05. The Difference

Start from the beginning
                                    

“Alamat rumahmu, Aliana. Dimana alat rumahmu?” mengulang pertanyaan sambil menyodorkan ponselnya agar gadis itu mengetikkan alamat rumahnya.

Aliana menurut mengetikkan alamat rumahnya pada ponsel Renjun. Setelah melihat alamat rumah gadis itu Renjun segera mengirimkan pesan itu kepada Paman Sam, lalu setelahnya ia menarik tangan Aliana pergi dari bangunan tua itu.

“Apa-apaan lo pegang-pegang tangan gue. Emang mau ke mana ha!?”  menepis tangan Renjun galak, setelah menyadari situasi. Aliana telah kembali seperti semula.

Renjun menghembuskan nafas kasar melihat gadis ini kembali dengan tingkah absurd dan bodohnya. “Kita akan pulang, Aliana. Memangnya kamu mau bermalam di bangunan tua ini bersamaku?” jelas Renjun disertai pertanyaan yang ambigu.

Aliana mengedarkan pandangan, menelisik bangunan tua di sekitarnya yang terlihat menyeramkan di malam hari.

“Sudahlah ayo pergi, disini banyak setan yang terus membisikan hal yang tidak-tidak kepadaku.” Ucap Renjun yang terdengar menakutkan tapi juga sedikit ambigu.

Aliana melotot mendengar ucapan horror dari Renjun, ia menarik lengan Renjun pergi menjauhi bangunan tua itu. Bulu kudunya merinding, apalagi di malam hari seperti ini.

“Setannya bisikin apa?” Tanya polos Aliana kepada Renjun, mereka berdua tengah berjalan kaki menuju rumah Aliana sekarang.

Renjun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung mau menjawab apa. “Bisikan untuk melakukan hal jahat, untuk melakukan hal yang tidak seharusnya,” ia menoleh menatap gadis yang berada disampangnya ini.

Aliana melotot, menjaga jarak dengan Renjun. “Lo mau bunuh gue! Setannya bisikin lo buat bunuh gue!? Wah setan kurang ajar beraninya main belakang.” Menunjuk Renjun dan bangunan tua yang berada di belakang mereka, mengutuk setan yang berada di bangunan tua itu.

Renjun mengusap kasar wajahnya melihat gadis itu yang terus mengumpati bangunan yang sudah berada jauh dari mereka. Menyumpah serapahi dan berteriak tidak jelas di malam hari seperti ini.

Terkadang polos dan bego itu beda tipis.

Terkadang polos dan bego itu beda tipis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🥀

“Kak aku tu laper, bukannya pulang bawa makanan ini malah pulang bawa cowok.” Omel Tasya setelah membukakan pintu rumahnya, melihat sang kakak pulang bersama pria dan tidak membawa makanan.

Saat Aliana ingin membuka mulut untuk menjelaskan semuanya tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti tepat di depan rumahnya. Seorang pria berumur keluar dari sana membawa dua rantang makanan di kedua tangannya.

REAL - It's DifferentWhere stories live. Discover now