Bab 44

623 33 0
                                    

Dont forget like n comment

Enjoy 💋

------------------------------------------------------

Setelah makan mereka berdua langsung berjalan menuju Eiffel tower, ikon kota paris yang sudah bukan rahasia lagi merupakan sebuah tempat romantic di dunia. Banyak para pasangan yang rela pergi ke sini bersama dengan pasangannya, sama halnya yang sudah sejak lama ingin ke tempat ini bersama dengan kekasih hatinya, dan semua itu terwujud hari ini. Senyum cerah tidak lepas dari wajah Nevan.

"Kita langsung naik?" tanya Nevan.

Melody mengangguk semangat dan langsung menarik tangan Nevan mengikuti langkahnya, Nevan tersenyum melihat tangannya yang sudah digenggam oleh Melody. Senyum itu tidak luntur hingga mereka sampai di puncak tower.

"Om kenapa senyum-senyum? Om gak kesambet hantu Eiffel kan?" tanya Melody takut-takut.

Nevan menggeleng dan terkekeh. "Kamu yakin gak ngelakuin sesuatu?" tanya Nevan menunjuk tangannya dengan ujung mata.

Dengan cepat Melody langsung melepas tangannya, "emang kenapa kalau aku gandeng Kakak? Emang aku salah?" tanya Melody kesal.

Nevan membulatkan matanya bingung setelah mendengar ucapan Melody tadi, sepertinya dirinya memang harus pergi ke dokter THT sepulangnya dari sini. "Bisa kamu ulangin ucapan kamu?" tanya Nevan gemas.

"Emang kenapa kalau aku gandeng?" ulang Melody menaikkan alisnya bingung.

"Bukan yang itu, kalimat setelah itu..." kata Nevan lagi berharap memang telinganya tidak salah dengar.

"Kakak..." ucap Melody malu-malu, memalingkan wajahnya agar Nevan tidak bisa melihat wajah merahnya.

Nevan pun tertawa bahagia dan membawa Melody ke dalam pelukannya.

"Lepasin Kak... Aku gak bisa nafas!" seru Melody karena pelukan Nevan yang terlalu kencang. 

"Aku boleh kan manggil Om Kakak?" tanya Melody ragu-ragu.

"Ya boleh donk... saya malah senang banget..." balas Nevan tersenyum.

"Kan aku udah ganti panggilan nih buat Kakak... sekarang aku mau tanya boleh donk?" tanya Melody.

"Hmm? apa?" balas Nevan.

"Kenapa Kakak selalu pake bahasa baku kalau sama aku? aku jadi kayak ngobrol sama guru aku tau..." tanya Melody kemudian.

"Kamu mau tau?" tanya Nevan.

Melody mengangguk.

"Sini dulu..." kata Nevan menarik Melody agar mendekat kepada dirinya.

"Modus nih pasti..." kata Melody menyelidik.

"Ngak sayang, buruan sini... mau tau jawabannya gak?" tanya Nevan gemas.

Akhirnya Melody mendekat ke arah Nevan. nevan pun mengarahkan kepala Melody ke dada bidangnya. Terdengar detak jantung Nevan yang berdetak kencang disana.

"Ini alasannya... saya mau sesuatu yang beda buat ngomong ke kamu, karena sudah biasa banget kalau pake bahasa lain... tapi, kalau kamu mau saya rubah bahasa saya... saya akan rubah untuk kamu" kata Nevan.

"Aku mau Kakak ngomong ke aku pake aku kamu atau kakak juga gak papa... deal?!" kata Melody.

Nevan mengangguk pelan, "saya akan berusaha sebisa saya demi istri kesayangan saya..." tegas Nevan.

"Aku Kak... bukan saya..." koreksi Melody.

"Iya kesayangan aku..." kekeh Nevan.

"Nah gitu donk... Kak turun yok... aku mau foto di sana" tunjuk Melody.

Love In The Air (END)Where stories live. Discover now