28. Tragedi Itu

3.9K 192 16
                                    

"Sebenarnya semua ini berawal dari"

"Dari siapa. Cepat katakan, jangan membuat ku penasaran!!" Ucap Dera yang sudah mulai kesal karena Akbar menggantungkan ucapannya. Dera seakan lupa bahwa mereka sedang diperhatikan oleh semua tamu undangan yang kira-kira berjumlah lebih dari lima ratus orang

Akbar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia pun melihat satu persatu orang yang sedang memperhatikannya. Akbar merasa bersalah kepada tamu undangannya karena Dera yang sepertinya sudah tersulut emosi

Akbar meminta maaf kepada seluruh tamu undangannya lewat bahasa tubuhnya

Kemudian ia menatap Langit, Kedua orang tuanya dan kedua mertuanya dengan tatapan yang seolah bertanya apakah ia harus menjelaskannya atau tidak. Akbar yang mendapatkan anggukan dari mama mertuanya pun langsung menjelaskan kejadian yang sebenarnya

"Apakah kamu tidak akan merayakan 4 bulan pernikahan kalian?" Tanya Nadia dari seberang telpon

"Apa perlu Bun?"

"Sangat. Sekalian kamu ungkapin perasaan kamu sama Dera, Bunda yakin kamu belum sama sekali kan mengungkapkan perasaan itu" Tebak Nadia, Akbar hanya mengaguk walaupun sang mertua tidak bisa melihatnya

"Jadi? Apa kamu sudah mempersiapkan itu semua?" Ulang Nadia saat tidak mendapatkan respon sama sekali dari menantunya itu

"Belum. Akbar binggung mau ngelakuin apa. Bunda ada ide nggak? Eh tapi jangan yang aneh-aneh ya" Ucap Akbar

"Ada. 4 bulan pernikahan kalian kan bertepatan sama pesta pembukaan cefe kamu, terus kamu tinggal ungkapin deh perasaan kamu itu" Saran Nadia

"Ish kurang seru kalo kayak gitu mah. Kerjaain Dera dulu sekalian liat reaksi dia kayak gimana. Kalo misalkan aku langsung ungkapin perasaan aku terus Dera nolak aku kan aku nya nanti yang malu" Nadia tekekeh saat Akbar bicara seperti itu. Ada-ada saja menantunya ini

"Terserah kamu aja deh, tapi awas aja kalo sampai bikin Dera kenapa-kenapa. Bakal Bunda gorok leher kamu" Ancam Nadia

Akbar meringis mendengarnya "Jangan. Udah ya Bun, aku mau nyari Dera dari tadi belum pulang-pulang. Dari siang pergi sama anak Bunda yang sinting itu"

"Terserah lah. Tapi awas aja kalo sampai Dera kenapa-kenapa" Belum sempat Akbar membalas ucapan Nadia. Namun mertuanya itu langsung mematikan sambungan telepon itu

"Jadi semua ini rencana Bunda?" Tanya Dera sambil menatap garang kearah Akbar dan Nadia

"Eh bukan Bunda yang ngerencanain itu. Noh suami kamu sama abang kamu yang ngerencanain semuanya. Bunda nggak ikut-ikutan" Bantah Nadia. Ia tak mau kena amukan dari anaknya itu

"Mama juga nggak ikut-ikutan ya" Mifta juga membuka suaranya, Mifta menatap Akbar jahil "Sukurin kena amukan istri" Batin Mifta yang mencoba menahan tawanya

Bagaimana meraka tak ingin tertawa, lihatlah sekarang wajah Akbar dan Langit berubah menjadi pucat pasi

"Jadi kalian yang ngerencanain ini semua?!" Tanya Dera sambil berkacak pinggang "Terus juga kenapa lu mau kerjasama, sama mereka?" Dera mengalihkan pandangannya, ia menatap Nayara penuh selidik

"Egh...itu ak-aku dipaksa sama mereka. Waktu Akbar nemuin aku pas kamu sakit, aku dipaksa sama mereka buat buka suara supaya bikin kamu cemburu" Jujur Nayara, sungguh Naya tidak berani berbohong, nyalinya menciut kala melihat tatapan Dera yang sangat mengerikan

Akbar dan Langit merutuki Nayara yang kelewat jujur. Tamat sudah riwayatnya

"Bagus lu udah jujur. Lu nggak usah takut kalo mereka ngancam lu lagi. Lu tinggal bilang sama gua entar biar gua urus tuh anak" Ujar Dera, ia menatap tajam kearah Akbar dan Langit yang sudah diam seribu bahasa

CRAZY MARRIAGE [Selesai]Where stories live. Discover now