"Kau bosan karena tidak ada Sooji imo disini, ya kan?"

"Ish.. anak ini." Myungsoo sempat memberikan lirikan tajam pada Sarang yang sayangnya sama sekali tak digubris keponakannya tersebut. "Tapi kau ada benarnya. Harusnya saat ini aku menjemputnya. Tapi aku harus membatalkannya karena acara makan malam ini."

"Kenapa tidak kau ajak saja Sooji imo makan malam dengan kita sekarang? Aku yakin kalau kakek dan ibu sama sekali tidak keberatan jika Sooji imo bergabung dengan kita."

"Sudah kulakukan sebelum kau mengatakannya, anak kecil. Tapi dia bilang dia tidak bisa. Dia sudah ada janji makan malam dengan keluarganya." Myungsoo ikut menghela nafas seperti Sarang sebelumnya.

Tak lama kemudian Myungsoo beranjak pergi menghampiri sang Kakek yang memanggilnya untuk mengecek rooftop. Rencananya setelah makan malam, mereka akan berbincang santai di rooftop sambil menikmati langit malam. Tinggallah Sarang sendirian lagi. Kali ini Sarang tak lagi bosan seperti sebelumnya, karena otak kecilnya sibuk memikirkan sesuatu hingga dahinya berkerut. Ada yang aneh disini.

******

"Masih berapa lama lagi pak?"

"Sekitar 10menit Nona. Kita sudah hampir sampai."

Sooji mengangguk mendengar ucapan sopir taksi. Dia melakukan kebodohan yang sangat besar dengan pulang terlambat hari ini. Semua itu karena dia terlaku fokus untuk membuat sketsa desain dekorasi untuk acara ulangtahun Ganghan Company. Tanpa sadar dia menghabiskan waktu lebih dari lima jam dan membuatnya terlambat dua jam dari jam seharusnya dia pulang.

Nanti dia harus siap menerima omelan dari seluruh keluarganya karena datang terlambat. Saat ini sudah pukul 18.10 KST, yang artinya dia sudah terlambat sepuluh menit dari jam yang telah disepakati. Sementara masih membutuhkan waktu sepuluh menit lagi untuk tiba disana. Dia hanya berharap keterlambatannya tidak akan mempengaruhi kerja sama antara perusahaan ayahnya dengan rekannya itu.

Di depan restoran, Soomi berdiri sembari menenteng paper bag berwarna putih. Dia sengaja menunggu Sooji tiba untuk memberikan gaun yang sudah disiapkannya untuk sang adik.

Soomi sendiri terlihat sangat anggun dengan gaun berwarna putih tulang selutut yang dipadukannya dengan stiletto berwarna hitam serta clutch bag yang senada dengan warna sepatunya. Rambut hitamnya yang dibiarkannya tergerai membuatnya tampak semakin elegan.

Soomi menghela nafas lega ketika melihat sebuah taksi masuk ke area restoran. Namun kelegaan itu tak berlangsung lama tatkala para penjaga menghentikan taksi yang dinaiki Sooji dan melarang adiknya untuk masuk ke dalam restoran.

"Tunggu!" Dengan langkah panjang, Soomi menghampiri adiknya. "Dia adikku. Dia memang datang terlambat dan tidak berangkat bersama kami."

"Tapi nona.. Tn. Kim melarang siapapun masuk setelah mobil anda dan keluarga datang." Salah satu penjaga menanggapi ucapan Soomi dengan tegas. Meski begitu, penjaga itu sempat tertegun beberapa saat mendapati wajah Sooji yang baru turun dari taksi terlihat sama persis dengan Soomi, putri dari tamu yang sebelumnya sudah tiba.

"Aku akan bertanggung jawab penuh jika terjadi sesuatu." ucap Soomi sambil menarik tangan Sooji masuk ke dalam restoran mengabaikan kekhawatiran para penjaga.

"Ini.. cepat ganti pakaianmu dan segera masuk ke dalam, oke?"

"Eonni tak menungguku?" tanya Sooji saat menerima uluran paper bag dari tangan Soomi.

Soomi menggeleng cepat. "Ibu dan ayah pasti khawatir menunggumu, aku akan masuk dan menenangkan mereka."

Sooji mengangguk dan bergegas menuju toilet untuk berganti pakaian.

Meaning Of LoveWhere stories live. Discover now