05

142K 10.5K 890
                                    

Saat bel istirahat bunyi, El langsung menarik Ken keluar kelas, Ken yang mendapat tarikan mendadak dari sang gadis ini hanya diam dan pasrah saat gadis itu menariknya.

El berniat mengajak Ken ke perpus karena disitu ia akan memulai pendekatan dengan Ken, yang membuatnya lebih mudah adalah tempat itu sangat sepi saat jam istirahat berlangsung.

Kedua manusia itu berjalan bergandengan tangan, eh ralat El lah yang menggandeng Ken.

Langkah keduanya berhenti ketika....

"El!"

El menoleh saat mendengar suara yang tak asing lagi baginya, ia mendengus saat menoleh dan menemukan Vero sedang berjalan kearahnya.

"Apalagi sih?" Kesal El saat Vero sudah berada di hadapannya.

Vero tidak menjawab, ia melirik kebawah dimana kedua tangan itu sedang menyatu, sakiit.

Itulah yang Vero rasakan.

Mengabaikan rasa nyeri dihatinya Vero kembali tersenyum manis, bahkan sangat manis.

"Nanti pulang bareng yuk, sekalian gue mau kerumah sepupu gue yang satu komplek sama lo!" Ujar Vero antusias, ia berharap kali ini El mau pulang dengannya.

El diam, sedangkan Ken menunggu jawaban dari gadis itu.

Setelah berpikir panjang akhirnya El menyetujui, ia harus menyelesai masalahnya dengan Vero walaupun tidak ada apa-apa dengan dirinya, tapi jika dia tidak meluruskan masalah ini Vero akan selalu mengganggu kehidupannya dan dia tidak bisa berdekatan dengan Ken.

"Ok, gue tunggu di parkir" Jawab El tanpa ragu ragu lagi. Vero yang mendengar kata langka yang keluar dari mulut El tidak bisa tidak tersenyum, hatinya berbunga ia harap ini awal yang bagus untuknya dan El.

Setelah megucapkan terima kasih pada El, Vero langsung pergi dari sana dengan hatinya tidak lagi terasa sakit bahkan sekarang berhantu dengan bahagia, hanya karena El mau pulang dengannya.

Sedangkan Ken, cowok itu melepaskan tautan tangannya dan berlalu pergi dari sana. Hatinya panas saat El menerima ajakan pulang dari Vero.

Tangan Ken mengepal menahan amarah, ia tidak tau apa ini yang jelas ia perlu sesuatu untuk meluapkan amarahnya.

El yang melihat kepergian Ken hanya menunduk, ia tau ia salah. Seharusnya ini tidak terjadi disaat di mulai menyukai cowok itu, tapi jika tidak menerima tawaran Vero, El takut jika suatu hari nanti Vero akan menjadi orang pertama yang merusak hubungannya dengan Ken nanti. El tidak mau itu terjadi.

                                   😙😙

Suasana di dalam mobil menjadi canggung saat mereka sedang berada di jalan.

Vero tidak harus berkata apa, karena ini pertama kalinya ia satu mobil dengan gadis yang ia sukai. Sedangkan El ia tidak tau harus memulai dari mana untuk meluruskan masalah ini. Apalagi dirinya tidak lagi bisa berpikir dengan tenang Saat mengingat Ken tidak lagi masuk ke dalam kelas ketika bel berbunyi tanda masuk hingga sekolah dipulangkan, ia tidak melihat Ken lagi. Entah kemana perginya cowok itu.

Cukup lama terdiam, El memutuskan untuk melmulai pembicaraannya.

"Vero"

"El"

Kemudian mereka terkekeh saat mereka kompak saling memanggil nama dari masing-masing.

"Lo duluan deh!" Kata El.

"Lo duluan aja, gue nanti-nanti juga bisa!"

"Ekhem ok, sebelumnya gue minta maaf ya!" Ucap El, El tau ini akan menyakiti Vero, tapi ia juga tidak mau jika nanti Vero menjadi orang pertama merusam hubungannya dengan Ken.

Vero mengangguk sambil tersenyum tulus.

"Ver, gue tau selama ini gue selalu nyakitikin hati lo karena selalu menolak ajakan lo, gue minta maaf atas semua prilaku buruk gue sama lo!"

"Gue udah biasa, jadi gakpapa bagi gue." Ucap Vero tersenyum seraya mengusap rambuat El dengan salah satu tangannya dan satu lagi ia gunakan untuk menyetir.

El semakin tidak tega melihat senyuman itu yang selalu terlihat tulus, ingin rasanya ia menangis sekarang.

"Ver. Gue mohon, mohon banget."

"Jangan suka lagi sama gue, apalagi berusaha deketin gue dengan cara apapun itu, karena apapun cara lo deketin gue, itu semua percuma. Gue gak akan suka sama lo. Sampai kapanpun itu. Gue mohon. "

Vero diam, setelahnya ia terkekeh pelan, tangannya masih mengusap rambut gadis disampingnya.

Vero menepikan mobilnya.

"Gue tau kok, apapun yang gue lakuin selama ini gak bisa buat lo jatuh cinta sama gue, tapi gue juga gak bisa berhenti untuk gak cinta sama lo, gua gak bisa."

"Bahkan saat hati gue sakit, karena lo tolak selalu, gue gak akan bisa nepis rasa ini. Otak gue selalu bilang untuk berenti ngejar lo, tapi ini..." Vero menujuk hatinya dengan wajah yang sudah menumpu atas stir mobil. El diam, ia tidak tega, hatinya merasa bersalah.

"Hati. Hati gue menolak keras apa yang ada di otak gue. Gue udah berusaha semampu gue buat lupain lo, setiap hari lo nolak gue, gue selalu berusaha untuk gak ingat semuanya, apapun itu."

"Segitu gilanya gue sama lo."

El menangis.

"Tapi Ver, gue gak bisa, gue gak akan bisa suka sama lo!" Ucapnya sambil terisak pelan, hingga membuat Vero langsung bangun saat mendengar isakan dari gadis yang ia sukai.

Vero selalu ingin melupakan fakta jika ia mencintai El tapi hatinya ini selalu susah untuk diajak kompromi, ia benci mendengar fakta itu lagi dan lagi, bahkan saat ini lebih menyakitkan, El gak cinta dengannya, dan gak akan pernah. Ia tidak boleh egois.

"Ssttt, El. Jangan nangis, gue gakpapa kok!"

Tangis  El makin pecah saat cowok itu menunjukkam senyum yang ia ketahui bahwa senyum itu bukan senyum seperti biasa, senyum itu terlihat, menyedihkan.

"Gue minta maaf, gue gak bisa balas perasaan lo, gue suka sama Ken."

"Cowok yang tadi?" Tanya Vero.

El mengangguk.

"Gue minta maaf."

Vero mengusap air mata El dengan pelan. Ia memaksakan senyum seperti biasa. Menepis rasa nyeri dihatinya. El tau itu bukan senyuman seorang Vero.

"Jangan minta maaf, ini bukan salah lo. Lagian lo udah pringatin gue buat gak suka sama lo, tapi guenya aja yang terlalu semangat buat ngejar lo, ini salah gue!"

El tidak menjawab, ia masih menangis, bahkan sekarang ia pasrah saat Vero memeluknya.  Mengusap rambutnya lembut.

Seharusnya ia tidak bersikap buruk pada Vero. Seharusnya dia menolak Vero secara halus bukan bersikap kasar dengan cara mempermalukan cowok itu di depan sahabatnya bahkan lebih parah menolak Vero di depan umum. Ia menyesal telah menyakiti cowok yang selalu baik padanya.

Bahkan Vero tidak pernah dendam dengan apa yang dilakukan El terhadapnya.

El menangis dalam dekapan cowok itu seraya bergumam kata maaf berkali-kali.

                                   😭😭

Nangis tulis part ini😭

Kasian gak sama Vero?

Aku sengaja ngejelasin tentang Vero disini, biar kalian paham, dan gak berlibet di part selanjutnya.

Tunggu kelanjutan!✨🖤



"

Kenzie Gerald Rejandra (Completed)Where stories live. Discover now