Bab 39

633 30 0
                                    

Dont forget like n comment

Enjoy 💋

------------------------------------------------------

Melody mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, namun tubuhnya masih enggan untuk bangkit dari kasurnya yang nyaman ini. Tangan kirinya meraba kasur disebelah kirinya. Kosong, Om kemana? batin Melody dan mendudukkan dirinya, mengumpulkan seluruh nyawanya. Setelah dirasa tubuhnya cukup segar, Melody pun bangkit.

Dari dapur terdengar bunyi wajan dan spatula yang saling beradu, aroma wangi masuk ke indra penciuman Melody. Siapa yang sudah sibuk di dapur sepagi ini? Terjawab sudah pertanyaan Melody, Melody menemukan Nevan yang sudah siap dengan alat tempurnya. Melody menatap punggung Nevan yang masih asyik memasak itu. Nevan yang merasa diperhatikan pun membalikkan tubuhnya dan menemukan Melody yang masih menatapnya.

Nevan tersenyum, "kamu udah bangun sayang, baru saya mau bangunin kamu" kata Nevan mencium dahi dan puncak kepala Melody. "Tunggu sebentar ya... Saya siapkan sarapannya dulu" kata Nevan lagi dan kembali fokus dengan masakannya.

"Hmm, Om..." panggil Melody pelan.

"Kenapa sayang? kamu ada request untuk sarapan? Biar saya buatkan" kata Nevan.

"Bukan, Hmm... Om mau kopi? biar aku buatin" kata Melody.

"Kopi? Hmm, Kopi pagi buatan Istri boleh juga" jawab Nevan terkekeh.

Melody pun mulai menyiapkan alat tempurnya.

"Emang kamu bisa bikin kopi?" tanya Nevan menggoda Melody.

Melody memajukan bibirnya kesal, "Om raguin kemampuan aku? Kalau kopi sih aku udah sering buatin untuk papa sama kakak, abang" kata Melody mulai melaksanakan tugasnya.

Setelah beberapa menit fokus dengan pekerjaan masing-masing, kini mereka sudah duduk berhadapan dengan lilin yang menyala di tengah-tengah mereka ala-ala cundle light dinner dengan menu sarapan nasi goreng special ala Nevan serta kopi dan susu ala Melody.

"Selamat makan sayang... maaf saya baru sempat buatin kamu ini" kata Nevan tersenyum tipis.

Melody mengangguk pelan dan mulai menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut kecilnya. Melody dibuat speechless dengan nasi goreng buatan Nevan, bagaimana bisa seenak ini.

"Gimana, kamu suka?" tanya Nevan ikut menyuapkan sesendok ke dalam mulutnya.

Melody berpikir sejenak dan kemudian mengangguk, membuat Nevan tersenyum puas.

Nevan mengangguk kopi yang tadi dibuat oleh Melody seraya menatap mata Melody. Melody yang sedikit salting pun menatap Nevan dengan cemas.

"Kamu kenapa ngeliatinnya sampai kayak gitu? kamu gak kasih racun kan di kopi saya" kata Nevan berniat menggoda Melody. Padahal dalam hati, Nevan benar-benar memuji kopi buatan Melody.

"Enak aja! aku gak mau jadi janda muda ya... "kata Melody yang membuat Nevan tersenyum tipis.

"Akhirnya saya sudah di stampel, Terimakasih sudah buatin saya kopi istriku... ini kopi terenak yang pernah saya minum" kata Nevan mengelus puncak kepala Melody.

Wajah Melody merona merah karena pujian Nevan. "Kamu demam sayang? kok muka kamu merah?" tanya Nevan berusaha memegang dahi Melody.

"Aku gak papa Om, aku udah selesai sarapan, biar aku aja yang cuci piringnya" kata Melody mengambil piring kotor yang tadi mereka berdua pakai dan membawanya ke wastafel.

Love In The Air (END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें