24). About Afin and His Family

114 55 11
                                    

Freya mengira dunia konglomerat pastilah kompleks seperti yang pernah diperingatkan oleh Afin sebelumnya, sewaktu dia tidak sengaja menyebar kabar tentang pertunangan antara Alvaro dengan Winnie dua bulan yang lalu. Juga sejauh drama yang pernah ditontonnya, cukup baginya untuk membenarkan apa yang dikatakan oleh cowok itu.

Jangankan kehidupan konglomerat, kehidupan artis ternama yang sedang naik daun saja tidak bisa leluasa menikmati hidupnya sendiri. Belum lagi saat mereka terjebak dalam rumor yang menuntut mereka menyelenggarakan konferensi pers atau membuat pernyataan resmi yang diwakilkan oleh agensinya atau menjelaskan sendiri.

Oleh sebab itu, untuk menghindari munculnya rumor yang dipastikan memicu kehebohan dalam dunia media, pencitraan pastilah menjadi solusi yang terbaik. Freya sendiri sudah membuktikannya lewat berpacaran dengan Afin dalam metode sandiwara supaya hubungan Alvaro-Winnie berjalan dengan lancar tanpa embel-embel rumor tambahan lain yang bisa memperburuk semuanya.

Freya pikir, meski dia dan Afin berhasil mengelabui yang lain, kebenaran tersebut pastilah akan terbongkar suatu saat. Cepat atau lambat. Setidaknya, fakta tersebut akan diketahui oleh keluarga inti Afin sebelum menyebar ke yang lain. Mungkin saja saat itu terjadi, Freya akan diejek-ejek atau dihina karena latar belakangnya yang bukan dari dunia konglomerat.

Bukannya itu yang terjadi dalam drama? Terlepas dari hubungan mereka palsu atau tidak, jika dihadapkan dengan keluarga pacarnya, pastilah akan diinterogasi. Jika cewek itu beruntung, minimal dia hanya akan dihina. Namun sebaliknya yang terburuk, mungkin dia akan mendapat tamparan di pipi atau lemparan uang tunai di mukanya.

Maka dari itu, Freya telah berusaha menyiapkan mental untuk menghadapi keluarga Afin yang jumlahnya cukup banyak itu. Sebenarnya dia sudah ciut duluan karena tidak menyangka harus berhadapan dengan beberapa anggota keluarga sekaligus meski seharusnya dia bersyukur karena dia tidak dipertemukan dengan orang tua Afin.

Mungkin belum waktunya, batin Freya dengan jantung yang hampir melemah karena sudah berdetak terlalu lama. Tubuhnya mendadak panas dingin karena sejak awal tidak dalam kondisi prima, tetapi dia berusaha mengabaikan rasa ketidaknyamanan itu karena baginya, yang paling penting adalah pencitraan. Walau bagaimanapun, statusnya adalah pacar Afin dan dia tidak mau membuat cowok itu kehilangan muka gegara dirinya.

Namun, beberapa menit telah berlalu dan Freya tidak merasakan tanda-tanda dia akan dihina atau setidaknya ditatap dengan tatapan tidak suka oleh keluarga inti Afin. Alih-alih diinterogasi dengan mata yang dipicingkan atau sindiran, mereka malah memperlakukannya seakan dia adalah bocah ingusan yang perlu diberikan perhatian lebih.

"Where should we go?" tanya Delvino dari depan.

"Kita pergi makan kali, ya?" usul Sarah, yang duduk di sebelah kiri Freya. Matanya beradu dengan mata suaminya dari kaca spion tengah. "Freya pasti lapar banget. Iya, kan, Sayang?"

Ditanya seperti itu, sukses membuat Freya kaget bukan main. Tubuhnya menegang seakan baru saja disiram dengan air es. "Hmm... i-iya, Kak."

Kebetulan Freya memang lapar karena sewaktu jam istirahat tadi, dia hanya makan setengah dari porsi biasa sehingga tanpa bisa dicegah, perutnya tiba-tiba mengeluarkan suara seperti belum makan seharian penuh.

Freya memejamkan matanya kuat-kuat dan harus menahan diri untuk tidak pingsan saking malunya sementara semua penghuni mobil tertawa gara-gara mendengar bunyi lambungnya itu.

"Kayaknya kalo lo nggak jawab pun, perut lo tetep akan demo," ledek Derwin yang menoleh ke arahnya dari depan dengan tawanya yang begitu lepas.

"Kamu manis banget, sih." Michelle memuji dari sebelah kanannya. Wanita itu begitu manis dengan kuciran ekor kuda, mengeskpos jelas leher jenjang, juga bahunya karena memakai atasan bermodel sabrina.

Meteor in Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang