2

1.4K 198 28
                                    


Dalam perjalanan ke markas, Yoochun membacakan latar belakang Yoo Kijong alias korban yang mereka temui tadi dari data nyang dikirim operator pusat mereka di laptop.

"Lahir dan besar di Goyang, Gyeonggi. Orangtuanya-keduanya guru- telah meninggal dunia. Satu adik laki-laki, Yoo Kihyun, lima tahun lebih muda. Tak ada catatan kriminal."

Mata Yoochun membulat. "Wow, dia ternyata seorang eksekutif akun senior di firma audit Seoul selama empat tahun terakhir. Dulu dia sempat kerja paruh waktu di kantornya yang sekarang. Sepertinya kerja magang saat kuliah."

"Rekomendasi?" Tanya Jaejoong dari balik kemudi.

"Sebentar."

Yoochun kembali membaca data.

"Ah, benar ia mendapatkan panggilan dari firma setelah lulus."

Jaejoong menelaah sambil berbelok memasuki parkiran basement markas. "Jadi kemungkinan ia menemukan rahasia klien besar itu terbuka lebar."

"Tapi kantornya memiliki reputasi yang baik."

"Tak berarti senua klien dan karyawab mereka seperti itu juga kan? Lagipula ini salah satu skenario."

Mereka parkir lalu berjalan menuju lift basement. "Pertama-tama kita harus mengetahui nama kekasihnya lebih dulu dari sang adik. Aku berharap korban menceritakan sesuatu perkara pekerjaan dan kehidupan pribadinya pada Kihyun. Tampaknya korban sudah menduga atau sudah bersiap untuk menghadapi masalah, yang tidak ingin dia laporkan atau belum dia putuskan untuk dilaporkan. Setidaknya pada polisi."

"Namun mungkin dia menceritakannya pada rekan kerja atau atasan, jika berhubungan dengan pekerjaan." Tambah Yoochun.

"Atau seorang teman." Imbuh Jaejoong kemudian.

Semakin tinggi mereka naik dalam lift, semakin banyak orang yang masuk. Jaejoong bisa mencium aroma sabun menthol dari seseorang yang baru akan piket, dan keringat dari orang yang baru menyelesaikan piket panjang.

"Persiapkan ruang wawancara," Jaejoong memulai. "Aku tidak mau bicara dengannya di ruang duduk. Terlalu banyak ganguan. Jika memerlukan konselor, dia bisa di dampingi salah satu petugas."

Jaejoong bergegas melintasi ruang detektif dan masuk ke dalam kantornya terlebih dahulu. Ia melepas jaket, lalu memeriksa alibi saksi. Yoo Kihyun mendarat di Seoul kemarin, lalu pergi bersama teman-temannya untuk minum-minum.

"Letnan Kim."

Jaejoong melirik ke arah Wonho, salah seorang detektif dalam satuannya yang baru bergabung setahun yang lalu, masih di bawah pelatihan dari Yoochun.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Anggota barunya itu memiliki postur tubuh seperti atlit angkat beban, dengan otot-otot menonjol hingga baju yang dikenakannya memiliki kesan kekecilan dan siap robek kapan saja. Tapi wajahnya memberi kesan yang berbeda, apa lagi jika dia tertawa. Ia bisa tertawa tanpa henti, seperti yang terjadi saat pesta kecil penyambutannya di satuan.

A MAN BEHIND THE MIRROR Where stories live. Discover now