#07 ayana dengan segala tingkah anehnya

15.5K 1.9K 103
                                    

Ayana sedang bimbang. Ia mengambil napas kemudian mengembuskannya perlahan. Begitu saja berulang-ulang. Saat ini ia tengah berbaring di atas kasur tempat tidurnya yang empuk. Tempat yang Ayana anggap sebagai tempat ternyaman. Namun, saat ini tempat itu malah tak berpengaruh sama sekali. Ayana menggerakkan jemarinya gelisah. Hingga akhirnya ia mengambil sebuah keputusan final. Lalu menekan tulisan 'blokir' dengan penuh keyakinan.

Ayana mendesah. "Semoga setelah ini semuanya bisa selesai."

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Dan Ayana belum tidur. Padahal Ayana tak biasa tidur larut malam kecuali memang terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Seperti sekarang.

Ayana terdongak menatap langit-langit kamar. Ia sangat menyayangkan kenapa hal konyol ini bisa terjadi. Sejak dulu, kalau Ayana menyukai seseorang, ia hanya melakukannya secara diam-diam. Tak pernah mengatakan pada siapapun. Termasuk sahabat dekatnya sekalipun. Tak terkecuali Wina, seharusnya. Tapi, Wina tahu perasaan Ayana ke Bagas karena sebuah kecelakaan. Akibat Ayana yang terlalu teledor meninggalkan notenya di meja belajar Wina usai mengerjakan tugas kelompok bersama. Wina membaca komik singkat yang Ayana tulis. Dan sejak saat itu pula, Wina baru tahu kalau Ayana gemar membuat komik. Dan hampir di semua komik yang Ayana tulis di note pemeran utama cowoknya Bagas semua. Dan pastinya pemeran ceweknya ya, Ayana.

"Bintangnya bagus, ya?"

Ayana mengangguk kecil dengan pipi memerah.

"Lo kedinginan?"

"Hah?"

Bagas melepas jaket yang melekat di tubuhnya, kemudian menyampirkannya ke bahu Ayana. Hingga wajah mereka menjadi lebih dekat.

"Na,"

"Hm?"

"Lo cantik..."

Pipi Ayana makin memerah saat Bagas semakin menatapnya. "....gue suka."

Bagas mencekal jemari Ayana, lalu menggenggamnya. Wajahnya semakin dekat dengan wajah Ayana. Spontan membuat Ayana gugup dan memejamkan mata. Hingga Ayana merebut komik miliknya dari tangan Wina sebelum cewek itu selesai membaca.

Wina tersenyum nakal melihat rasa malu Ayana yang sudah sampai ke muka. "Gue nggak nyangka ternyata lo bisa nulis komik mesum juga."

"Gue nggak mesum!"

"Ciuman kayak gitu nggak mesum dari mana, coba?"

"Mereka nggak ciuman!"

"Mereka?" Wina tertawa meledek. "Maksud lo kami, kali. 'Kan pemerannya lo sama Bagas."

Wina semakin terpingkal-pingkal melihat tampang geram Ayana. Hingga mereka berakhir kejar-kejaran di kamar sambil lempar-lempar bantal.

"Ayana gue udah gede rupanya. Hahaha."

"Nggak ada ciuman! Nggak usah julid, deh, kalo nggak tahu kejadian selanjutnya!"

"Ya, makanya sini bukunya. Biar gue baca sampai habis."

Ayana melotot. "Nggak boleh!"

Sejak saat itu, satu-satunya orang yang tahu kalau Ayana suka sama Bagas ya, Wina. Selebihnya, ia tak pernah cerita kepada siapapun. Dan untungnya, sekalipun Wina punya mulut yang embernya nggak ketulungan, tapi Ayana bisa mengatasinya. Ia menyogok Wina dengan tawaran contekan khusus PR Matematika.

Hello, Bagas! ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant