#02 malapetaka

22.9K 2.2K 80
                                    

"Na, nyontek PR Matematika, dong!"

Ayana melirik sinis, "Nyontek mulu, kapan pinternya lu!" sahutnya sambil merebut snack kentang dari tangan Wina.

"Ih, elo apa nggak kasihan sama gue?" Wina pasang tampang memelas, "Gue tuh udah belajar. Siang malam. Tapi, kalo kapasitas otak gue cuma mentok segitu gimana, dong? Beda sama kapasitas otak lo yang besaaar."

"Halah. Lo siang malam kerjaannya cuma pacaran aja. Gitu yang dibilang belajar?"

Habis kena semprot si Ayana, Wina mencebikkan bibir. "Gitu banget sih lo, ama temen sendiri."

Ayana menghela napas, "Ya, gue kayak gitu biar lo berubah, Win."

"Gue bukan iron girl, batgirl, spider girl, ataupun hulk girl yang bisa berubah wujud sewaktu-waktu, Na."

Bola mata Ayana berputar. Wina ini memang kadang ngeselin setengah mati. Tapi, Ayana juga sayang sama Wina. Dia nggak mau sobat ambyarnya ini jadi tukang copas doang. Wina juga nggak bego-bego banget, kok. Cuma males aja.

"Sumpah demi apa lo nyimpen nomor WhatsAppnya Bagas, Na?"

Ayana mendelik. Ia langsung meloncat ke arah sofa. Tempat di mana Wina bersemayam sambil memegang ponsel milik Ayana. "Nggak ada yang suruh lo buka-buka hape gue, ya! Dasar nggak sopan!" sahut Ayana agak teriak-teriak.

"Santuy aja, dong. Gue cuma mau main instagram tadi. Tapi, malah kepencet WhatsApp. Yaudah nggak sengaja gue buka dan gue scroll, hehe."

Ayana melirik tak suka. Jempolnya langsung pergi ke tombol pengaturan. Mau ganti sandi. Biar Wina tidak sembarangan lagi.

"Yaelah, pakai ganti sandi segala. Kayak sama siapa aja sih, lo."

"Gue nggak suka, privasi gue diganggu. Lo kriminal."

"Gaya, lu."

Wina jinjit-jinjit. Sengaja mengintip biar tahu sandi ponsel Ayana diganti apa. Tapi, entah karena Ayana yang lebih pintar atau memang kepalang lebay, cewek itu malah ngacir ke kamar mandi buat ganti sandi ponsel doang.

"Lebay amat, lu! Nggak bakal gue chat juga, kali! Lagian itu nomor 'kan udah nggak aktif."

Wina terkejut. Hampir terjengkang ke belakang kasur melihat Ayana tiba-tiba nongolin kepalanya doang dari ambang pintu kamar mandi. "Tahu dari mana lo, kalo nggak aktif."

Wina mengambil napas dalam-dalam sambil mengusap dada. "Tahu, lah! Tadi sore dia chat gue, ngasih tahu kalo nomornya baru! Dan yang pasti, nomor barunya bukan yang itu."

"Kok dia bisa chat lo, sih!" Ayana mencebik, "Mau nikung ya, lo?!"

"Lah, anjir! Si Bagas 'kan adiknya pacar gue, Bima. Ngapain gue nikung lo, sih? Buset, dah."

"Ya... siapa tahu?" Ayana mengangkat bahu.

Wina berkutat pada ponselnya sebentar, kemudian menyodorkannya ke Ayana. "Nih, kalo nggak percaya!" ujar Wina sambil menujukkan isi chatnya dengan Bagas. Ayana melongok mengintip.

Hello, Bagas! ✔Where stories live. Discover now