14 | ATH | Iqbal, please...

5.3K 260 56
                                    

Playlist : Bring me to life-Evanescence






Update!!

.

.

Happy reading!!

.

.








****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


****

Vanessa melirik kedua lelaki di depan dan di sebelahnya itu dengan ekor matanya. Mereka sedang melemparkan tatapan tajam yang entah Vanessa sendiri tak tau. Iqbal terlihat lebih dingin dengan pandangan tajam nan menusuknya. Sedangkan Adrian, dia lebih terlihat mengerikan meskipun senyum bertengger diwajahnya.

"Maaf aku terlambat, baiklah kita mulai saja," Vanessa berdehem dan mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba mencekam seperti film hantu.

"Tentu Barbie, kita sudah menunggumu sejak tadi," Iqbal semakin merapatkan pegangannya pada pinggul Vanessa dan tanpa sengaja meremasnya. Ucapan Adrian berhasil memancingnya.

"Ahk!" pekik Vanessa pelan. Iqbal terlalu keras meremas pinggangnya. Ada apa dengannya?

"Sorry Honey," Iqbal dengan segera mengendorkan rangkulannya.

Adrian semakin tersenyum setan. Lelaki itu seolah tau apa yang terjadi dan memanfaatkan situasi.

"Ayo Doll, ganti pakaianmu," Cindy mencoba menarik Vanessa dari Iqbal namun Iqbal dengan cepat memberikan tatapan tajamnya membuat Cindy menelan ludahnya dan menarik lagi tangannya.

"Aku akan memberikan pinaltinya. Katakan berapa," ujar Iqbal dingin. Sungguh muak melihat wajah Adrian!

"Wah, apa kau benar-benar akan mundur Vanessa? Aku sangat kecewa Barbie," ujar Adrian santai dan dengan sengaja menekankan panggilan boneka itu kepada Vanessa.

Sedangkan Vanessa dan Cindy hanya melotot tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Iqbal. Gosh! Dia pikir siapa lelaki ini, beraninya memutus penghasilannya.

"Tidak! Tentu saja ti,-"

"Jangan banyak bertanya, siapkan berkasnya dan berapa pinalti yang harus di bayar. Aku akan mengurusnya," potong Iqbal tanpa memberikan kesempatan pada Vanessa untuk menyela.

"Bisa kita bicara sebentar Mr. Antonio, hanya kita berdua," Adrian menatap remeh ke arah Iqbal yang tengah mengatupkan rahangnya rapat.

Baiklah! Sungguh ini tidak akan baik jika mereka bicara dalam satu ruangan hanya berdua. Vanessa sungguh tidak bisa mempercayai emosi Iqbal yang mudah tersulut. Dan benar-benar tak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan kedua lelaki itu. Yang jelas, itu bukan sesuatu yang baik.

After The Heartbreak (on Going) Where stories live. Discover now