1

3.8K 298 57
                                    

Jaejoong sedang bermimpi tentang jalanan gelap dan basah, ia berjalan sendirian sampai di persimpangan jalan ia melihat Yunho.

"Yunho!" Panggilnya dengan berseru.

Namja yang ia panggil menoleh sekilas, tersenyum, namun sedetik kemudian tubuh itu jatuh dengan darah yang membanjir.

Sinyal dari komunikator di tempat tidur membangunkannya dari mimpi itu. Ia bergidik, merinding.

"Ini operator, Letnan Kim Jaejoong. Temui petugas di Namdaemun, hunian area B2. Kemungkinan pembunuhan."

"Diterima. Hubungi Detektif Park Yoochun l. Aku segera ke sana."

"Dimengerti. Sambungan operator selesai."

Jaejoong melirik, melihat mata musang gelap Yunho terbuka dan menatapnya.

"Mianhae." Katanya.

"Bukan aku yang harus meninggalkan tempat tidur yang hangat pada pukul empat pagi."

"Kau benar. Seharusnya para penjahat harus diajari etika untuk membunuh pada waktu yang masuk akal."

Jaejoong bangkit dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi untuk mandi dengan sangat cepat. Di ambang pintu kamar mandi ia berhenti, menoleh ke arah Yunho yang memunggunginya saat memakai kaus longgar putihnya.

Kejadian di markas Haneul tiga setengah tahun yang lalu terasa seperti sebuah mimpi buruk belaka bagi semua orang. Tak ada yang mengungkitnya lagi di markas kepolisian atau di rumah. Tidak dengan Changmin atau Yunho dan juga Haneul. Susah dinalar tapi sekarang ia seperti memiliki dua kekasih dalam waktu yang sama, Yunho dan Haneul, dan tinggal satu atap. Sifat Yunho masih sama, Haneul pun juga tapi tak lagi memberikan aura menakutkan seperti dulu, menurut Jaejoong. Meski ia masih tidak biasa dengan pertukaran ke duanya yang mendadak dan tanpa pertanda.

Ketika Jaejoong keluar dalam keadaan telanjang dan hangat dari kamar mandi, Yunho sedang menyesap secangkir kopi.

"Kenapa tidak tidur lagi? Tidak mengantuk?"
"Aku sudah bangun." Sahutnya. "Dan lihat apa yang luput dari pandanganku jika aku kembali tidur."

Yunho mengecup bahu Jaejoong lalu memberikan secangkir kopi lain yang ia buat untuk Jaejoong.

"Kopi kental tanpa gula." Katanya membanggakan dirinya gang tahu apa kebutuhan Jaejoong.

"Gumawo."

Jaejoong membawa cangkir kopi ke lemari pakaian, lalu mengenakan pakaian. Karena ia pikir cuaca di luar akan sangat dingin, ia beralih menuju lemari besar dan menarik satu baju rajut yang lumayan tebal untuk dikenakan di luar kemeja, di bawah jaket. Saat mematut dirinya di kaca besar, ia teringat lagi mimpinya tadi.

"Jika itu sebuah pertanda. Apa yang bisa aku lakukan?"

"Apa kau mungkin sedang menyembunyikan sesuatu dariku?"

"Tidak. Menyembunyikan..." Yunho menurunkan cangkir dan menatapnya binggung.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A MAN BEHIND THE MIRROR Where stories live. Discover now