WKWKWKWK bisa gila gue ngetik Marvin
astaghfirullah
oke lanjut guys, uda absen komen dulu belum? vote uda vote?
kalo uda, oke makasi!
MARVIN selalu memiliki kelemahan Arlita yang membuat wanita itu tunduk pada dirinya. Seperti tadi malam, Arlita benar datang ke kamarnya dengan wajah penuh permusuhan menatap Marvin yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya. Sementara itu, Marvin hanya diam dan fokus dengan tugasnya tanpa menotice Arlita yang masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur.
"Bangun!" Marvin mencipratkan air ke wajah Arlita. "Lo disini bukan buat enak-enakan. Beres-beres sana!" perintah Marvin terus membangunkan Arlita dengan air yang dia cipratkan ke wajahnya.
Arlita mengerang pelan. Mimpinya terganggu karena Marvin mengusik tidurnya. "Bukannya gue disini temenin lo buat enak-enak?" sahut Arlita setengah sadar. Dia lupa kalau dirinya sedang berhadapan dengan Iblis Pengancam.
"Jadi lo mau tetap dikasur?" balas Marvin bertanya. "Oke, we will do that," sambung Marvin yang langsung membuka kaos putih polosnya.
Arlita langsung duduk. Kesadarannya langsung penuh begitu Marvin menuturkan kalimat ancaman itu. Arlita menoleh ke arah laki-laki yang sudah membuka kaosnya itu.
"Kenapa bangun? Katanya mau enak-enak?" ucap Marvin dengan tatapan yang tak beralih dari Arlita. "Sex in the morning is better."
Arlita membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Lalu dia turun dari ranjang itu. "Mulut lo Vin. Macam orang tak berakhlak," sahut Arlita berjalan menuju balkon kamar Marvin.
Menatap keramaian kota dipagi hari dari ketinggian memang sangat membuat pikiran tenang. Arlita memeregangkan seluruh tubuhnya. Dia mengangkat tangannya tinggi ke atas. Namun siapa sangka jika Marvin akan menangkap kedua tangannya itu lalu membalikkan tubuh Arlita dan mendorong Arlita hingga menempel pada dinding.
"Jangan gila lo, ya Marvin!" peringat Arlita dengan mata melotot.
"Gua emang udah gila. Dan lo tau itu," sahutnya menentang peringatan Arlita.
Arlita berdecih, dia bergerak dengan kuat agar genggaman itu terlepas dari tangannya. Lalu Arlita mendorong tubuh Marvin agar menjauhinya. "Nafsu banget lo kayaknya sama gue? Inget ya, gue ini cewek orang!" Arlita tersenyum tipis, dia ingin memancing emosi Marvin pagi ini.
Mana tau kalau Marvin suka dengan Arlita dan dia cemburu dengan Aleo semalam. Makanya dia langsung menghubungi Arlita dan berkata demikian.
Ngomong-ngomong soal semalam. Marvin benar-benar tidak melakukan apapun sesuai janjinya. Dia hanya memerintah Arlita untuk tidur dikamarnya. Saat hendak tidur pun laki-laki itu berada dipaling ujung kasur dengan posisi tubuh membelakangi Arlita. Ketika terbangun pun Arlita masih lengkap menggunakan pakaiannya.
YOU ARE READING
MARVIN: What you do?
Teen Fiction|| REPUBLISH || DARK ROMANCE || MARVIN tidak pernah menyangka kalau rahasia terbesarnya yang selama ini dia sembunyikan rapat-rapat diketahui tanpa sengaja oleh Arlita. Siswi yang sangat problematik disekolahnya. Untuk mengamankan rahasianya, Marvi...