Eleven

222 29 16
                                    

Cinta adalah keluh yang mengepul jadi asap. Dan api akan muncul kala asap telah menguap habis. Jika ia ditindas, maka yang timbul adalah telaga air mata! (William Shakespeare)

Menyatakan sebuah kata-kata cinta ternyata bukan sekadar mengapresiasi rasa, tapi juga tentang belajar menghargai dan menikmati rasa dihargai oleh orang lain.

When you try your best but you don't succeed
When you get what you want but not what you need
When you feel so tired but you can't sleep
Stuck in reverse

When the tears come streaming down your face
'Cause you lose something you can't replace
When you love someone but it goes to waste
What could it be worse?

Coldplay - Fix You

Peristiwa yang mengerikan pada hari pertamanya bekerja waktu itu terus berkecamuk di dalam benak Estee, sepanjang hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Peristiwa yang mengerikan pada hari pertamanya bekerja waktu itu terus berkecamuk di dalam benak Estee, sepanjang hari. Rasa takut yang tidak jelas penyebabnya menyusup dalam dirinya. Bayangan yang tidak diinginkannya terus muncul seperti film yang diputar. Estee ingin bernapas untuk sedetik saja. Ia tidak ingin mati karena perasaannya, tapi rasa takut itu tidak melepasnya. Mengekangnya. Mengikatnya. Hingga Estee tidak bisa berpikir jernih dan pergi kemana pun dengan bebas.

"Lo kenapa?"

Seseorang menepuk pundaknya. Estee terkesiap. Refleks, tubuhnya bergerak menjauh dari orang itu, bersamaan dengan itu, Estee dapat merasakan tubuhnya gemetar.

"Jangan melamun saja, Tee. Makan siang kali ini kan acara penyambutan lo sebagai anak baru di tempat lusuh kita."

Mengerjap, Estee mendapatkan kembali fokusnya. Ini tidak baik. Estee merasa dirinya berada di situasi yang tidak benar. Ia tidak boleh terus-menerus memikirkan kejadian itu. Aiden sudah berjanji dan pemuda itu tidak mungkin mengulangi kejadian sebelumnya.

Menyesuaikan napas untuk tenang, Estee berusaha menyunggingkan senyum palsu. Ia harus segera menyingkirkan segala hal yang berkecamuk dalam dirinya agar bisa fokus ke rekan kerjanya.

Dengan gerakan pelan, Estee kembali ke posisi duduknya, lebih merapatkan diri ke mereka. "Maaf, setelah ini gue janji nggak melamun lagi."

Seseorang di depannya mengangguk sebelum kemudian berdiri, "Gue bayar dulu, setelah itu kita balik ke kantor."

Estee menatap satu persatu rekan kerjanya yang baru. Hanya empat orang. Zoe, Ian, Kevin dan Kane —pemimpin sekaligus pemilik tempat kerjanya yang sedang membayar makan siang kali ini. Tempat kerjanya kali ini bukanlah bangunan bertingkat, hanya bangunan kecil yang muat untuk beberapa orang dan tidak terlihat, juga terancam oleh orang lain. Maka dari itu, saat Estee menanyakan tentang kemungkinan adanya ancaman dari luar, apa mereka akan mempertahankannya atau tidak? Mereka menjawab iya, jika ia pantas dipertahankan. Oleh karena itu, Estee berusaha keras masuk ke tempat ini, tidak memedulikan jika tempat ini tidak membuat namanya dikenal.

AidenWhere stories live. Discover now