"Yaudah sini aku liat" Keysa mendudukan dirinya di sofa lalu menepuk pahanya sebagai kode untuk Gara membaringkan tubuhnya.

Gara langsung saja berbaring dengan paha Keysa sebagai bantalan, kepalanya ia telungkupkan pada perut buncit Keysa

"Benjol Gar, sakit gak?" Keysa menekan kepala Gara membuat si mpu meringis.

"Jangan Key! Sakitt" Gara langsung saja meraih tangan Keysa yang menekan kepalanya untuk ia genggam.

"Jangan di teken, di elus aja" ujarnya, lalu meletakkan kembali tangan Keysa pada kepalanya.

"Yeuuu pengennya kamu!" Keysa berujar sinis namun tetap mengelus kepala Gara.

William memasuki rumah dengan senyum mengembang yang tak pernah luntur dari bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

William memasuki rumah dengan senyum mengembang yang tak pernah luntur dari bibirnya. Ia tak tau jika semenyenangkan ini berbincang dengan Keysa, putrinya sangat humoris serta menggemaskan membuatnya selalu tertawa saat melihat tingkah Keysa.

"Kenapa senyum senyum terus pa?" Megan bertanya.

"Hah? Nggak kok" William menjawab gugup lalu kembali menetralkan ekspresinya.

Megan memandang intens pada suaminya "bohong kan?" Megan kembali bertanya.

"Nggak lah! Ngapain bohong. Udah ya papa mau mandi dulu" William langsung meninggalkan Megan dan berlalu menuju kamarnya.

"Papa kamu kenapa?" Kali ini Megan bertanya pada Arsen yang baru saja masuk.

"Hah? Kenapa?" Arsen malah balik bertanya pada Megan.

"Itu tadi dia senyum senyum, kamu pasti tau kan?"

"Ohh biasa ma, abis dapet job besar nih" Arsen tersenyum dengan wajah yakin. Tak mungkin ia mengatakan jika William terus saja tersenyum karna habis bertemu Keysa.

"Ohhh" Megan mengangguk lalu kembali mendudukan tubuhnya di sofa dengan mata yang kembali fokus pada tv di depannya.

••••••••••

"Gue punya penawaran menarik buat lo" Dela berujar yakin pada orang di depannya.

"Lo siapa? Kenal aja nggak sama gue" Lauren berujar sinis dengan tangan yang terlipat di depan dada.

"Gak perlu tau siapa gue! Yang harus lo tau, gue bisa bantuin lo dapetin Gara"

"Gila" Lauren mengumpat, tanpa membalas perkataan Dela, kakinya kembali melangkah menuju rumahnya.

-tadi saat ia sedang perjalanan pulang dari minimarket orang yang ada di hadapannya ini menghentikan langkahnya lalu langsung berkata jika ia bisa membantu dirinya-

"Asal lo tau, gue adik dari istri Gara sekarang" Dela kembali berujar dengan senyum kemenangan saat melihat Lauren yang menghentikan langkahnya.

"Gue bisa dengan gampang ngasih tau lo rahasia terbesar Keysa yang bahkan Keysa nya aja gak tau, dan gue yakin banget setelah Gara denger apa rahasia Keysa dia gak akan segan segan buat ninggalin Keysa"

Lauren membalikkan tubuhnya, memandang tak percaya pada orang di hadapannya "lo itu adiknya, mana mungkin lo bikin kakak lo sendiri dalam masalah"

"Gue sama Keysa emang adik kakak, tapi dia bukan kakak kandung gue"

"Apa bukti nya kalau gue harus percaya sama lo?" Lauren menaikan sebelah alisnya lalu memandang remeh pada lawan bicaranya.

"Lo ikutin cara main gue, gue jamin lo akan dapet Gara dan gue bisa bikin hidup Keysa menderita"

Lauren mengangguk anggukkan kepalanya. Tawaran yang menarik, mengingat Gara yang mulai peduli pada Keysa bukan hal susah untuk Gara mencintai Keysa apa lagi saat ini Keysa tengah mengandung anak Gara pasti rasa enggan untuk meninggalkan lebih besar untuk Keysa dari pada untuknya.

"Gue setuju, jadi apa yang harus gue lakuin?"

Dela langsung mendekat ke arah Lauren lalu membisikan beberapa kalimat yang membuat senyum Lauren terbit.

"Bagus juga ide lo" Lauren tersenyum puas.

Dela tersenyum penuh arti pada Lauren. 'bodoh' batinnya berujar bahagia, tinggal beberapa langkah lagi Gara akan menjadi miliknya dan Keysa akan merasakan apa yang ia rasakan sedari dulu.

'lo tunggu aja Key' batinnya menjerit senang.

Keysa tersenyun lebar saat melihat Gara yang baru saja turun "pagi Gar" sapanya dengan senyum lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keysa tersenyun lebar saat melihat Gara yang baru saja turun "pagi Gar" sapanya dengan senyum lebar.

"Pagi" balas Gara dengan kaki yang terus melangkah mendekati Keysa.

"Masak apa?" Tanya Gara setelah mendudukan tubuhnya.

"Nasi goreng ayam, suka gak?"

"Apa yang kamu masak, aku suka"

"Masih pagi Gar, jangan gombal!" Keysa memalingkan wajahnya yang terasa panas.

"Hahahah, kok mukanya merah Key?" Gara menoel pipi chuby Keysa.

"Diem Gar!!!"

"Hahhahaha bumil marah"

"tau ah" Keysa menarik kasar bangku di depannya lalu mendudukan tubuhnya.

"Maaf sayang" ujar Gara dengan elusan di puncak kepala Keysa.

Keysa mengulum senyumnya, pipinya semakin terasa panas karna ulah Gara. 'dasar tukang gombal' batinnya berteriak kesal  juga senang disaat bersamaan.


































Jangan lupa komen, yang banyak!!!!!

Jangan lupa komen, yang banyak!!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

Why Should I (COMPLETE) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang