Langit

109 17 0
                                    

Selasar kediaman Khun terkadang terasa menyejukkan dipadu dengan shinshu milik kepala keluarga Khun yang dingin. Sehingga ketika mentari dari matahari buatan tersebut terlalu panas untuk anak-anak Khun bermain, mereka masih dapat menikmati suasana dari koridor-koridor terbuka kediaman atau bahkan tempat pelatihan.

Bukan menjadi rahasia umum pula bahwa anak-anak dari Khun Edahn jarang akur karena permasalahan internal mereka sendiri untuk bertahan di rumah yang keras tersebut. Jadi tempat-tempat di luar rumah keluarga cabang sendiri merupakan daerah sepi.

Mengetahui hal tersebut karena besar di rumah tersebut menjadi salah satu keuntungan bagi Aguero karena bisa menyembunyikan Bam untuk dirinya. Ia membawa Bam menyusuri selasar demi selasar menjauhi tempat umum dan membawa Bam duduk di tempat lebih teduh.

Bam memandang kebun anggur di depannya dengan pandangan memuja. "Aguero, Bam tau kalau Paman Edahn memiliki taman yang luas, tetapi ini sangat besar dan banyak buah anggur."

"Ayah menyukai anggur wajar memilikinya di perkebunan." Aguero mengisyaratkan Bam untuk duduk di sebelahnya yang langsung diterima Bam. "Tak jauh dari sini ada danau untuk memancing, jika ada kesempatan lain aku akan mengajakmu untuk memancing di sana."

Bam terlihat cerah mendengar janji yang diberikan Aguero. "Tentu saja, Aguero. Bam tidak pernah benar-benar memancing sebelumnya karena Dada."

Aguero terkekeh dan mengangguk paham kemudian membalas, "Ya aku bisa melihatnya. Bagaimana juga ia cukup menyebalkan karena perintahnya mutlak, bukan."

Bam mengangguk dan membaringkan diri kemudian menarik belakang baju Aguero memaksa anak lelaki lainnya berbaring bersamanya. Tentu langsung dilakukan oleh Aguero, siapa Aguero menolak permintaan Bam. "Ah anginnya nikmat sekali, rasanya Bam mengantuk."

"Jangan tertidur di luar Bam, bisa saja kamu sakit karena terpapar angin terus menerus." Aguero memiringkan badannya untuk menghadap Bam.

Bam ikut memiringkan badannya dan tertawa kecil. "Bam itu kuat Aguero, angin seperti ini tidak akan membuat Bam sakit."

Mata Aguero berkilat nakal sebelum menjulurkan tangannya dan menggelitik pinggang anak lelaki di hadapannya. Bam yang menerima serangan mendadak tersebut kemudian tertawa keras. Memohon sesekali dengan air mata mengalir di sudut mata lebarnya. "Aguero maaf," ujar Bam disela tawanya. "Bam tidak akan sombong lagi."

Aguero mengangkat salah satu alisnya. "Benarkah?" Salah satu tangannya naik untuk menggelitik leher Bam sebelum berhenti dan menghapus air mata geli Bam.

Bam memandangnya dengan bibir bawa mencebik. "Aguero tidak mendengarkan Bam."

Aguero hanya bersenandung sebelum memejamkan mata. "Bam juga sama saja."

Bam kembali menelentangkan tubuhnya dan memandang langit yang berhias shinshu berbentuk awan. "Menurut Aguero apakah di dunia luar langit dan awan lebih indah?"

Aguero membuka mata dan memandang sisi samping wajah Bam lekat. Membalas pelan, "Mungkin saja, bagaimana pun langit berasal dari legenda yang dibawa oleh para pendekar hebat."

"Tetapi," Bam menjeda sejenak menimbang ingin melanjutkan atau tidak. Ketika ia merasakan tangan Aguero yang menautkan jemari mereka, Bam berani melanjutkan, "Jika begitu mengapa keluarga kita memutuskan memasuki menara dan tidak mencari jalan keluar."

Aguero diam sejenak. "Mungkin mereka masuk untuk ingin tau bagaimana mengeksplorasi daerah baru. Seperti ketika kita berkeliling di lantai keluarga Grace, ingat." Bam mengangguk membalas pertanyaan Aguero. "Namun, aku juga tidak tau mengapa mereka memilih tinggal."

"Apakah karena mereka juga menyayangi penduduk asli menara? Papa dan Mama sesekali membawa Bam menemui penduduk asli dan reguler yang berhenti mendaki."

Aguero yakin bukan itu alasan mereka tetap tinggal karena bagaimana sikap sang Ayah yang melakukan istri-istrinya tak lebih dari barang, tetapi menurut Aguero Bam tak perlu tau bagaimana deduksi Aguero yang kelam dan negatif. Biarkan anak ini selalu dipenuhi perasaan positif. Aguero mendekati badan mereka dan memeluk Bam kemudian menepuk punggung Bam lembut.

Bam melakukan hal serupa pada Aguero. Balas menepuk punggung Aguero. "Apakah langit di luar menara akan sebiru rambut Aguero? Atau sebiru mata Aguero?"

Aguero mengeluarkan dengungan lembut seakan sedang berpikir. "Kupikir warnanya akan sama, bagaimana pun tentu para Great Warrior akan membuat senyata mungkin." Aguero membebaskan tangan Bam dari pelukannya dan menarik diri untuk melihat langit yang sedang mereka bahas sedari tadi. "Apakah kita bisa keluar dari menara dan mencaritahu bersama, Bam? Aku ingin tau dan menemukan jawaban bersamamu bahkan jika membutuhkan waktu seumur hidup."

Tak mendengar balasan, Aguero melirik ke arah Bam yang tertidur tenang. Aguero tersenyum lembut sebelum akhirnya ikut memejamkan matanya menikmati angin sepoi-sepoi menerpa mereka.

Pada akhir hari, Edahn dan V menemukan kedua putra mereka tidur berpelukkan dengan Aguero memeluk melindungi Bam dari sinar mentari. Memeluk Bam di dalam dadanya dan menjaga Bam dengan lembut dari ancaman yang tak akan disadari keduanya dengan betapa pulas keduanya tidur.

Dibayangan saya, mereka kalau menikah sepertinya begini deh:
A(Aguero): "Aku sebenarnya ingin bicara ini dari lama. Kamu mau menikah denganku?" Sambil keluarin cincin
B(Bam): "Eeh, saya juga ingin menanyakan hal serupa." Sambil keluarin cincinnya
A dan B saling pandang lalu ketawa dan ngasih cincin mereka, jadi semua orang mikir mereka putus dan takut nanya kemudian batiba dapat undangan nikah mereka dan semua orang syok karena mereka (merasa) ditipu

PS: Karena di bab Putri Zahard saya bilang mereka rebutan senjata legendaris sedangkan setelah saya reread sksksksk kalau 13 bulan itu aslinya buat 13 great warriors, apa senjatanya kita modif 🤔🤨 dan 13 bulan tetap diberi ke seharusnya karena gimana juga mereka ga pernah bertikai jadi harusnya rencana awal senjatanya tetap buat mereka.

PS lainnya: timelinenya beneran kacau deh, tapi gffh soalmya kan ff, yak 😎 (minta ampun sama kanjeng SIU). Oh, sama menurut hc saya, menara tuh kebanyakan ya berdasarkan cerita Zahard dan shabatnya jadi mereka yang bikin penduduk menara ngenal langit, salju, dsb tapi balik lagi ini hc soalnya saya juga lupa cerita aslinya

Baby BamWhere stories live. Discover now