TUJUH [KENYATAAN]

Start from the beginning
                                    

"Gue cari dari tadi ternyata disini" kata Keisya saat telah disamping Fajri.

Fajri yang mendengar perkataan Keisya tiba-tiba, langsung menoleh kesampingnya dan menatap Keisya terkejut.

"Kenapa ada yang salah?" Tanya Keisya saat melihat wajah Fajri yang terkejut melihatnya.

"Ngapain lo disini?" Tanya Fajri heran lalu melihat sekeliling Keisya sambil mencari sesuatu.

"Ada yang mau gue omongin sama lo" kata Keisya lalu matanya pun mengikuti Fajri berkeliling "Lo nyari apaan sih?" Lanjutnya heran.

"Engga, tumben lo sendirian" kata Fajri lalu melangkah dan duduk dimeja untuk para pembaca ataupun ada yabg ingin belajar diperpus.

Kondisi perpus saat ini tidak ramai, bahkan hanya mereka berdua san penjaga perpus saja. Bagaimana tidak saat ini masih berlangsung jam pelajaran.

Keisya pun mengikuti Fajri dan duduk dihadapan nya.

"Gue kesini mau tanya sesuatu sama lo"

"Apaan?" Tanya Fajri cuek sambil membuka buku yang tadi ia ambil.

"Lo serius suka sama Senja?" Tanya Keisya langsung.

Fajri yang sedang membaca bukupun langsung menatap Keisya dan menutup buku yang ia baca. "Kenapa lo nanya kaya gitu?" Tanya Fajri heran.

"Jawab aja ih" kesal Keisya.

"Bukan cuma suka gue sayang sama Senja" kata Fajri lirih saat ini entahlah Keisya melihat kekecewaan dimata Fajri, tapi Keisya tak menghiraukan itu.

"Kenapa lo gak nyoba buat ungkapin perasaan lo?"

"Udah"

"Trus gimana?" Tanya Keisya penasaran.

"Gagal"

"HAH?!" Teriak Keisya tak percaya. Untung nya perpustakaan sedang sepi dan penjaga perpuspun lumayan jauh dari mereka duduk sehingga tidak menghiraukan nya.

"Muka lo menggambarkan kalo lo gak percaya"

"Seriusan gue emang gak percaya"

"Itu urusan lo mau percaya atau engga" kata Fajri mengedikan bahunya, dan hendak pergi namun ditahan Keisya.

"Tunggu dulu, duduk. Gue belum beres" Suruh Keisya dengan nada tak mau dibantah.

"Hufft apa lagi?" Tanya Fajri ketus.

"Gue masih gak ngerti, perasaan kemarin Senja cerita tentang lo sama gue semangat banget" kata Keisya saat mengingat Senja yang bercerita diajak jalan oleh Fajri dengan antusias.

"Cerita tentang gue?" Tanya Fajri tak mengerti.

"Iya"

"Gak mungkin"

"Kok gak mungkin?"

"Sebelum gue ceritain, gue mau nanya sama lo" kata Fajri.

"Tanya aja"

"Lo tau sejak kapan gue mulai ngejar Senja?"

"Sejak kita masih MPLS?" Kata Keisya terdengar seperti pertanyaan.

"Lo bener, mungkin waktu MPLS gue ditolak Senja gue masih gapapa karena itu terlalu cepat"

"Lo ditolak Senja pas MPLS?" Tanya Keisya. Mengapa dirinya disini terlihat bodoh seolah tak tau apa-apa. Padahal Senja sudah ia anggap saudarinya.

"Iya, dan gue mencoba lagi buat deketin Senja, mungkin lo bisa liat seberapa besar perjuangan gue" kata Fajri dengan nada lelahnya.

"Gue pusing. Karena yang gue tau lo gantungin Senja. Lo selalu ngejar-ngejar Senja, anter jemput dia, temenin dia ekskul, kalian pergi berdua, malam mingguan ngajak Senja jalan"

"Lo bener hubungan gue sama Senja ngegantung. Tapi, gue gak terima lo bilang gue yang gantungin hubungan ini"

"Loh kenapa? Kenyataannya gitu kan?"

"Kenyataannya kalo lo gak tau apa-apa gak usah ngomong"

"Kok jadi sensi gitu, kenapa sih?"

"Setelah kejadian MPLS, gue tetep berusaha buat yakinin Senja, akhir semester satu gue coba nembak lagi tapi gagal karena Senja liat gue jalan sama cewek lain--" omongan Fajri terpotong.

"Jangan nyalahin Senja nolak lo dong, kan emang lo nya berengsek" kata Keisya langsung memotong perkataan Fajri.

"Sumpah males gue. Dengerin gue dulu" kata Fajri kesal sekaligus gemas sendiri.

"Ya udah iya lanjut"

"Saat itu Senja mikirnya yang aneh-aneh antara gue sama cewek itu, nyatanya cewek itu kakak gue. Ya emang gue sama kakak gue cuma beda dua tahun. Gue coba jelasin semuanya, dan Senja percaya. Tapi, dia tetep nolak gue" kata Fajri butuh waktu untuk menjeda perkataanya, lalu menarik nafasnya "Sekali, dua kali ditolak gue tetep keukeuh buat perjuangin Senja, seolah penolakan itu gak ada artinya. Sampe dua minggu yang lalu gue coba nembak lagi, disitu gue udah semakin deket sama Senja, seperti yang lo bilang kita udah ngabisin waktu banyak buat berdua."

"Trus lo diterima?" Tanya Keisya karena Fajri tak kunjung melanjutkan ceritanya.

Fajri tersenyum namun, Keisya melihat sorot terluka dari matanya "Gagal"

"Ji,,," Keisya bingung harus berkata apa saat menatap sorot kecewa dari mata Fajri.

"Gue tau alasan kenapa Senja nolak gue. Dan itu bersangkutan dengan lo" kata Fajri dengan tatapan serius. "Gue tau, gue salah mencampuri urusan lo. Tapi, gue gak mau lo ngerasain gimana rasanya patah hati kaya gue" kata Fajri tersenyum kecut.

"Ko gue?" Tanya Keisya heran.

"Sebenarnya, Senja nolak gue karena dia sayang dan menjalin hubungan diem-diem sama--"

☁️☁️☁️
Terimakasih telah membaca.

FebiyollaFn

4.7.20

about us and him ✔️Where stories live. Discover now