidupku." Pikirnya.

Tapi sebagian dirinya menolak untuk menyerah, menolak untuk kalah. Ada empat nyawa yang harus ia panggul di bahunya.

"Oh baiklah. Aku berlebihan." Ucap Haneul, lalu mengambil langkah mundur. "Kuberi waktu lima detik untuk berdiri."

"Satu..."

"Sial!!" Umpat Baekho dalam kepalanya.

Ia mencoba berdiri, seluruh tubuhnya gemetar.

"Dua."

A MAN BEHIND THE MIRROR Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum