Chapter 1 - Kehidupanku

116 8 5
                                    

2020

"Jangan!!!"

-


-



-

Seorang laki-laki terbangun dari tidurnya dengan bermandikan keringat dingin diarea wajahnya karena baru saja ia bermimpi buruk. Tangan nya bergetar dan jantungnya berdetak dengan kencang yang membuatnya merasa ketakutan. Untuk ketiga kalinya dalam seminggu ini, ia memimpikan mimpi yang sama. Laki-laki itu selalu mempertanyakan apa arti mimpi tersebut karena ia sama sekali tidak pernah mengalami kejadian tersebut atau melihatnya. Tapi mimpi itu seakan terasa seperti nyata baginya.

"Sial!, Kenapa aku kembali bermimpi seperti itu?" Umpatnya dengan memukul-mukul guling yang berada disampingnya itu bagaikan samsak tinju. Rasanya seperti dirinya di kutuk oleh para peri yang menghadirkan mimpi-mimpi di setiap memori manusia.

"Mimpi ini---- apa ada maksud tertentu dari mimpi yang kualami?" Gumam laki-laki itu sambil mengacak-acak rambutnya yang basah karena keringat.

Laki-laki itu kemudian melirik ke jam tangan miliknya yang tergeletak diatas meja di samping kanan tempat tidurnya.

"Lagi dan lagi" gumamnya karena ia sadar jikalau dirinya harus kembali bergelut dengan yang namanya kuliah.

Sepertinya yang dikatakan orang itu benar jika tempat tidur terasa begitu nyaman disaat kau akan pergi bekerja/kuliah karena rasanya ia tidak ingin berpisah dengan tempat tidurnya ini yang seperti berbisik mengatakan bahwa 'sudah tidur lagi saja, ini enak loh'

Laki-laki itu menepuk kedua pipinya dengan sedikit keras agar dirinya kembali sadar dari lamunannya karena jam sudah menunjukan pukul 7.15 pagi

Ia segera beranjak dari tempat tidur ternyamannya itu dan langsung pergi menuju kamar mandi yang letaknya berada persis di sebelah kamarnya. Setelah mandi dirinya pun segera bersiap-siap pergi ke kampus dengan memakai t-shirt printed berwarna biru dibalut dengan dengan kemeja flanel berwarna coklat beige dan celana jeans hitam serta sneakers.

Laki-laki itu lalu mengambil buku binder kecilnya berwarna hijau army yang berada di atas meja belajarnya lalu memasukkan kedalam tas gendong berwarna hitam.


Kevin Putra Givano


Nama itu tertera di cover buku binder milik laki-laki tersebut. Ketika dirinya mengambil jam tangan milik di atas lemari kecil yang berada di samping tempat tidurnya. Tatapannya terhenti dan tertuju kepada sebuah kalung liontin berbentuk bulat bisa dibuka.

Didalam liontin itu terdapat 2 buah foto kecil, satu orang laki-laki dan satu orang perempuan.

perlahan didalam lubuk hatinya mulai terasa sesak ketika tatapannya tertuju kepada foto seorang perempuan dengan menampilkan senyum manis itu.

Hari ini, tepat hari ini hari dimana kebahagian yang seharusnya bisa ia rasakan, kebahagian memiliki sebuah keluarga utuh harus terenggut 10 tahun lalu. Dan tepat hari ini adalah hari dimana perempuan yang berada di dalam foto tersebut berulang tahun.

"Happy birthday----- mama, aku kangen mama" ucapnya dengan nada sendu.

Laki-laki itu kemudian mengambil dan memakai kalung tersebut dilehernya. Kalung itu merupakan peninggalan paling berharga dari perempuan yang ia panggil dengan sebutan mama tersebut.

Kevin segera beranjak keluar dari kamar, tapi begitu ia membuka pintu kamarnya, seorang lelaki yang memiliki tinggi badan setara dengannya sedang berdiri tepat didepan pintunya sembari memberikan gestur ingin mengetuk pintu.

Laki-laki itu sontak menautkan kedua alisnya melihat Kevin berpakaian rapih.

"Kau, mau kemana pagi-pagi seperti ini sudah rapih?"

DEADHAND : Rise Of The VIGILANTE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang