Kembalinya Keluarga

14.6K 2.7K 435
                                    

Assalamualaikum semuanya, setelah berperang hebat sama rasa malas, akhirnya aku update. Parah banget sih ini kalau nggak vote sama komen. Aku pasti sedih.

Happy reading

***

Abrisam menunduk, dia masih berada di luar ruang Fatimah. Sedangkan Adiba dan Dila sudah pulang, Abimanyu juga ikut mengantarkan mereka.

"Abrisam?"

Panggilan itu membuat Abrisam tersentak, dan lalu mengangkat kepalanya Abrisam terdiam sejenak melihat siapa yang sekarang berdiri di hadapannya.

"Bunda," ucapnya lirih.

"Abrisam maafkan bunda, sudah menampar kamu sayang."Melia berjongkok sedikit menangkupkan wajah putranya, menatapnya dengan sendu.

"Bunda jangan kayak gini."Abrisam memegang kedua tangan bundanya dan berdiri."Bunda nggak salah, Abrisam yang salah."

"Syukurlah kamu tidak apa-apa,"ucapan itu berasal pada sosok lelaki setengah baya disamping bundanya.

"Abrisam butuh bicara berdua."

"Bunda ikut."Ya Allah, Melia sangat takut jika Abrisam melukai ayahnya nanti.

"Bunda, percaya sama Abrisam, nggak akan terjadi apa-apa," ucap Abrisam meyakinkan bundanya.

Melia menoleh ke suaminya dan Arif mengangguk kecil.

"Kamu jaga Fatimah saja,"ujar Arif.

"Baiklah, tapi kalian jangan....." Melia takut mereka sampai berkelahi.

"Abrisam janji Bun."

"Baiklah." Melia mengalah, mungkin anak dan ayah itu memang butuh untuk bicara berdua.

***

Di sinilah mereka sekarang, di taman dekat rumah sakit. Mereka sama-sama duduk dikursi panjang berwarna putih, jarak keduanya dari ujung ke ujung. Ya canggung sekali.

"Bagaimana keadaan kamu?" 5anya Arif berusaha mencairkan ke canggungan ini.

"Baik," jawab Abrisam singkat.

"Mau bicarakan apa sama ayah?"

Abrisam menoleh sedikit."Siapa wanita itu? Apa dia selingkuhan anda?"

Arif tersenyum tipis."Dinda adalah sekretaris ayah dulu, dan surat yang kamu baca merupakan kebenaran yang sebagiannya."

Kening Abrisam berkerut.

"Ayah tidak pernah mencintainya, atau berselingkuh dengan Diana. Satu-satunya wanita yang ayah cintai hanyalah bundamu."

"Jangan berbohong!" teriak Abrisam. "Jika ayah tidak berselingkuh dengan wanita itu, lalu bagaimana bisa...."

"Fatimah ada?" potong Arif." Fatimah ada bukan dari hubungan apapun. Malam itu adalah ulang tahun perusahaan, bundamu tidak datang karena waktu itu dia sedang sakit."

"Dan ayah menjeput wanita itu?!"

"Ayah tidak pernah membawa perempuan manapun selain bundamu. Isi surat yang kamu baca itu hanya sebagian kebenaran, Diana sengaja memercitkan api didalam sana dengan tidak mengatakan yang sebenarnya."

Arif mengingat jelas bagaimana Diana menipunya waktu itu.

"Assalamualaikum pak Arif," ucap seorang wanita dengan balutan gamis panjang menutupi sempurna seleruh tubuhnya selain telapak tangan dan wajah.

"Waalaikumsalam, kamu pakai?"ucapan Arif tergantung.

Diana tersenyum tipis." Alhamdulillah saya sudah mulai hijrah dan memakai pakaian muslim pak."

AdibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang