Twenty Five

86 14 5
                                    

Kamu hanya membuat batasan agar dirimu tenang, nyatanya itu adalah alasan dan sebuah tipuan yang buruk sekaligus menyakitkan..

What did I say? What do you want?
I swear I'll make it up
Oh my gosh, what have I done?
Mm, pain in my chest, can't get to sleep
In these cold and empty sheets
Where did you go? Why did you leave?

Movin' too fast, callin' it love
Was I just not enough?
Nothing make sense, it don't add up
Slammin' the door, not sayin' a word
It just keeps getting worse
I'm not okay, honest it hurts

ILLENIUM & Tori Kelly - Blame Myself

ILLENIUM & Tori Kelly - Blame Myself

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desember, tahun sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desember, tahun sebelumnya.

Aiden mengganti pakaiannya dengan pakaian santai setelah latihan tinju berakhir. Tangannya sibuk berselancar di layar ponseln. Beberapa kali terlihat kedutan di ujung bibir pemuda itu. Posisinya pun sudah berubah. Dari berdiri hingga sekarang duduk dengan santai.

Kenyamanan yang dirasakan pemuda itu membuatnya tidak memedulikan orang-orang yang masuk ke ruangannya. Bahkan pemuda itu tampak tak acuh saat mereka berdiri di depannya, memerhatikannya. Aiden tetap berada pada dunianya.

"Aiden, gue ada di sini!" Decak kesal Mathias hanya direspons dengan sebuah tatapan sekilas dari Aiden. "Gue mau kenalin seseorang ke lo! Dia orang baru di sini. Hobi tinju juga dan melakukan bisnis ini juga."

Tatapan Aiden terangkat dari ponselnya. Raut wajahnya menunjukkan ketidakteratrikan. "Ya."

Mathias menghela napas, tetapi tetap menyuruh orang di sampingnya untuk memperkenalkan diri. "Dia memang orang seperti ini, jadi maklumi."

AidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang