Bab 2

1.2K 60 0
                                    

Kejadian kemarin masih begitu membekas di dalam hati melody, bagaimana tidak bayangkan saja gadis 17 tahun harus menikah dengan seseorang yang bahkan dirinya saja tak mengenalinya.

"duh... kok masih cemberut aja sih sayang... senyum manisnya mana cantik..."kata Maura menuangkan susu ke gelas Melody.

Melody masih diam.

"kamu masih marah sama mama?"Tanya Maura geleng-geleng kepala.

"maafin mama deh... terus sekarang kamu maunya gimana?"Tanya Maura lagi.

"aku mau lamaran ini dibatalin!"seru Melody.

Maura menghela nafas.

"kalau itu ada di papa kamu sayang... mama gak bisa apa-apa"kata Maura.

"biar nanti aku aja yang ngomong sama papa"kata Melody.

"kamu yakin?"Tanya Maura.

Melody mengangguk.

"elah, paling juga belum jadi ngomong udah ciut..." kata Rey datang entah dari mana.

"apaan sih kak!"kesal Melody.

"mau kemana Rey? Tumben jam segini sudah rapi?"Tanya Maura.

"ma, aku jalan sama Rara ya..." izin Rey.
"kemana?"Tanya Maura.

"PIM..." jawab Rey melahap sarapan paginya.

"bawa adek kamu sekalian tuh... biar dia gak cemberut terus"kata Maura.

"kalau aku bawa dia bukan ngedate donk namanya ma..."protes Rey.

"idih Gr aja... siapa juga yang mau jalan sama om-om..."balas Melody.

"udah-udah kok jadi berantem sih...!"kata Maura.

"udah, cepet kakak diluar"kata Rey mencium tangan dan pipi Maura kemudian keluar.

✈💕✈

Selama perjalanan Melody hanya diam...
"kamu masih marah?"Tanya Rey.

Melody menggeleng.

"aku gak mungkin bisa marah sama mama papa kak... Cuma aku bingung kenapa papa bisa semangat banget waktu tau anaknya om Ryan ngelamar aku "kata Melody, matanya menatap jauh diluar sana.

"karena kamu anak cewek satu-satunya papa... " jawab Rey masih focus menyetir.

"kakak tau?"Tanya Melody.

Rey mengangguk.

"kakak setuju?"Tanya Melody menatap erat kakaknya itu.

"kakak setuju... karena kakak sudah kenal dia... dia baik, sopan, dan kakak yakin dia bisa bahagiakan kamu..."jawab Rey tersenyum tulus.

"kakak ikhlas kalau aku langkahi?"Tanya Melody.

Rey terdiam sebentar, sebenarnya cukup berat memutuskan ini... karena bukan hanya ia yang harus terlangkahi, tetapi juga Megan, tak lama kemudian Rey mengangguk.

"selama itu yang terbaik untuk adek kakak... kakak ikhlas"balas Rey mengacak rambut adik kesayangannya itu.

✈💕✈

Sesampainya di PIM Melody langsung bertemu dengan Rayna.

"akhirnya lo datang juga Mel... Sampai jamuran gue nunggui lo disini..."canda Rayna.

"elah, tadi jemput kak Rara dulu..."kekeh Melody.

"btw, kok kakak lo makin ganteng aja sih..."bisik Reyna.

Love In The Air (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora