BAGIAN LIMA

Mulai dari awal
                                    

"Lah gimana? Ntar dia marah. Izin dulu deh mending. Cowok lo kan posesif akut."

Aluna berdecak, "bodo amat."

"Gila. Cari masalah lo Lun."

"Nggak peduli gue Cel."

***

Aluna, Celine, Kania dan Sandra udah duduk di kursi stadion buat nonton turnamen basket anak fakultas hukum. Aluna sengaja matiin HP-nya buat ngehindarin Biru. Dia juga gak bilang mau nonton turnamen basket karena tadi dia langsung maksa Celine buat langsung cabut ke stadion sebelum jam empat.

"Mirza semangat!" Teriak Celine saat Mirza masuk ke lapangan dan Mirza yang ngedenger teriakan Celine langsung senyum lebar ke arah Celine.

"Cieee, cieee," goda Aluna ke Celine.

"Disenyumin uhuy," timpal Kania.

Celine cuma senyum malu-malu. Ya gitu, yang main gebetan sih.

"Nomor punggung sepuluh ganteng nyet," celetuk Sandra.

"Jevan. Pangerannya fakultas hukum sih emang," sahut Celine.

"Anjir! noleh ke sini dia," Kania langsung heboh waktu si nomor punggung sepuluh alias Jevan noleh ke arah mereka. Terus senyum tipis.

"Lun, dia ngeliatin lo deh kayaknya," kata Kania lagi.

"Hah, gue?"

"Iya, dia kayak ngelirik lo mulu."

"Naksir kali Lun," timpal Sandra.

"Ngaco anjir, kenal juga enggak."

"Beneran deh, tuh ngelirik lagi dia," kata Kania lagi.

"Ngelirik yang di belakang kita kali," sahut Aluna.

"Lun, mampus lo!" Seru Celine tiba-tiba, "Biru anjir jalan ke sini."

"Hah? Mana?"

"Itu!" Tunjuk Celine. Aluna ngikutin kemana arah tangan Celine nunjuk. Dan ya, dia ngeliat Biru tepat saat cowok itu juga lagi ngeliat ke arah dia.

"Dia tau darimana lo ada di sini?" Tanya Kania.

"Gak tau," jawab Aluna pelan.

"Pulang!" Biru langsung narik tangan Aluna begitu dia udah berdiri di depan Aluna.

"Enggak!" tolak Aluna sebelum narik tangannya dari pegangan Biru.

"Pulang aku bilang!"

"Enggak mau!"

"Mau gandeng tangan aku apa aku gendong kamu dari sini. You choose!"

Aluna mendengus kasar sebelum akhirnya dia jalan buat keluar dari stadion. Mengabaikan uluran tangan Biru.

***

Aluna sama sekali nggak niat buat buka suara. Tangannya terlipat di depan dada dengan pandangan lurus ke depan. Bibirnya memberengut tanda kalo dia lagi bener-bener kesel.

BIRU'S GIRLFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang