"Nanti Rayna nyariin Aku Om, tadi aku ninggalin dia" kata Melody berusaha melepaskan tangannya.

"Tunggu disini sebentar lagi, nanti Saya antar kamu turun" kata Nevan masih terus menatap Melody.

✈💕✈

Hampir satu jam Nevan menatap wajah Melody, membuat sang pemilik wajah menjadi salah tingkah.

"Emang Om mau ngapain lagi disini?" tanya Melody berusaha mengalihkan pandangannya agar matanya tidak bertemu dengan mata elang Nevan.

Nevan tidak menjawab dan kemudian berdiri, membuat alis Melody bertaut bingung.

Nevan mendekat ke arah Melody dan kemudian berlutut di samping Melody dengan sebuah cincin berlian di tangan kanannya.

"Om, apaan sih... berdiri gak!" seru Melody mulai tidak nyaman.

"Melody, will you marry me?" tanya Nevan dengan lantangnya.

Melody diam, dia bingung dengan kondisi hatinya saat ini. Disatu sisi dirinya masih sangat menyayangi Daffa, namun disisi lain hatinya mulai merasa nyaman dengan kehadiran Nevan di sampingnya.

Melody masih diam melirik cincin yang ada di tangan kanan Nevan.

"Maaf karena kemarin saya sempat maksa buat ngelamar kamu. Tapi saya rasa ini memang sudah waktu yang tepat." kata Nevan.

Melody berusaha mencerna semua ucapan Nevan, apa ini memang sudah waktu yang tepat? Tapi kenapa egonya masih lebih kuat saat ini.

"Emang kalau aku bilang gak, Om bakal batalin lamaran ini?" tanya Melody yang secara tidak langsung menerima lamaran itu.

"Gak akan saya batalin" jawab Nevan tegas.

Melody berdecih, "egois banget sih jadi orang. Kalau udah tau terus ngapain masih nanya?" tanya Melody kesal.

Nevan tersentak dengan jawaban Melody dan langsung memeluk Melody erat.

"Om ngapain meluk aku sih! sesek Om!" seru Melody berusaha melepaskan pelukan Nevan.

Nevan tersenyum seraya melepaskan pelukan itu, "makasih karena sudah mau nerima Saya" ucap Nevan dengan mata berbinar.

"Emang aku ada bilang iya?" tanya Melody.

"Saya bukan anak kecil Melody. Saya tau secara gak langsung kamu bilang iya" kata Nevan menggapai tangan Melody dan kemudian meyelipkan cincin itu di jari manis Melody.

Cincin itu tampak cantik berkilau di jari Melody.

"Gr banget sih..." omel Melody.

Nevan hanya tersenyum dengan sindiran Melody dan kembali memeluk Melody erat, meskipun Melody terus berontak ingin melepaskan.

✈💕✈

Sementara dari balik pintu Rayna sudah mendengar semuanya. Rayna masih tidak percaya Sahabatnya itu menyimpan rahasia sepenting ini. Rayna yang sudah tidak tahan lagi pun langsung keluar dan menghampiri mereka berdua.

"Jadi selama ini Lo bohongi Gue Mel!" seru Rayna dengan mata yang sudah berkaca-kaca, membuat Nevan langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Melody.

"Rayna!" seru Melody kaget.

"Kenapa Lo bohongi Gue? Gue kira kita Sahabat, tapi..." Rayna sudah tidak sanggup melanjutkan omongannya lagi.

"Maafin Gue Ray" kata Melody lirih.

"Daffa tau?" tanya Rayna.

Mendengar nama Daffa disebut membuat Nevan mengepalkan tangannya kesal. Melody menatap Nevan sekilas dan kemudian mengangguk.

"Jadi cuma gue yang belum tau?" tanya Rayna sinis.

"Ray..." mohon Melody lirih.

"Kok Lo bisa sih nyembunyiin hal sebesar ini dari Gue!" seru Rayna memeluk Sahabatnya itu erat.

Melody yang dipeluk pun mengerang karena pelukan Rayna yang terlalu erat.

"Maafin Gue, habisnya kan Gue juga ter..." Melody tidak melanjutkan kalimatnya karena melihat Nevan yang sudah menatapnya tajam.

"Bukan Lo yang salah Mel. Tapi gue yang gak pernah peka" kata Rayna.

Nevan menatap sepasang Sahabat itu dengan tatapan teduh, teringat Sahabatnya Reza yang masih terus betah berada di Aussie. Nevan berdeham karena merasa tidak dianggap sini, membuat keduanya spontan melihat ke arah Nevan.

"Oh iya Ray, kenalin... Dia Om Nevan" kata Melody pelan.

"Om?" tanya Rayna bingung.

Melody hanya mengangguk pelan. Sedangkan Nevan sudah menatap Melody dengan tatapan mematikan.

"Seperti yang kamu dengar tadi, Saya Nevan... tapi tolong jangan ikut panggil Saya Om, karena Saya cuma beda 5 tahun dari kalian" kata Nevan menjulurkan tangannya ke arah Rayna.

Rayna pun langsung membalas uluran tangan Nevan, "seperti yang tadi Kakak dengar, Aku Rayna" balas Rayna tersenyum.

"Kalian udah sahabatan lama?" tanya Nevan basa-basi.

"Lumayan lah kak, udah dari SMP" jawab Rayna.

"Wah lama juga ya, pantes aja..." omongan Nevan terpotong karena tiba-tiba Melody memotongnya.

"Pantes apa?" tanya Melody seram.

"Aku kira kalian beneran sepupuan tau, soalnya kemarin Melody bilang gitu" kata Rayna polos.

"Sepupu?" tanya Nevan menatap Melody meminta penjelasan.

"Udah ah, apaan sih pake dibahas lagi... Aku turun ya, capek mau tidur. Ayo Ray turun" ajak Melody.

"Udah gue duga, kalian gak mungkin sepupuan... Orang kalian mesranya udah ngelebihi couple goals yang biasanya di Instagram sama pinterest kok" kata Rayna.

Nevan hanya tertawa mendengar ucapan Rayna yang menurutnya lucu itu. "Jadi selama ini Melody bilang ke Kamu kalau Saya Sepupunya?" tanya Nevan.

Rayna mengangguk mantap, namun Melody langsung mencubit lengan Rayna kencang.

"Kalau gitu aku sama Rayna turun dulu" kata Melody hendak menarik tangan Rayna pergi. Namun tangan Nevan sudah lebih dulu menggapai tangannya.

"Selamat tidur kesayangan Nevan... Sampai ketemu hari Minggu" kata Nevan mencium puncak kepala Melody, membuat Melody terdiam di tempatnya.

"Mama Rayna mau!" seru Rayna jones melihat pemandangan romantis di hadapannya.

Tanpa membalas ucapan dari Nevan Melody pun langsung berlari menarik tangan Rayna turun kembali ke kamarnya.

Nevan hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Melody. Sepertinya Nevan memang harus memiliki kesabaran ekstra untuk menghadapi tingkah Melody yang sangat banyak itu. Namun hatinya sudah sedikit lebih tenang, karena cincin yang disiapkannya sudah bertengger manis di tangan Melody dan sebentar lagi Melody akan menjadi miliknya seutuhnya.

✈💕✈

------------------------------------------------------

Next?

Love In The Air (END)Where stories live. Discover now