"Yakin? mual gitu kok. Abang mau ke rumah sakit hari ini, kamu ikut ya..." kata Megan.

Melody menghentikan aktivitasnya dan kemudian menggeleng, "aku ada kelas sampai sore hari ini" jawabnya singkat.

"Abang kesana malam kok" balas Megan.

"Gak ah, aku mau siap-siap ke kampus" kata Melody meninggalkan Megan.

Megan menghela nafas melihat kelakuan adiknya, bagaimana caranya membujuk agar Melody mau memaafkan Nevan.

✈💕✈

Malam harinya suasana ruang perawatan Nevan hari ini cukup ramai dengan kehadiran para kakak Melody serta Reza dan Rayna.

"Gimana kondisi Lo?" tanya Megan melihat Nevan yang kacau dengan rambut tipis yang mulai memanjang di sekitar wajahnya. Bahkan rambutnya di biarkan panjang begitu saja tanpa model.

Nevan hanya menunjukkan wajah datarnya singkat.

"Kita udah coba buat bujuk dia Van, tapi Melody ya memang keras kepala gitu anaknya, susah buat di kasih tau" kata Ixora menatap iba adik iparnya yang terbaring sakit.

"Rayna juga udah coba ngajak ngomong Melody kak, tapi memang dia aja gak mau dengerin Rayna ngomong" sambung Rayna.

Nevan memijit kepalanya yang kembali nyeri, kenapa semuanya menjadi serunyam ini. Padahal baru saja Melody bisa membuka hati untuk dirinya.

"Gimana ceritanya sih Abang bisa sampai di jebak gini?" tanya Rey.

"Panjang kalau di ceritaiin Rey, yang jelas dari intel yang gue kerahin, Capt. Qiran memang udah dendam sama Nevan dari awal mereka pelatihan... begitulah" kata Reza menceritakan semuanya.

"Nanti biar Mas coba ajak Melody ngomong lagi... kamu jangan banyak pikiran dulu, kamu harus sehat..." kata Ixora menepuk pundak Nevan pelan.

Nevan hanya mengangguk tanpa semangat.

"Ya elah semangat kali Van, adek gue cuman keras kepala aja... egonya gede... paling juga kalau udah kangen, balik juga tu anak" kata Megan menyemangati Nevan.

Sementara sejak tadi Rayna sedang duduk di sofa memperhatikan interaksi para cowok-cowok itu seraya menchat Melody.

✈💕✈

Di Apartement Melody sedang mengerjakan tugasnya, hingga tiba-tiba ponselnya menyala menampilkan sebuah notifikasi dari Rayna. Dengan malas Melody membuka pesan itu. alisnya terangkat sebelah melihat photo yang dikirim oleh Rayna, sebuah tangan yang terinfus. Melody tentu saja sangat mengenali tangan milik siapa itu.

 Melody tentu saja sangat mengenali tangan milik siapa itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rayna jenguk Kakak? batin Melody.

Melody tidak membalas pesan itu dan kembali fokus dengan tugasnya. Tak lama kemudian ponselnya kembali berbunyi, pesan kedua dari Rayna.

Mel lo gak mau nemani gue disini? gue cewek sendiri nih jadi kacang gue disini :(

Sebenarnya Melody sangat ingin pergi kesana sekarang, pikirannya menjadi tidak tenang melihat Nevan yang terbaring sakit seperti itu.

Air matanya kembali terjatuh mengingat photo itu, photo itu benar-benar mengganggu mood dan pikirannya. Bagaimanapun dirinya untuk mengelak, tapi photo itu memang semakin nyata di matanya. Melody bimbang haruskah dirinya memaafkan Nevan di situasi seperti ini atau tetap pada pendiriannya.

Ponsel Melody kembali berbunyi, tapi kali ini panggilan dari Naphat. Melody mengangkat panggilan itu, namun tidak ada jawaban, yang, yang terdengar hanya suara bising obrolan seseorang, Melody berniat untuk menutupnya namun suara Nevan membatalkan niatnya.

"Nevan gak akan tanda tangani surat itu sampai Nevan jelasin semuanya ke Melody... Nevan gak pernah ada niatan untuk pisah dari Melody sedikit pun!"

Tubuh Melody menegang seketika mendengar itu. bahkan Nevan masih terus ingin melanjutkan hubungan ini, padahal Melody sudah bersusah payah untuk mengurus surat persetujuan itu.

"Mau Kakak apa sih? kenapa Kakak kayak gini ke Melody!" seru Melody lirih.

✈💕✈

------------------------------------------------------

Love In The Air (END)Where stories live. Discover now