Chapter 17 - Pertemuan di kala hujan

10 2 0
                                    


'wajah itu, wajah nan cuek itu kalau tidak salah..........







'Rose!'

Kevin mengingatnya, perempuan yang sering memakai eyeliner hitam itu adalah Rose, asisten pribadi Harrison di perusahaan.

Kevin mengenal Rose saat dirinya berkunjung ke perusahaan YAMAcorp beberapa waktu lalu yang berujung ia ditangkap petugas keamanan disana.

Kevin merasa penasaran, mengapa perempuan itu terlihat seperti sedang gelisah. Padangannya terkadang menuju ke handphone yang ia genggam dan sejenak kemudian kembali melihat ke kanan dan kirinya.

'dari tadi ku perhatikan dia seperti sedang menunggu seseorang' duga Kevin.

Tiba-tiba Rose berdiri dari kursi dan berjalan cepat menuju pintu keluar coffe shop tersebut. Tapi tak lama terlihat ada beberapa pria yang ikut beranjak dari kursi mereka dan berjalan keluar coffe shop juga.

Tak mau kejadian tadi terulang, kali ini Kevin memutuskan untuk mengikuti mereka ditambah ia merasa seperti Rose sedang diikuti oleh pria-pria tadi.

"Hei, toilet dimana?, Aku ingin buang air besar, kebelet nih" ungkap Kevin berbohong kepada ketiga orang yang saat ini tengah duduk bersama nya.

"Eh, disini tidak ada toilet untuk buang air besar" beritahu Amara yang hafal betul denah tempat mereka nongkrong sekarang.

Entah keberuntungan apa yang menghinggapi Kevin, justru dengan tidak adanya kamar mandi untuk buang air besar semakin memudahkan dirinya untuk mengikuti Rose.

"Ahhh, sial aku harus kemana dong?!" Umpatnya pura-pura kesal.

"G-gunakan saja t-toilet taman, kak Kevin" ujar Rani berbicara dengan tergagap.

Kevin tersenyum penuh kebahagiaan. "Ide bagus, aku langsung kesana, sudah tidak tahan" dengan segera Kevin berjalan keluar dari coffe shop tersebut.

Begitu sudah berada di luar coffe shop, Kevin segera mencari keberadaan Rose, tak perlu waktu lama, ia langsung menemukan Rose yang berjalan ke persimpangan jalan yang berada di sebelah kiri coffe shop tersebut yang berjarak 5 gedung ke arah kiri.

Rose langsung menghilang di balik gedung terakhir di samping jalan dan seketika pria-pria yang mengejar Rose mulai berlari mengejar perempuan itu.

"Sial, mereka berlari untuk mengejar perempuan itu!" Ucap Kevin, laki-laki itu sadar jika dirinya tertinggal jauh, akhirnya ia memutuskan mengambil jalan pintas dimana di samping coffe shop dan gedung disebelahnya terdapat sebuah jalan tikus membela kedua tempat tersebut. Kevin berlari mencoba mengejar mereka lewat jalur tersebut.

Jalan tikus itu tidak memiliki pencahayaan yang banyak hanya terdapat sedikit lampu penerangan yang rata-rata sudah hampir redup. Terdapat banyak tempat sampah besi dan yang berukuran 2 slot terlihat menghiasi berada sisi jalan tikus tersebut.

Ketika dirinya sampai di persimpangan jaman tikus itu, disaat terakhir Kevin berhasil menarik dirinya untuk tidak muncul di persimpangan jalan tikus tersebut karena tepat di sebelah kanannya di ujung gang sana, pria-pria itu berhasil menyudutkan Rose dan mengepung perempuan itu.

"Brengsek, aku harus bertindak!" Ucap Kevin seorang diri karena dirinya melihat beberapa dari mereka memegang sebuah pisau, laki-laki itu segera mengambil gadget bodyprotect yang tersimpan di saku jacket denimnya lalu segera memakaikannya di tangan kirinya.

Laki-laki itu segera menekan tombol suit dan gear up. Seketika armor mulai menutupi seluruh bagian tubuhnya dan dibarengi juga munculnya persenjataan di armor tersebut.
















DEADHAND : Rise Of The VIGILANTE (REVISI)Kde žijí příběhy. Začni objevovat