Menguping

1.3K 243 28
                                    

Bam mengikuti Aguero yang baru datang bersama Paman Edahn. Mereka mengikuti Paman Edahn dalam diam ketika mereka duduk di ruang tengah.

V memandang putranya dan putra sahabatnya tersenyum lembut sembari mendekat. "Kalian sebaiknya bermain di taman belakang, ya bersama teman baru."

Bam memegang tangan Aguero dan membawa Aguero menuju taman belakang. Mereka melihat dua orang anak laki-laki yang duduk diayunan taman. "Hai," sapa Bam.

Aguero memandang mereka dengan pandangan menyelidik. "Hai," sapa Aguero. "Kalian mirip dengan raja Zahard."

"Benarkan, Aguero! Bam sangat bahagia karena memiliki teman mirip Dada!"

Aguero mengernyitkan alisnya. Dia merasa ada yang salah dengan semua fakta ini. Ia berjalan menuju ruang tengah. Namun belum terlalu ia melangkah, Bam sudah menahannya.

"Aguero ingin ke mana?" Bam memandang Aguero dengan wajah lucu menggemaskannya.

Aguero mengerang. "Aku ingin menguping pembicaraan para orang tua."

Seorang yang lebih tua dari mereka melangkah maju. "Aku akan ikut."

"Kalau begitu, Bam juga ingin ikut!" Yang lebih muda serupa Zahard juga mengangguk menyetujui.

Keempat anak laki-laki tersebut berjalan menuju pembatas antara taman dan ruang tengah. Mereka duduk dalam tenang.

"Ku pikir kau mencintai Arlene," seru suara Edahn dari dalam.

Helaan napas terdengar. "Aku masih mencintainya, tapi cintaku lebih besar untuk Bam."

Aguero mengernyit jijik. "Dasar raja pedo," katanya serentak dengan Edahn di dalam sana.

"Harusnya kau menjauhkan si pirang ini sejak lama, V. Lihat, sekarang keponakanku terancam bersamamu," bentak Edahn.

Tawa lembut terdengar. "Kau memang menjijikan dengan mencintai putramu sendiri, Zahard." Suara lembut V penuh dengan hujatan. "Mungkin maksudmu mencintai sebagai putra, aku paham itu."

"Yang aku maksud, ketika Bam besar, aku akan menikahinya. Dia sendiri yang meminta menikah denganku," ucap Zahard bangga. "Itu sakit, V!"

Suara pukulan kembali terdengar. "Sekarang keluar! Aku tidak akan mengizinkanmu menikah dengan putraku! Sialan, apa kau tidak merasa berdosa menikahi putramu sendiri!"

Edahn tertawa dengan keras melihat kemarahan V yang jarang terlihat. "Tenang V, ketika dia memang datang meminang, ketika itu kita habisi raja mesum ini."

Suasana kembali tenang. Aguero memandang jijik pada dua anak laki-laki serupa Zahard. Yang lebih tua memandang Aguero dengan pandang datar dan hampir mencekik leher si rambut biru bila tidak ditahan pirang yang lebih muda.

"Baik, sekarang beri alasan masuk akal kenapa kau melakukan tindak memperbanyak diri," Edahn berseru dengan suara main-main. "Ku pikir kau hanya ingin melakukan ini dan itu bersama Arlene."

"Sudah kukatakan, aku Bamseksual," ucap raja tersebut tenang. Suara pukulan kembali terdengar. "Aku berani bersumpah akan membunuhmu bila kau mengulangi kembali V."

"Aku yang terlebih dahulu membunuhmu," desis V. "Aku akan mencincangmu, kemudian aku akan mengirim dagingmu pada keluarga Lo Po Bia untuk dijadikan makanan."

"Baik-baik," balas Zahard malas. "Aku khilaf, itu jawaban untuk pertanyaanmu, Edahn."

"Tidak ada khilaf menghasilkan dua peranakan tidak kembar, Zahard! Kau kira aku bodoh!"

Zahard mendesis. "Mengapa sumbu kalian sangat pendek." Keadaan kembali sunyi. "Aku, sangat frustasi saat itu. Pernah kau bayangkan putramu jatuh sakit dan pertumbuhannya terhenti selama beratus tahun hingga dia mempunyai cucu, cicit, piut, anggas? Aku harus melampiaskan, menghilangkan rasa stressku," Zahard berkata dengan pelan. "Aku tidak memiliki seseorang yang bisa mendukungku seperti V dan Arlene. Beruntung penyakit tersebut tidak membawa putra kecilku pergi."

"Kau melakukan usaha yang membanggakan, Zahard," puji Arlene yang baru saja datang. "Maaf karena kami tidak memberikan dukungan padamu ketika kau sangat membutuhkannya."

"Sudahlah Arlene, setidaknya saat ini, putra kecil kita tumbuh besar, bahagia, dan dipenuhi cinta."

Suara batuk terdengar penuh dengan godaan. "Hoo, aku merasa mendengar Zahard seperti suami sah Arlene. V, apa kau melihat tingkah busuk raja itu? Sudah saatnya memang kau membunuhnya."

"Edahn, jangan menggoda Zahard," balas Arlene dengan suara lembut. "Aku sangat bahagia putraku penuh dicintai."

Aguero menarik Bam menjauh dari tempat menguping mereka. Tidak ingin ketahuan sedang menguping.

"Uhm, Aguero," panggil Bam ragu. Mendapat anggukan dari Aguero membuat Bam berani. "Apa yang dibicarakan oleh Dada, Papa, Mama, dan Paman Edahn?"

"Bukan hal penting, Bam." Aguero mengelus rambut coklat tersebut. "Bukankah sebaiknya kalian memperkenalkan diri."

"Aku Wangnan Jah, dia saudaraku, Karaka."

"Aku Bam 25th, salam kenal."

Aguero memandang malas ke arah pendatang. "Khun Aguero."

Setelah mereka saling berkenalan, Arlene memanggil mereka untuk masuk. Bam berlari kencang ke arah ibunya.

Anak-anak kecil tersebut mengisi kursi kosong. Aguero duduk di sebelah Bam dan seakan menjaga Bam dari pandangan raja mesum tersebut. Khun Edahn melakukan hal serupa tanpa sadar.

Baby BamWhere stories live. Discover now