16

24.8K 2.7K 120
                                    

Sejak  Jaemin melihat kakaknya menangis, Jihoon selalu mengurung dirinya didalam kamar. Ia hanya keluar jika ada keperluan khusus, atau Ayahnya memanggilnya.

Omega itu berulang kali mencoba menyusup ke kamar Jihoon. Tapi keberadaan yang lebih tua tidak di temukan. Dan Jaemin sendiri, tidak seberani Jihoon untuk memasuki kediaman para Alpha, untuk menemui kakak-kakaknya. Di loteng pun Jihoon tidak ada, apa mungkin kakaknya itu sudah menemukan tempat persembunyian baru dan sengaja menghilang karena membencinya?

Setelah meyakinkan diri, Jaemin memutuskan akan masuk kedalam kamar Jihoon saat jam tidur, biasanya kepala pelayan akan mengecek mereka satu-persatu sebelum jam sepuluh malam. Memastikan kedua omega itu tertidur di kamar mereka.

Setelah tiga malam berupaya, akhirnya Jaemin bisa menemui kakak Omeganya itu. Ia mengendap menggeser pintu, berjinjit sambil menahan nafas memastikan tidak ada satupun orang yang tahu Ia tengah menyusup ke kamar Jihoon. Jaemin nyaris memekik senang, saat melihat Jihoon tengah berbaring di ranjangnya.

"Kau masih marah?" tanya Jaemin tiba-tiba Ia tahu Jihoon sudah menyadari kehadirannya.

"Aku tidak menemukan keuntungan apapun, karena marah atau membencimu." Gumam Jihoon datar.

"Kau marah pada ibu?"

Jihoon mengeleng.

"Kenapa kau menghindari Ibu akhir-akhir ini?"

Jihoon yang ingin tidur lebih cepat terpaksa harus meladeni kecerewetan  adiknya. "Aku hanya malas. Kau tahu perasaan seseorang yang sedang tidak ingin melakukan apa-apa."

"Aku mengerti apa arti malas itu." Tukas Jaemin.

"Baguslah."

"Kau baik-baik saja?" Tanya Jaemin.

"Tentu, sebelum kau datang." Jihoon menarik selimutnya.

"Ada apa dengan wajahmu?" Jaemin berusaha menyentuh pipi kiri Jihoon yang lebam, sudut bibir Jihoon sedikit robek, menyisakan noda darah kehitaman disana. Jihoon meringis dengan wajah berkerut, begitu Jaemin menyentuh wajahnya.

"Effort lebih yang harus ku lakukan, untuk berdamai dengan Jungkook." Ungkap Jihoon. Perlahan Ia  membenarkan posisinya untuk duduk di atas kasur, membiarkan Jaemin duduk disebelahnya. "Jungkook mengatakan, kau bisa berlatih mulai minggu depan." Imbuhnya.

Jaemin merenung. Sebenarnya Ia tak suka belajar bela diri, tidak perlu, Ia takut Ibunya tahu dan marah padanya.

"Kenapa?"

Jaemin mendongkak, wajah Omega muda itu memerah karena menahan tangis. "Ibu akan marah bila tahu aku berlatih." Lirihnya pelan. Jihoon menarik tangan Jaemin lalu menggenggamnya.
Tanpa menyunggingkan senyum, Ia berkata "Semua tergantung padamu Na, kau boleh tidak berlatih, tapi kau harus pintar membaca situasi, menjaga rahasia dan jangan sampai orang lain tahu kelemahanmu. Kau mengerti?"

Jaemin mengangguk "Aku bisa melakukan itu."

"Syukurlah! Sekarang keluar dari kamarku. Aku butuh tidur!" Seru Jihoon dengan wajah ketus, membuat Jaemin mau tidak mau menyingkir dari posisinya.

"Apa kau tidak ingin bicara denganku?" Rajuk Jaemin, Omega itu mencebik sambil memandang punggung kakaknya. Jihoon mengerang kesal, menendang selimut lalu memutar tubuhnya.

"Kau mau apa?!"

"Aku bersusah payah kemari, bukan untuk bicara dengan punggungmu!"

"Kau bisa bicara dengan tembok di kamarku, dia akan mendengarkan semua ucapanmu!"

"Menyebalkan sekali kau ini!" Desis Jaemin.

Jihoon mengacak rambutnya kesal. Ditatapnya Jaemin yang kembali tersenyum riang di depannya.

[TAMAT] 🔞My Villain Husband (Discontinue)Where stories live. Discover now