Pulang ke rumah.

628 88 7
                                    

Naruto punya om Masashi kishimoto. Saya cuma pinjam, semoga om kishi ngebolehin.

Warning! Cerita ini mengandung unsur drama, typo, ooc, lelet update dan berbagai kekurangan lainnya.
Jika ada kesamaan itu adalah unsur ketidak sengajaan.
Sumber inspirasi; drama korea.

Rate; T aja.

Gendre: Time Travel.

Umur karakter.

Naruto 25

Hinata 20

Karakter akan bertambah seiring dengan jalannya cerita.



.

.

.




"Ki-Kita mau hiks kemana Naruto-kun?"

Hinata memeluk erat lengan Naruto yang duduk di sebelahnya. Sedangkan Naruto diam sambil menutupi -menyibukan diri- wajahnya dengan ponsel yang tidak dapat menutupi pandangan sinis dari orang-orang yang sempat terganggu dengan tangisan Hinata.

Dalam benak orang-orang yang memandang, Naruto bagaikan lelaki brengsek yang menyakiti kekasihnya.

"Hiks."

Naruto hanya mengacuhkan tangisan Hinata.

Beberapa orang yang duduk di bangku barisan depan bus menoleh pada Hinata dan Naruto yang duduk paling belakang. Tangisan Hinata benar-benar membuat prihatin.

"Hiks."

"Berhenti menangis," ucap Naruto bernada rendah, penuh penekanan. Dalam hati ia merutuki pertemuan dengan gadis aneh di sebelahnya. Lihatlah, pandangan orang-orang yang salah mengartikan dirinya. Sungguh menyebalkan!

Tangisan Hinata benar-benar! Huf~ buang nafas kasar, tahan emosi. Pikir Naruto.

"Ki-Kita akan kemana? Benda berjalan ini mau membawa kita kemana?"

"Aku akan mengantarmu pulang."

Benarkah?

Bukankah kau akan membawa Hinata ke kantor polisi?

Namun semua tidak seperti yang sudah di rencanakan Naruto.

Ketika mengantarkan Hinata ke kantor polisi dan memberi tahukan dirinya menemukan Hinata di gunung, polisi malah menyuruh Naruto untuk mengamankan Hinata.

Tidak mungkin Hinata di tinggal begitu saja di kantor polisi. Dalam perdebatan Naruto dan polisi yang menerima laporan nya, seseorang yang Naruto segani melintas tampa memperhatikan Naruto, dan membuat lelaki pirang itu mengambil langkah seribu.

Kakashi?

Apa yang di lakukan Tangan kanan sang ayah di kantor polisi?

Naruto menyeret Hinata dengan langkah terburu-buru, ia bahkan tidak menyadari kegelisahan Hinata yang semakin menjadi melihat bangunan gedung yang tinggi menjulang dan lalu lalang kendaraan yang benar-benar membuat Hinata takut.

"Tempat apa ini?" Batin Hinata bingung. Ia hanya bisa menggenggam erat tangan Naruto sambil mengimbangi langkah lebar lelaki yang tinggi menjulang itu.

Sedangkan Naruto yang membawa Hinata ke dalam taxi hanya memikirkan bagaimana cara agar bisa lepas dari Hinata. Dirinya sungguh sudah sangat lelah, namun tiba-tiba ide cemerlang hinggap di kepala pirangnya.

.

.

.

Hinata benar-benar bingung melihat pemandangan di depannya, istana Konoha kini di penuhi oleh orang-orang berpakaian aneh. Dan kemana perginya para dayang dan penjaga? Kenapa mereka tidak menyambut kedatangan sang Puteri teratai putih?

Waktu Dan (Cerita) CintaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin