Musuh Tengah Malam

22 3 0
                                    

Ciiit ....

Ciiit, Ciiit ....

Entah sudah sejak berapa waktu yang lalu, namun suara itu belum juga berhenti. Aku benar-benar tidak bisa tidur malam ini kalau terus begitu. Ya, bisa bayangkan suara cicit saat sudah begitu gelap begini, sekarang bahkan sudah lebih dari jam setengah dua dini hari—setidaknya itu saat terakhir kali aku mengecek jam di ponselku.

Ah ya, kalau ditanya aku tidak bisa tidur karena takut, siapapun itu pasti salah paham. Ini bukan suara anak ayam yang menunjukkan ada makhluk tertentu di dekatku. Bukan, aku yakin itu. Karena suara ini sudah sangat kukenali—sejak beberapa bulan yang lalu. 

Suara itu adalah suara lovebird milik papa alias musuh tengah malamku yang ada di halaman belakang. Ya, meski yang dimaksud belakang tersebut ada di samping rumahku. Tapi intinya, suara burung-burung sok mahal itu tak bisa berhenti. Kadang aku tidak habis pikir mengapa mereka masih berbunyi jam segini?

Benar-benar mengganggu.

Ya, sebenarnya bukan musuh tengah malam saja. Siang hari lebih parah. Jika malam ini hanya seekor atau dua ekor. Ketika semua lovebird itu terbangun bersamaan. Bisa bayangkan suaranya? Papa punya lebih dari 4 pasang. Sekarang aku malah teringat kejadian kemarin.

Aku hendak membuat rekaman berhubung tenggorokanku rasanya sedang enak dipakai untuk menyanyi. Percayalah, aku hendak merekam karena suasana rumah sedang sepi—tumben. Namun, baru beberapa detik merekam, burung-burung itu tiba-tiba bercicit bersamaan.

Aku tahu suaraku tidak bagus-bagus amat, meski demikian tidak seharusnya mereka protes seperti itu bukan. Rasanya seperti diteriaki, "Jangan nyanyi, biar kami aja!"

Lagipula mereka pikir suaranya bagus? Ya, aku melupakan fakta bahwa suara kicau mereka sering dijadikan sebuah ajang. Tapi kalau terus-terusan begini kan menyebalkan.

Setidaknya, biarkan suaramu tidak terdengar oleh telingaku saat tengah malam. Aku pasti sudah gila kalau mengatakan hal itu pada mereka.

Tanpa kusadari, suara cicitan itu menghilang saat aku bergelut dengan pikiranku yang berkaitan dengan mereka. Ya, biar tenang sejenak. Ini malam.

"Jadi, ayo istirahat," gumamku dengan suara yang bahkan tak terdengar oleh telingaku sendiri.

Namun, begitu menutup setengah bagian kepalaku dengan bantal dan memejamkan mata, suara itu tiba-tiba kembali.

Ciiit ....

Ciiit, Ciiit ....

Ya, pada akhirnya, mereka dan suaranyalah yang menang.

Aku pasrah.

***

Bogor, 22 Juli 2020

Haloooo, tema kali ini yaitu, "Hewan peliharaan adalah tokoh antagonis. Entah ini masuk tema itu atau enggak tapi setidaknya ... kalau kalian mengalami kejadian di atas, itu bener-bener nyebelin.

Btw, yang ada waktu bisa mampir ke work baru judulnya, "HOPE". Itu sebenarnya tugas kuliahku -_- Tadinya enggan kubawa ke wattpad tapi karena diperlukan pembaca jadi kumasukkan. Ceritanya buat anak-anak jadi ga ada yang spesial. Semoga aja ada yang suka :') Atau barangkali ada adiknya yang kecil, boleh bacaaaa hehe.

Regards


Nari

Fated Rendezvous -  NPC's 30 Daily Writing Challenge 2020 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang