66

32.2K 1.5K 69
                                    

Perjuangan tidak melulu soal maju dan menyerang. Terkadang juga soal berdiri dan bertahan.
-Fiersa Besari

Jangan lupa vote sebelum baca!
Harap maklum kalau ada typo!!
Happu reading :*

"Aku denger kamu maksa bang Arsen untuk bawa Dela ke polisi" ujar Keysa langsung saat melihat Gara yang baru saja masuk ke ruangannya.

"Maksud kamu?" Gara mengerutkan keningnya bingung. Ia bukan tidak tau apa maksud Keysa, ia tau tapi ia sangat malas jika lagi lagi di paksa membahas perihal itu karna ia yakin Keysa berada di pihak Arsen sekarang.

"Gak usah pura pura bodoh Gar! Aku yakin kamu paham"

"Ya terus mau kamu apa?"

"Aku mau kamu cabut semua tuntutannya Dela!" Keysa menatap intens Gara di hadapannya. Tubuhnya ia tegakkan saat Gara berjalan ke arahnya.

"Dia gak bisa gitu aja bebas dari hukum Key! Apa yang dia lakuin ke kamu itu udah main main sama nyawa! Bukan cuma nyawa kamu! Tapi nyawa anak anak kita juga!" Gara menaikkan nada bicaranya. Ia kesal, sungguh. Ia melakukan ini kan untuk Keysa, ia melaporkan Dela juga untuk Keysa. Tapi kenapa Keysa malah membela Dela?.

"Gar! Kan sekarang aku udah baik baik aja. Lagian papa lagi sakit, aku gak mau papa tambah sakit karna denger berita ini Gar" Keysa ikut menaikkan nada bicaranya. Tangannya meremas erat selimut yang ia pakai, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya membuat penglihatannya memburam.

"Ya sekarang kamu baik baik aja karna aku sama bang Arsen dateng cepet. Coba kalo aku atau pun orang lain gak ada yang tau! Gimana nasib kamu sama anak anak kita sekarang?"

Keysa terdiam mendengar pertanyaan yang Gara lontarkan, mulutnya terkatup rapat. Gara tidak salah, Gara benar tentang itu semua. Bagaimana jika dirinya terlambat di tolong? Keysa yakin ia dan anak anaknya hanya tinggal nama sekarang. Keysa juga bukan tak mau membuat Dela mendapatkan hukuman tapi ia hanya tak mau memperburuk keadaan keluarganya sekarang.

"Aku paham kamu mau ngelindungin papa kamu, tapi aku mohon.... Kali ini ikutin apa mau aku! Toh aku ngelakuin ini juga untuk kamu Key, gak ada yang lain. Aku gak mau Dela ngeganggu kamu, bukan cuma kamu tapi si kembar juga." Ujar Gara pelan. Ia tau jika Keysa sedang tertekan sekarang, Gara paham Keysa hanya melindungi keluarganya. Tapi hukum tetap hukum, jika orang salah tak pernah mendapat hukum maka selamanya orang itu akan selalu menjadi penjahat.

"Tapi Gar.... Aku gak mau papa kenapa kenapa. Aku gak memperburuk keadaan keluarga aku Gar, hiks.  Kasian bang Arsen sama papa" Keysa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Kita bicarain pelan pelan sama papa kamu ya? Aku janji kalo papa kamu gak setuju akan aku tunda sampe keadaan papa dan keluarga kamu membaik" Gara berujar lembut dengan tangan yang setia mengelus puncak kepala Keysa. Keysa selalu saja begini, mementingkan keadaan orang lain di banding keadannya. Mengalah untuk orang lain walaupun orang lain mengambil hak nya.

"Udah dong jangan nangis! Masa udah jadi mama tapi masih cengeng"

Keysa menatap tajam ke arah Gara "siapa yang kamu panggil cengeng, hah? Aku gak nangis kok" Keysa berujar ketus seraya mengelap air mata yang masih saja mengalir dari kedua matanya.

"Udah jangan pura pura. Sini sini aku peluk" Gara merentangkan tangannya yang langsung di sambut pelukan oleh Keysa "maaf aku bentak bentak kamu,hiks" Keysa kembali terisak dengan tangan yang mencengkram kemeja yang Gara pakai. Sudah Gara  bilangkan Keysa selalu mementingkan orang lain. Lihat saja sekarang Keysa malah menangis karna membentak Gara padahal tadi juga Gara membentak dia.

Why Should I (COMPLETE) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang