Himawari, Yousei-san, dan Barangnya yang Akan Hilang

31 6 0
                                    

"Sudah kubilang kalau yang seperti itu perbuatan Yousei-san!" pekik seorang gadis dengan rambut berwarna kuning cerah—Himawari namanya—yang kini membuat siswa di sepanjang koridor menoleh ke arahnya.

Sementara itu, sosok yang tengah menjadi lawan bicaranya hanya menutup kupingnya kencang-kencang. Laki-laki yang jauh lebih tinggi dari Himawari itu sudah tahu sejak lama mengenai hobi teman masa kecilnya itu.

"Yuuta, dengar tidak sih?" Lagi, Himawari mengatakan itu dengan suara kencang—benar-benar mirip anak kecil. Padahal mereka sudah duduk di kelas 2 SMA.

Kini, yang ditanya hanya memandangnya datar. "Terus?"

"Aku dengan Yousei-san suka dengan permen. Jadi, kalau ingin barang kita yang hilang kembali, maka ...."

Belum mendengarkan ucapan Himawari sampai akhir, Yuuta sudah paham apa mau gadis cerewet itu. "Jangan berharap padaku untuk menyerahkan permen yang selalu kubawa. Kalau memang butuh, kenapa tidak beli sendiri?"

Saat bertanya, jelas Yuuta lupa akan sesuatu. Ia baru menyadari ketika sedetik kemudian Himawari mengeluarkan tatapan aneh—anggap saja seperti anak kucing minta dipungut.

Anak ini, batin Yuuta setengah kesal. Pasti, tidak salah lagi, Himawari sudah menghabiskan uang sakunya untuk membeli manisan di kantin tadi.

Lagipula, bagaimana mungkin ia percaya kalau Yousei-san itu ada? Dengar dari siapa pula pakai harus membawa permen segala, batin Yuuta berkecamuk. Ya, lagipula ini memang Himawar sekali. Mudah percaya hal-hal bodoh yang bahkan hanya ia dapatkan lewat—

Yuuta tiba-tiba teringat kejadian kemarin ...

"Hinata, Himawari mana?" Saat itu Yuuta ingin bertanya pada Himawari mengenai salah satu tugas mereka. Jadi, Yuuta langsung mendatangi rumahnya. Namun, yang membuka pintu bukan Himawari seperti biasa melainkan Hinata—adik kembar laki-laki Himawari.

"Di kamarnya, katanya sedang tidak mau diganggu," balas Hinata sambil menunjuk ke lantai dua.

"Kali ini apa lagi?" Yuuta memastikan bahwa Himawari tak melakukan hal-hal yang kadang suka di luar nalar seperti mencoba terbang dari balkon—ya, ini malah mirip seperti ia frustrasi lantas mau bunuh diri. Padahal, Himawari serius ingin mencoba terbang.

"Jibaku Shounen Hanako-kun, dia lagi tergila-gila sama hantu toilet itu," balas Hinata. "Siap-siap saja mendengarkan ucapan tidak jelasnya."

Ya, Yuuta yakin gara-gara hal satu ini. Ia hanya bisa menghela napas.

"Dibanding permen, memangnya barang-barangmu ada yang hilang secara tiba-tiba sungguhan?" tanya Yuuta.

Bukan menjawab, Himawari malah mendadak menatap Yuuta dalam-dalam. Lalu berkata, "Belum, sih."

Serius, Yuuta ingin memastikannya sekali lagi tapi ...

Hah?

Ini biasa erjadi.

Yuuta, tenangkan dirimu, yakinnya pada diri sendiri.

Yuuta pun menarik napasnya dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan-lahan. Ia tahu, bukan sekali dua kali Himawari seperti ini. Harusnya ia sudah tahu. Ini biasa. Harusnya tapi ... 

"HI. MA. WA. RI!" teriak Yuuta penuh dengan emosi. "Aku bersumpah kalau Yousei-san akan benar-benar mencuri barangmu. Lalu hilang selamanya!"

... sampai saat ini Yuuta selalu saja terjebak dengan yang seperti ini. Tak berubah.

"Eeeeeeh, tidak boleh begitu!" balas Himawari memekik.

Yuuta yang sudah telanjur sebal tak ingin menarik ucapannyanya. Ia tak peduli lagi, ia hanya berharap kalau Yousei-san benar-benar ada dan mencuri barang milik Himawari lantas tak akan kembali untuk selama-lamanya

"Aku tidak dengar!" Yuuta mencoba menutup telinganya—meski jelas tak bisa menangkal semua suara yang keluar dari bibir Himawari.

"Jangan begitu," rengek Himawari. "Nanti kalau Yuuta yang dicuri bagaimana?"

Deg.

Ya Tuhan, batin Yuuta. Serius, ia ingin menangis sekarang.

END

***

Bogor, 14 Juli 2020

Yousei-san: penampakan yang biasa usil mencuri benda-benda dan ada di sekitar kita (coba cek anime Jibaku Shounen Hanako-kun) Heheh. Iyaaa, ini sebenarnya yang lagi doyan Hanako itu yang nulisnya :3

Regards

Sky-Nari

Fated Rendezvous -  NPC's 30 Daily Writing Challenge 2020 [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat