|05| Amara Felicia

14 2 0
                                    

"Adel ..."

Pandanganku teralihkan saat seseorang memanggil namaku. Entah itu betulan memanggilku atau bukan, yang penting untuk memastikan saja. Nampak di sebelah kanan sana-tak jauh dari tempatku duduk berdiri sosok gadis yang kukenal beberapa hari lalu. Siapa lagi kalau bukan Amara Felicia.

Gadis tok-tokers yang memiliki jumlah pengikut yang banyak. Amara menghampiriku yang sedang duduk di bangku kayu panjang. Tatapannya menghadap lurus ke depan.

"Sama siapa, Del?"

"Sama teman, anaknya temennya Budeku," jawabku sambil menoleh ke arah Amara.

"Ohh ... Aku kesini lagi collab sama tok-tokers cowok. Lagi sholat juga. Lagi haid Del?"

Aku mengangguk mengiyakan. "Siapa namanya?"

"Vicky, katanya juga anak SMAN 10."

"Serius?" mataku membelalak.

Amara mengangguk. Dia menyeruput es berwarna kuning yang bisa dipastikan itu es jeruk. Aku menatap lurus ke depan. Suasana hening ditambah dengan panas sinar matahari.

Setelah menunggu beberapa menit, Danu keluar bersama seorang cowok yang lebih pendek sedikit darinya. Amara berdiri begitu juga denganku.

"Del, ini Vicky Sanjaya. Teman SMA ku tapi adek kelas sih," terang Danu sambil menepuk pelan bahu Vicky.

Vicky menjabat tanganku dengan pelan. Matanya terus menerus melihatku dari bawah sampai atas. Risih memang, tapi sepertinya dia kepo denganku.

"Ah, maaf ... Saya Adelia Faranisa. Dari Surabaya dan ingin sekolah SMA disini. Salam kenal," ucapku kaku.

Vicky tersenyun lebar dan melirik ke arah Amara. Entah apa yang dibicarakan oleh kedua orang itu lewat tatapan mata. Amara tersenyum sumringah. Lalu merangkul bahuku dengan tiba-tiba.

"Mau ikutan?" tanyanya sambil tersenyum licik.

"Eh? Kemana?"

"Kemana?"

Tanyaku dan Danu hampir bersamaan.

"Rahasia dong. Vicky, ayo!"

Aku dan Danu terpaksa mengikuti arah langkah Amara dan Vicky. Aku tahu pasti ini berhubungan dengan postingan tok-toknya. Collab denganku dan Danu? Mereka bercanda? Bisa apa aku tentang tok-tokan?

Kita berjalan ke arah parkiran tempat aku dan Danu memarkir sepeda motornya. Beruntungnya Amara dengan Vicky juga memarkir di tempat parkir yang sama. Lalu kita berempat melajukan sepeda motor dengan kecepatan sedang.

Kita berempat sampai di tempat yang dimaksud Amara. Letaknya sangat dekat tapi terasa jauh karena macet. Saat tiba disini, rasa lelah dan jenuh menunggu kemacetan itu hilang seketika. Bagaimana tidak, hamparan rumput yang luas terbentang lebar di sebuah tanah yang luas. Lalu sejauh mata memandang terdapat dua buah pohon beringin kembar yang konon katanya tempat termistis yang ada di keraton ini.

Singkat cerita, pohon beringin kembar itu jika kita menutup mata kita menggunakan kain dan berjalan, kita seolah-olah tertarik dengan pohon beringin di seberang. Jadi kita tidak perlu takut akan semakin jauh dari pohon beringin tersebut. Banyak orang yang sudah membuktikan apakah mitos itu benar atau tidaknya. Tetapi setelah dicoba, mitos yang menyebar itu tidak ada asal-usulnya atau filosofinya. Silahkan saja coba sendiri saat berkunjung ke Yogyakarta terutama di Jl. Alun-Alun Utara tempat keraton itu berdiri.

Banyak juga simbol-simbol yang ada di Alun-Alun Selatan, seperti pohon mangga pakel, pohon mangga kuweni, dua pohon beringin, dan bekas kandang gajah. Semua dari simbol-simbol tersebut mempunyai arti sendiri dan bisa dibilang arti dari kesemua simbol tersebut bermakna. Dimana-mana selalu saja adanya mitos dan berusaha dibuktikan bahwa itu semua bukan mitos. Anggap saja mitos itu seperti makanan yang selalu ingin di incip oleh manusia.

Nothing Is Impossible [SLOW UPDATE!]Where stories live. Discover now