#50 pesawat kertas

7.3K 1K 46
                                    

Ayana melepas earphone di telinganya. Kini, ia duduk di depan meja belajar sembari bertopang dagu. Ia tidak bisa fokus belajar sebab bayangan kejadian kemarin malam masih senantiasa terputar jelas di otaknya.

Cewek itu pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Siapa tahu bisa menjernihkan pikiran.

"Kak, Bunda minta tolong, ya? Beliin ini di minimarket sebelah." Ayana yang mengangguk lantas melirik secarik kertas yang Bunda taruh di atas meja.

"Kamu ambil uang sama kunci motornya di laci."

"Nggak usah, Bun. Kakak jalan kaki aja sekalian olahraga."

"Ya udah."

"Nina nitip es krim dong, Kak!" seru Nina dari dalam kamar. Ayana terkekeh. Kedua ibu jarinya terangkat merespon bocah itu.

Ayana meraih secarik kertas itu dan menyimpannya ke dalam saku celana. Ia sempat pergi ke kamar sebentar untuk memakai sweater dan mengambil ponsel. Setelah menurutnya semua sudah terbawa, Ayana melangkah menuju minimarket dengan earphone menyumpal telinga.

"Kakak mana?"

Nina mendongak ke arah Bunda yang tiba-tiba muncul di balik pintu kamarnya. "Udah jalan, Bun."

"Lho, ini uangnya nggak dibawa?" Bunda membawa beberapa lembar uang di tangannya. Menyerahkannya pada Nina, agar diserahkan pada Ayana. Siapa tahu belum jauh. Tapi sayang, ketika Nina keluar rumah, kakaknya sudah menghilang dari ujung jalan. 

Nina mendesah. "Yaudah, deh. Paling Kak Nana bawa dompet tadi."

*

TAPI, KENYATAANNYA AYANA TIDAK MEMBAWA DOMPET!

Mati.

"Totalnya 125.650, Kak."

Ayana tersenyum. "Iya, Mbak, sebentar."

Mana bawa Ayana uang segitu?!

Cewek itu memeriksa ponsel dan membuka softcase yang terpasang di sana. Biasanya, ia suka menyelipkan beberapa lembar uang. Dan benar, Ayana menemukan uang! Dan nominal uang yang ia temukan sejumlah 20 ribu dari dua lembar uang sepuluh ribuan. YA, MANA CUKUP?!

"Mbak, kok lama, ya?"

Ayana menoleh ke belakang, dilihatnya seorang ibu-ibu yang menggandeng seorang bocah perempuan. Cewek itu mengangguk sopan. "Sebentar ya, Bu."

Gue harus apa?!

Masa nggak jadi beli?!

Apa gue gadai aja ya nih, hape?

"Gimana, Kak?"

Ayana menatap mbak-mbak kasir dengan tampang memelas. "Itu...,"

"Pakai ini aja, Mbak."

Ayana membelalak lebar ketika terulur sebuah tangan yang menyodorkan beberapa lembar uang pecahan seratus ribuan. Cewek itu mendesah lega.

Malaikat!

Hingga ketika menoleh, ia menemukan presensi Bagas dengan topi yang menutup kepalanya.

"Silakan kembaliannya, Kak. Terima kasih."

Ayana stagnan beberapa saat sampai ibu-ibu di belakangnya tadi menyuruhnya minggir. Kini, ia berdiri sambil membawa kantong belanjaan. Sementara Bagas tadi langsung kembali ke barisan antrean di belakang usai menyodorkan uang. Ayana mengikuti langkah kaki cowok itu.

Hello, Bagas! ✔Where stories live. Discover now