That's Hurt

39 5 0
                                    

Aku sudah tahu kalau aku sudah tak memiliki perasaan yang sama seperti saat itu. Aku lega karenanya. Setidaknya, itu yang aku tahu.

Namun, pertemuan kita yang terakhir malah mengusikku. Aku tahu kalau aku hanya terbawa suasana. Kemudian keadaanmu yang sepertinya kurang baik membuat simpatiku kembali terusik. Padahal, sudah lebih dari 7 tahun lalu kau bilang padaku untuk tidak mengusik kehidupanmu. Aku tahu itu.

Bodohnya, aku mencoba melangkah. Berharap hubungan kita bisa sedikit membaik, agar rasa takutku bisa hilang saat jumpa denganmu. Lantas, sikapku pada orang-orang itu bisa berubah menjadi lebih baik kalau aku bisa berdamai denganmu. Lagipula, aku tidak bisa terus lari dan menghindarimu.

Tapi pada dasarnya, ini tetap tidak mungkin, ya? Sejak awal, dunia Hinata Keisuke tak akan pernah bisa kuketahui. Dari masih kecil, aku tahu itu. Bahkan sampai saat ini, aku seringkali berpikir kalau alangkah lebih baik aku tidak pindah rumah. Lantas bertemu denganmu dan mengalami hal-hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

Namun, kalau hal itu tidak terjadi maka penyesalanku akan jauh lebih dalam lagi. Habisnya, aku tidak akan punya ambisi masuk ke sekolah itu kalau kau tidak ada di sana. Kalau dipikir, itu alasan paling bodoh memilih sebuah sekolah. Hanya karena keberadaan orang lain yang bahkan setelah satu sekolah hanya sekadar papasan dan seolah tak mengenal. Tapi, bukan masalah lagi. Ketika aku tiba, banyak hal-hal yang menyenangkan. Jadi, saat terluka pun bukan masalah lagi.

Namun, lebih dari semua itu. Mimpiku akhir-akhir ini membuatku sadar kalau banyak sekali hal yang harusnya kusampaikan padamu. Hal yang ingin kuteriakkan langsung padamu, tangisan yang ingin kulepas, bahkan sebuah pukulan kencang yang terbentuk dari rasa sakit dan keegoisanku yang ingin kutujukkan padamu. Ini berlebihan tapi ... aku tak akan bisa lepas sampai hal itu terjadi. Kecuali ada keajaiban kecil? Kau boleh berharap ini terwujud agar nanti tidak terluka.

Lagipula, dulu pernah ada orang yang bilang padaku kalau aku harus menemuimu. Ya, mungkin apa yang dikatakannya benar. Tanpa sadar itulah keinginan terdalamku selama ini. Bertemu, lantas melepas segala hal yang selama ini tertunda untuk kuucapkan selama ini. Lagipula, aku juga tidak ingat kapan terakhir kali kita berbicara. Apa lagi bertemu yang benar-benar disengaja. Karena hal sebenarnya yang ingin kukatakan hanya hal sederhana. Hal sederhana yang sama dengan pekikkan dalam mimpiku semalam.

"Itu menyakitkan!"

***

Bogor, 7 Juli 2020

Fated Rendezvous -  NPC's 30 Daily Writing Challenge 2020 [END]Where stories live. Discover now