Chapter 5 - Hal darurat untuk dirundingkan

32 4 0
                                    

Selasa 3 september 2020
09.00 am





"tuan, meeting anda akan di mulai 5 menit lagi" ucap seorang sekretaris kepada pemimpin perusahaannya melalui message berupa video hologram yang menampilkan seorang perempuan mengenakan kemeja putih dengan dibalut jas berwarna abu dengan rok selutut.

Pria yang memakai kemeja berwarna biru dengan balutan blazer berwarna abu-abu terang dan celana bahan formal yang senada dengan warna blazernya itu sedang duduk sembari disibukkan dengan pekerjaan yang cukup menumpuk di laptop yang berada di depannya itu kemudian melirik jam tangan miliknya yang berwarna emas dengan detail corak yang mewah itu.

"Pekerjaan ini membuatku sampai lupa waktu, baiklah sampaikan kepada para dewan aku akan kesana dalam 3 menit" ucap pria itu sambil mengusap wajahnya.

secangkir kopi hitam panas berada di meja kerjanya dan baru habis setengah karena ia kembali harus lembur lagi tadi malam karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan.

Pria berusia 57 tahun itu kemudian membereskan semua berkas-berkas yang masih menumpuk di meja kerja miliknya, lalu tak lupa ia mensave semua data pekerjaannya lalu mematikan sementara laptop miliknya guna menghemat daya.

Pria dengan model rambut pompadore itu kemudian berdiri dan mendekat kearah cermin yang berada didekat meja kerjanya guna merapihkan pakaiannya sebentar setelah itu dia berjalan keluar melewati pintu lalu menutupnya, kemudian dia mengambil sebuah remot kecil berwarna hitam dari saku jas bagian dalam lalu menekan tombol berlambang gembok untuk mengaktikan prosedur keamanan.

Seketika ruangannya terkunci rapat baik pintu ataupun jendela, setelah semua terkunci rapat ia segera pergi menuju ruang meeting.

Saat sampai di ruang rapat, pria itu disambut oleh beberapa anggota dewan perusahaannya.

"ah, seperti biasa kau datang tepat waktu" sambut Jimmy, salah satu dari 5 anggota dewan yang hadir di ruang meeting.

"bukan Harrison namanya kalau tidak tepat waktu" sahut Brandon.

laki-laki dengan stelan jas berwarna abu senada dengan celananya yang duduk di kursi di bagian kiri meja meeting.

Pria yang bernama Harrison itu lalu duduk di kursi yang telah disediakan. Disamping tempat duduknya berdiri seorang perempuan dengan mengenakan kemeja berwarna putih dan rok selutut.

"ada anggota dewan yang belum hadir?" tanya Harrison kepada sekretarisnya itu

"semua sudah hadir tuan" ucap perempuan yang memiliki name tag bernama Rose.

"oke kalau begitu kita langsung mulai saja rapatnya" ajak Harrison. Rapat pun dimulai.

Rapat dibuka dengan Rose yang mengaktifkan proyektor dan memunculkan data penjualan rakitan senjata serta harga saham dan lain-lainnya.

-


-


Berjalannya rapat pun terasa sedikit panas karena mereka membahas tentang penjualan rakitan senjata mereka yang kalah saing dengan perusahaan besar lainnya yaitu KIEScorp.

"kalau seperti ini terus kita akan mengalami kerugian besar, pusat kini lebih mempercayakan KIEScorp sebagai komoditas rakitan senjata mereka" ucap Jimmy yang menunjukkan data statistik penjualan rakitan senjata perusahaan mereka yang dikenal dengan nama YAMAcorp.

"tapi menurut ku, KIEScorp sepertinya kini memiliki donatur yang membuat mereka dengan mudah mendapatkan bahan-bahan untuk perakitan senjata mereka, dari mulai bodyarmor sampai ke senjata api mereka" sahut seorang pria berusia 46 tahun bernama Jordan, lelaki yang berbadan tegap dengan stelan kemeja berwarna ungu dengan balutan jas berwarna hitam memberikan pendapatnya

DEADHAND : Rise Of The VIGILANTE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang