11 | ATH | Sorry...

6.1K 248 41
                                    

Playlist : Because of you-Kelly Clarkson
(salah satu my fav song, ntah nyambung apa gak) 😂









Update!

.

.

Happy reading!

.

.







~Yang terbaik dari kesalahan adalah pembelajaran~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~Yang terbaik dari kesalahan adalah pembelajaran~

****

"Santai honey, aku tidak akan minta," Iqbal terkekeh melihat Vanessa menyantap makanannya dengan lahap seperti orang kelaparan, ayam goreng dan burger dari salah satu rumah makan ternama.

"Aku lapar," jawabnya dengan mulut penuh.

Iqbal berdecak dan terkekeh pelan, "telan dulu," kemudian hening. Iqbal hanya mengawasi Vanessa yang menghabiskan makan tengah malamnya dengan lahap. Ya, ini sudah tengah malam.

Vanessa menelan suapan terakhirnya dan meminum segelas air. Mengelap mulutnya dan akan beranjak sebelum suara berat milik Iqbal mengintrupsinya.

"Mau kemana?"

"Ke penthouseku sendiri tentu saja," jawab Vanessa acuh, seolah sebelumnya tak terjadi apa-apa. Lagipula dia juga belum mengonsumsi pil kontrasepsi daruratnya, dia terlalu sibuk. Dan semoga saja semua belum terlambat mengingat dia juga tidak dalam nasa suburnya.

"Mulai sekarang kamu disini," jawab Iqbal datar, menatap lurus ke arah Vanessa yang tengah menatapnya tak percaya.

"Bal itu tidak mungkin, aku punya kehidupanku sendiri. Kita bukan apa-apa. Meskipun kita melakukan seks, bukan berarti kamu bisa mengikatku, kita tetap hanya seorang mantan, tidak lebih dan karena aku baik padamu hari ini, itu juga bukan berarti aku setuju untuk menerimamu," jelasnya panjang lebar dengan nafasnya yang memburu, jantungnya berdetak cepat. Sialan!

Iqbal hanya menatapnya datar, tak ada apapun di matanya. Vanessa tak dapat membaca ekspresi itu, entah dia marah atau setuju. Tapi sungguh, Vanessa berusaha keras untuk tetap tidak peduli, yang terpikir adalah, dia tak akan percaya apapun tentang apa yang dilakukan atau diucapkan lelaki di hadapannya ini. Cukup dia membuatnya patah sekali dan tidak lagi.

"Apa kamu lupa apa yang aku ucapkan honey? Tak pernah ada kata usai, tak pernah ada kata mantan, tidak jika bukan dari bibirku!" ucap Iqbal dengan nada rendah dan penekanan di setiap katanya. Bahkan dia berjalan mendekat ke arah Vanessa yang sedang menatapnya waspada dan takut. Entah mengapa, dia merasakan Iqbal berbeda.

"Apa itu belum cukup untukmu, apa yang kita lakukan dua hari ini tak juga membuatmu tersadar?" Iqbal semakin mendekat, matanya tak pernah lepas dari Vanessa yang kini memundurkan langkahnya. Gerakan refleks ketika Iqbal mendekat dengan tatapan yang tak pernah Vanessa lihat sejak dia mengenalnya.

After The Heartbreak (on Going) Where stories live. Discover now