Koigokoro

56 6 3
                                    

Anata no yuku tokai ga

Dore kurai tōi ka mitakute

Hirogeta chizu to jikokuhyou

"Chisato!" panggilan yang cukup kencang itu akhirnya membuat Ishizaki Chisato menoleh. Pasalnya, gadis berambut cokelat tua itu tak kunjung menoleh sejak beberapa saat yang lalu. Malah tenggelam pada layar ponselnya yang menampilkan sebuah peta dan ... jadwal keberangkatan kereta.

"Ah, Nina. Kenapa?" balas Chisato dengan pandangan tak tertarik sama sekali.

Nina menggeleng sambil tersenyum. "Kau sendiri kenapa? Sampai buka rute dan lihat jadwal kereta segala? Mau liburan?"

Chisato sontak membelalak saat menyadari Nina melihat isi ponselnya. Sejak kapan? Batin Chisato buru-buru mematikan ponselnya.

"Bukan kok," balas Chisato sambil tersenyum. "Aku hanya lihat jadwal keberangkatan kereta ayahku ada kunjungan kerja hehe."

Sejujurnya, Nina ragu mendengar balasan Chisato. Karena yang Nina tahu, ayah Chisato membuka usaha rumahan. Ya, Nina yakin terlebih yang ia lihat di ponsel Chisato tadi adalah Tokyo. Sementara itu, Nina baru menyadari kalau Chisato tengah memandangi kerumunan bangku di pojok kanan depan—dekat pintu keluar.

Yamada, batin Nina tanpa sadar. Kemudian menyadari bahwa tatapan Chisato kali ini berbeda dengan biasanya.

***

Sudah lima menit berlalu sejak bel pulang berbunyi. Namun, Mari-sensei baru saja keluar untuk memperingatkan mereka tentang persiapan kelulusan nanti. Kini, satu per satu murid mulai merapikan barang masing-masing, termasuk Chisato dan Nina.

"Nina, aku pulang jalan kaki hari ini," kata Chisato sambil merapikan barang-barang bawaannya.

"Eh, tumben?" Cepat-cepat Nina membalas. "Mau kutemani?"

Chisato tersenyum, kemudian mengangguk pelan. "Kalau kau enggak keberatan."

Nina pun cepat-cepat merapikan barang-barangnya. "Ayo!" Nina menarik tangan Chisato sambil berlari.

Saat melewati pintu depan, Yamada dan Yuuki-kun tengah bercanda ria. Sementara Chisato tertunduk sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain. Namun, Yamada Hiroki elanjur menyadari keberadaan mereka.

"Zutto suki deshita" tte

Tegami kaku yūki mo nai mama

Sotsugyōshiki ga kuru no

"Chisato, Aoi?" panggil Yamada. Sementara Chisato hanya mengangguk.

"Yuuki, hari ini aku pulang dengan Chisato, ya!" ujar Nina sambil melambaikan tangan kea rah Yuuki. "Dah, Yuuki, Yamada juga!"

Yuuki pun hanya tersenyum kemudian mengangguk sambil melambaikan tangannya dari depan pintu mengingat langkah Nina dan Chisato yang sangat cepat.

Dote o hashiru kaze ga

Dandan yawarakaku natteyuku

Sampai, langkah mereka mulai melambat di jalanan. Chisato dan Nina belum bicara sejak keluar gerbang sekolah tadi. Hanya merasakan hembusan angin yang semakin hari semakin terasa lembut. April hampir tiba, musim semi, dan ... kelulusan mereka akan segera menyambut. Lantas mengakhiri.

"Chisato," panggil Nina tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. Sementara itu anggukan yang tampak dari bayangan Chisato membuat Nina tersenyum. "Kau suka dengan Yamada, kan?"

Pertanyaan Nina, entah kenapa terasa begitu tiba-tiba. Cukup untuk menghentikan langkah Chisato sejenak.

"Benar tebakanku?" Nina ikut menghentikan langkahnya, kemudian menoleh pada Chisato yang langkahnya tertinggal. "Alasanmu sampai buka rute kereta ke Tokyo, pasti karena ingin tahu seberapa jauh—"

Chisato menggeleng, menatap Nina, lantas tersenyum sambil berkata, "Enggak mungkin."

"Ta—tapi ...." Nina menggantungkan kalimatnya.

Sementara itu, perasaan tak terungkapkan yang disembunyikan oleh Chisato terpancar jelas lewat matanya. Nina yakin, ia bisa menangkap itu. Bahkan angin yang tengah bertiup sekarang pun pasti merasakannya.

Fu omoide ni mo narenai

Kurasu no medatanai onnanoko soredake na no

"Lagipula, aku bukan siapa-siapa di kelas," balas Nina masih dengan senyumannya.

Sō namae mo kao mo sugu ni

Wasurerarete owari na no

"Begitu Hiroki pindah nanti, nama dan wajahku pun kan segera terlupakan."

Pasti, batin Nina. Bahkan diingatpun tak akan.

"Itu hanya dugaanmu bukan?" tanya Nina yang tiba-tiba emosinya meluap. "Itu hanya caramu melarikan diri bukan? Kau bahkan gak bilang suka secara gamblang, nulis surat pun enggak. Tapi bisa-bisanya menduga kalau kau sendiri bakal semudah itu dilupakan. Bagaiaman kalau—eh ... Chisato?"

Nakitaku natta

Chisato menangis, itulah yang ditangkap oleh Nina. "Chi—Chisato ...."

"Aku sudah menahannya tahu," balas Chisato sambil setengah tertawa. "Tapi, kenapa kau haru sadar?"

Pada akhirnya, Nina hanya bisa menghela napas menghadapi teman kecilnya itu. Kemudian menepuk punggung Chisato perlahan, sesekali mengelusnya.

"Ayo ke taman dekat SMP kita dulu," ajak Nina. "Kau harus cerita."

***

Bogor, 10 Juli 2020

Songfic: Michiyo Nakajima - Omoide ni mo Narenai

Fated Rendezvous -  NPC's 30 Daily Writing Challenge 2020 [END]Where stories live. Discover now