17). Truth or Dare

131 63 10
                                    

Winnie sebenarnya sangat bersyukur memiliki Alvaro di sisinya karena dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika dia harus menghadiri pesta sekolah tanpa pasangan. Pasangan dalam artian yang memberikan rasa nyaman, tentu saja. Percayalah, meski banyak cowok menaruh perasaan padanya dan pastinya tidak akan berpikir dua kali untuk mendekat jika sedang sendirian, Winnie sulit berinteraksi dengan mereka karena sifatnya yang agak introver. Itulah sebabnya, tidak sedikit yang menganggapnya sombong dan sok kecakepan.

Walau masih sulit merelakan Afin berada di samping Freya, hati kecilnya mengakui bahwa dia begitu cantik malam ini yang penampilannya dilengkapi oleh rambut palsu yang sangat cocok untuknya. Cewek itu sangat layak bersanding dengan Afin meski tinggi badan keduanya tidak sepadan karena Freya memiliki tubuh agak mini yang memberi kesan adorable pada saat bersamaan.

Berbanding terbalik dengan mereka, Winnie dan Alvaro justru terlihat sempurna karena tinggi badan yang hampir sepantaran, padahal cowok itu paling tinggi dari semua cowok di sekolah. Visual keduanya yang rupawan jelas berhasil membuat siapa saja iri.

Mereka yang berpasangan diwajibkan menempati barisan paling depan, yang letaknya di sebelah kanan panggung. Setelah diperhatikan dengan saksama, rupanya jumlah murid yang memilih untuk hadir dengan pasangan jauh lebih sedikit dari prediksi Winnie.

"Al, gue kira jumlah pasangan yang hadir bakal lebih banyak, tapi ternyata mereka malah lebih memilih buat mengisi acara. Menurut lo, bakal selesai sampai jam berapa, ya? Karena itu artinya... yang ngisi acara jauh lebih banyak," kata Winnie membuka pembicaraan usai duduk dan mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Tidak disangka-sangka, mereka sebaris dengan Freya-Afin dan Renata-Andro.

Mereka sempat menyapanya dan Alvaro dengan senyuman, yang dibalas balik dengan cara yang sama. Entah kenapa, dia tidak bisa membenci Freya. Mungkin itulah yang menjadi sebab, mengapa anggota A4 lain bisa cepat akrab dengan cewek itu.

"Gue denger mereka udah diseleksi langsung sama juri profesional yang dikirim sama keluarga Zenya biar nggak malu-maluin waktu gladi resik kemarin," kata Alvaro sambil mengulurkan tangan untuk memperbaiki posisi pita di leher Winnie. "Sisanya yang gagal harus berpartisipasi dalam acara yang lain. Katanya, itu konsekuensi buat mereka yang memilih buat mengisi acara daripada hadir sama pasangan."

"Kenapa kedengarannya lebih sulit daripada hadir bareng pasangan? Mereka pasti nyesel karena udah mengambil keputusan yang salah," komentar Winnie yang gagal paham.

"Lo lupa, ya, kalo kita juga punya bagian dalam mengisi acara ini? Kita mesti berdansa setelah mereka semua selesai tampil."

"Cuma dansa doang? That's much easier than watching from here."

"Lo bosan, ya? Sini, baring aja di bahu gue," tawar Alvaro dengan tatapan jenaka sembari menepuk pundaknya, mengundang senyuman lebar Winnie, tetapi dia tidak berniat untuk menuruti tawaran Alvaro.

Mata Winnie saat itu tidak sengaja menangkap sosok Afin yang sedang berbisik ke telinga Freya karena tatapannya pada Alvaro membuatnya juga bisa menatap Afin yang duduk tidak jauh dari mereka.

Afin tertawa lebar di sana, sepertinya sedang menertawakan lelucon Freya. Aksi bungkam Winnie yang terasa janggal membuat Alvaro heran. Lantas setelah mengetahui ke mana arah pandangnya, cowok itu menghela napas panjang sebelum mengangkat tangan untuk menyentuh sisi wajah Winnie dengan lembut.

Mata Winnie kembali pada Alvaro yang menatapnya dengan intens. "You'll be hurt if you keep staring at him."

"You must be hurt, too," ucap Winnie dengan sorot mata iba. "And I feel sorry."

"No need to," kilah Alvaro sambil tersenyum manis. "Because I have promised to make you fall in love with me by yourself. I won't lose."

Meteor in Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang