Chapter 16 - gerak gerik mencurigakan

15 2 0
                                    

6.30 pm






Suara pintu rumah yang baru dibuka terdengar mengisi keheningan ruangan. Kevin, laki-laki itu baru saja kembali kerumahnya setelah berlatih dirumah Harrison.

"Val, aku pulang!" Serunya memberitahu saudaranya itu bahwa dirinya sudah tiba dirumah. Tapi sayangnya tidak ada sautan siapapun didalam rumah itu.

'sepertinya dia belum pulang' gumam Kevin yang melihat kearah rak sepatu dan menyadari jika sepatu yang biasa di pakai oleh Vali tidak ada ditempatnya.

Kevin segera meletakkan tas khusus berlatihnya di kamarnya lalu pergi berjalan menuju kulkas yang berada di dapur kecilnya itu. Begitu ia membukanya, laki-laki itu hanya menemukan minuman kaleng, bahan-bahan makanan yang masih mentah, dan sekumpulan es batu.

"Hmm, mendekati akhir bulan, kulkas pun mulai terlihat hampa" ucapnya seorang diri yang mengeluh karena tidak adanya makanan.

Sebenarnya ada beberapa mie instan di lemari penyimpanan tapi ia sudah bosan karena dua hari yang lalu ia memakan mie instan itu dalam porsi double.

Laki-laki itu memutuskan untuk pergi mandi karena bau tubuhnya sudah sangat 'wangi' tersebut dan juga karena tubuhnya terasa begitu lengket karena keringat.

Disaat dirinya baru saja mengambil handuk. Handphone miliknya bergetar beberapa kali lalu tak lama ada notif masuk dari kedua sahabatnya itu.

"Oke, jam 8 malam, coffe shop dekat taman kota" ucap laki-laki itu seorang diri setelah ia membaca pesan masuk dari Amara.

setelah membersihkan diri dari keringat yang begitu lengket ditubuhnya, laki-laki itu memutuskan untuk mengerjakan beberapa tugas kuliahnya yang sempat tertunda karena jadwal latihannya yang begitu padat.

tanpa Kevin sadari dirinya yang dahulu selalu mengerjakan tugas h-2, h-1 kini sudah mengurangi kebiasaannya itu dikarena kini ia mempunyai kegiatan lain yang membuat menjadi cukup sibuk, jadi akhirnya ia memutuskan jika ada waktu luang, ia akan langsung mengerjakan tugasnya itu.

"vin, aku pulang"

suara seorang laki-laki setengah berteriak itu terdengar disaat Kevin tengah sibuk mengerjakan tugasnya. begitu mendengar saudaranya itu pulang, Kevin dengan sengera mengehentikan tangannya untuk menulis lalu beranjak keluar dari kamarnya berharap saudaranya itu membawa makanan karena ia sudah sangat lapar bahkan saking laparnya ia kesulitan untuk berpikir, anggapannya.

"hei, apa kau--------- nice!"

Kevin menatap dengan tatapan yang berbinar-binar kearah sekantung plastik yang dibawa oleh saudaranya itu.

"aku bisa melihat dari wajahmu itu bahwa kau sedang kelaparan" sahut Vali yang mulai mengeluarkan beberapa makanan yang ia bawa.

"kukira uangmu hanya tersisa untuk membayar listrik saja" ucap Kevin terheran yang melihat begitu banyak makanan yang dibawa oleh Vali.

"ini hadiah dari temanku yang bekerja disalah satu restoran, ternyata tadi aku mendapatkan pekerjaan direstoran pusat kota yang terkenal untuk kalangan kelas atas itu"

Kevin menatap saudaranya itu dengan tatapan yang sedikit tersentak, ia tahu restoran mana yang dimaksud saudaranya itu.

"restoran yang sering dihadiri oleh petinggi negara itu?, wow, beruntung sekali hari ini dirimu".

laki-laki itu segera mengambil salah satu makanan yang dibawa vali dan bersiap untuk memakannya karena sudah tidak bisa lagi untuk berkompromi dengan perutnya itu. kedua orang itu memakan makanan yang dibawa Vali dengan begitu lahap.

DEADHAND : Rise Of The VIGILANTE (REVISI)Where stories live. Discover now