07

130K 9.8K 583
                                    

Selesai mengatasi masalah kesalahpahaman mereka, Ken membawa El keluar dari kamar sambil menggandeng pinggang El posesive menuju ruang tamu, Tak di sangka ketika mereka sampai di ruang tamu, Mama dan Papanya sedang asik berciuman mesra.

Zira duduk di pangkuan sang suami, Alres. Papanya memeluk pinggang mamanya dengan kondisi mereka yang masih asik berciuman sambil memejamkan mata.

Tentu saja mereka tak sadar jika anaknya, Ken, sedang memperhatikan kegiatan orang tua-nya yang sangat tak senonoh.

El bergerak berdiri di belakang Ken.

Merasa tak enak hati jika manatap hal pribadi yang dilakukan orang tua Ken.

"Ken, kita pergi yuk. Gak enak-." Cicit El pelan, merasa malu. Ia yakin pipinya sudah memerah sejak melihat adegan itu. El sudah biasa melihat Lilli dan Re berciuman bahkan Mama-Papanya, tapi kali ini ia merasa kurang sopan karena merasa belum terlalu dekat keluarga Ken. Walaupun Mama Ken sudah menganggap El putrinya.

Ken mengangguk.

Kemudian mereka pergi dari sana meninggalkan pasangan yang sedang asik berciuman itu.

Jika G melihat itu pasti gadis itu akan mengoceh sepanjang malam, dan Papanya akan mendapatkan cubitan maut dari seorang G, gadis tidak menyukai jika Papanya mencium Mama di depannya.

"Mau kemana?" El bingung saat Ken membawanya kembali ke atas.

"Kamar!"

"Ngapain?"

Sekarang mereka sudah berada di anak tangga, hampir sampai di depan kamar Ken.

"Mau ngelanjutin yang tadi." Kata Ken dengan senyuman smirk andalannya.

"Lanjut apa?, kan aku udah di maafin sama kamu." Tanya El bingung, ia masih belum mengerti maksud dari ucapan Ken, hingga membuat Ken terkekeh pelan, gemas.

Ken tidak menjawab ia langsung membawa El masuk saat sudah sampai didalam, setelahnya Ken mengunci pintu dari dalam.

"Ngapain di kunci? Kamu gak niat apa-apain aku kan?" Tanya El.

El semakin takut saat Ken kembali melepas baju dengan tatapan yang tidak lepas darinya.

"Ih kamu ngapain?" El langsung memukul mukul dada Ken ketika cowok itu menindihnya.

Ken menangkap kedua tangan El yang sedang memukul dadanya, dan mengucinya diatas kepala gadis itu.

"Ken, bangun dong!" Lirih El, gadis itu semakin takut sekarang.

"Kenapa?" Tanya Ken, ia sengaja menggoda dan membuat gadis itu sedikit takut dengannya, Ken suka melihat semua ekspresi yang di tunjukkan gadis itu.

"Aku takut!" Cicitnya.

"Tadi gue cium lo biasa aja, gk takut."

"Tapi kan—."

"Apa?"

"Ih nyebelin!" Kesal El, ia memalingkan wajahnya kesamping malas menatap Ken yang tiba-tiba seperti ini. Seketika rasa takutnya hilang begitu saja.

Ken kembali terkekeh, entah sudah berapa kali dirinya tertawa hari ini, Kenpun tidak tau.

Tangannya yang sedari tadi mengunci kedua tangan El sekarang berpindah ke pipi gadis itu, mengusap pipi itu lembut, dengan Posisi yang masih menindih gadis cantik ini.

El gugup saat Ken mendekatkan wajahnya, Ia dapat merasakan aroma mint dari mulut cowok itu.

Saat bibir mereka hampir menyatu, ponsel El berbunyi. Tanpa basa-basi Ken langsung mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang menelpon gadisnya di waktu yang tidak tepat.

"Shit!" Umpatnya saat melihat nama bajingan itu disana.

Detik itu juga El terkejut saat Ken melempar ponsel keluaran terbarunya kedinding, ia dapat menyaksikan bagaimana ponselnya terjatuh berkeping keping di lantai. Karena memang lemparan Ken tidak bisa dikatakan biasa saja.

El menangis, ia tidak mau melihat Ken yang sekarang, sangat jauh berbeda saat beberapa menit yang lalu.  Ia takut.

Menyadari sikapnya udah kelewatan Ken langsung membawa El keatas pangkuannya dengan tangan yang sudah bertengger dipinggang gadis itu.

"Besok gue ganti, maaf!" Ucap Ken menyesal.

"Jangan kayak gitu lagi, aku takut!" El masih menangis, sebenarnya ia ingin marah, tapi saat Ken kembali bersikap lembut padanya ia langsung melupakan amarahnya.

"Iya!" Ken mengecup kepala gadis itu berkali kali dengan lembut, tadi emosinya membuncah  saat milihat nama bajingan itu terpampang jelas disana, sehingga tanpa pikir panjang dia langsung melemparkan ponsel itu. Ia seakan lupa dengan El yang berada di sampingnya.

El tidak menjawab, tangisnya sekarang sudah mulai reda.

Ken kembali membaringkan tubuh El dengan dia yang berada atas gadisnya. Sedangkan El, jantung gadis itu seakan mau copot ketika Ken berbisik dengan suara yang serak dan bergairah.

"Mulai sekarang, lo milik gue!"

Seakan terbuai dengan kata itu El tersentak saat menyadari bibir Ken sudah menempel dibibirnya, Awalnya hanya menempel, tapi lama kelamaan El merasakan sensasi aneh dari ciuman Ken. Ini ciuman pertama El, ia tidak terlalu paham dalam masalah ciuman.

Walaupun ia sering menonton drama yang banyak adegan seperti ini, tapi tetap saja ia merasa terkejut saat Ken menciumnya begitu bergairah dan intens.

Ken melumat bibir atas dan bawah El bergantian, lidahnya melilit menggoda lidah El, sesekali menggigit ringan bibir gadis itu sengaja.

Tangan El yang berada di bahu Ken meremas kuat-kuat bahu lebar itu.

Hal pertama yang El lakukan pertama kali saat Ken  berhenti memangutnya adalah bernapas, entah sudah berapa lama Ia tidak menghirup udara.

El membuka mata yang sedari terpejam, dan Ia melihat Ken menjauhkan wajahnya untuk menatap Wajah dirinya yang mungkin sudah semerah tomat.

Napas El bersahutan dengan Ken. Ia dapat merasakan napas Ken yang panas menerpa wajahnya. Lalu ken kembali mencium bibirnya, hanya sebuah kecupan singkat.

Sebelum akhinya  Ken menyerukkan kepalanya ke leher gadis itu, sesekali menjilatnya, hingga membuat Gadis itu sedikit mengerang, geli.

"Ingat! Lo milik gue."

                     
                                     😙😙

Gimana?

Tunggu kelanjutannya!

Bye🖤✨

Kenzie Gerald Rejandra (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora